90 menyediakan barang dan jasa ekosistem berupa biodiversitas, ekonomi,
pengaturan iklim mikro, retensi tanah, estetika, ekowisata, spiritual, pendidikan dan penelitian, serta keberlanjutan hidup, bagi segenap
masyarakat sekitar kawasan. 2 Keterkaitan kondisi sistem sosial ekologi Estuari Segara Anakan dengan
rencana pengembangan fish sanctuary, menunjukkan masih sangat memungkinkan untuk dikembangkan. Hal tersebut dengan menilai natural
capital asset pada beberapa kawasan masih memiki dan menyediakan sejumlah barang dan jasa ekosistem berupa kondisi perairan dan mangrove
dalam fungsinya sebagai penyedia jasa regulasi, penunjang, dan budaya. Pada komponen mangrove terutama di Desa Kotawaru, Tritih Kulon, Panikel,
dan Ujung Alang, sedangkan pada tipe tutupan perairan khususnya di Desa Kotawaru, Tritih Kulon, Panikel, Ujung Alang, Klaces, dan Ujung Gagak
memiliki status surplus.
91
4. VALUASI EKONOMI EKOSISTEM ESTUARI SEGARA ANAKAN DALAM KERANGKA PENGEMBANGAN FISH SANCTUARY
4.1. Pendahuluan 4.1.1 Latar Belakang
Sumberdaya alam merupakan faktor produksi yang sangat penting. Rothengatter 1987 mengemukakan bahwa sumberdaya alam tidak hanya
berfungsi sebagai penyedia bahan baku bagi beragam kepentingan manusia, namun juga penyerap polusi yang dihasilkan dari proses produksi. Seiring hal
tersebut, Dixon 1985 menyatakan bahwa pertumbuhan kesejahteraan masyarakat bersifat intemporal antar waktu dan terus menerus, tidak hanya bergantung pada
faktor produksi semata namun juga pada keinginan dan pilihan untuk memperhatikan kualitas lingkungan dan kewajaran alokasi. Pertumbuhan
konsumsi yang memperhatikan perlindungan lingkungan hanya mungkin terjadi ketika ketersediaan sumberdaya alam tumbuh lebih cepat. Hal ini berarti bahwa
invenstasi pada sumberdaya alam adalah faktor kunci dalam menjamin konsumsi di masa yang akan datang. Oleh sebab itu inventasi harus mempertimbangkan
perkembangan ekonomi yang berkelanjutan. Konsumsi sumberdaya tanpa disertai pengelolaan bukan saja mengakibatkan kemunduran mutu sumberdaya, namun
juga berdampak pada distribusi pendapatan dan kesejahteraan. Tanpa pengaturan, sektor pembangunan yang tampaknya kuat dapat menjadi dominan, dan sektor
yang tampaknya lemah, akan berkurang bahkan hilang Nikijuluv, 1995 Valuasi ekonomi merupakan pilihan pendekatan sebagai kerangka analisa
dalam pengambilan keputusan bagi pengelolaan. Nikijuluw 1995 mengemukakan bahwa keputusan mengembangan suatu sektor tidak hanya
bergantung pada pertimbangan ekonomi semata, namun faktor lain seperti faktor sosial, kultural, politik, bahkan aspek bioekologis, sehingga pendekatan valuasi
ekonomi dapat digunakan sebagai pijakan dalam mengevaluasi berbagai aspek pada berbagai alternatif skenario pengembangan kawasan. Total valuasi
dilakukan untuk menduga total kontribusi ekonomi dari suatu ekosistem kepada masyarakat. Nilai tersebut adalah nilai yang terkandung dari suatu sumberdaya,
baik nilai guna maupun nilai fungsional yang harus diperhitungkan dalam
92 menyusun kebijakan pengelolaan sehingga alokasi dan alternatif pemanfaatannya
dapat ditentukan secara benar dan tepat sasaran Koeshendrajana et al. 2009. Estuari segara anakan, merupakan salah satu estuari potensial dalam
menyediakan faktor produksi sumberdaya dan jasa ekosistem baik pada wilayah teresterial, maupun perairannya. Berkaitan dengan aspek perikanan, saat ini
kawasan ini menjadi tempat bergantung lebih dari 3.388 nelayan, dan sandaran hidup bagi 79.335 penduduk sekitar estuari. Berpedoman dengan
mempertimbangkan sektor yang saling terkait dalam pengelolaan perikanan melalui pengembangan fish sanctuary, maka teknik penilaian ekonomi yang
digunakan dalam analisis nilai ekonomi ekosistem estuari adalah pendekatan Nilai Ekonomi Total Total Economic Value, TEV.
4.1.2 Tujuan
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis nilai ekonomi total dari ekosistem estuari Segara Anakan terkait pengembangan fish sanctuary melalui
pendekatan penilaian jasa ekosistem ecosystem service. 4.2 Metode Penelitian
4.2.1. Metode Pengambilan Contoh
Populasi dalam penelitian ini adalah masysrakat danatau lembaga terkait langsung maupun tidak langsung dalam pemanfaatan ekosistem estuari khususnya
hutan mangrove dan perairan. Sub populasi meliputi pengambil hasil hutan, nelayan, pengambil hasil satwa, dan penerima manfaat keberadaan hutan
mangrove. Jumlah responden ditetapkan berdasarkan azas keterwakilan berdasarkan jenis kegiatan pemanfaatan sumberdaya perairan dan hutan mangrove
pada masing-masing desa pesisir.
4.2.2 Metode Analisis data
Dalam penelitian ini nilai sumberdaya yang akan dikuantifikasi meliputi nilai manfaat langsung, dan nilai manfaat tidak langsung. Nilai manfaat langsung
meliputi nilai log kayu, nilai kayu bakar, nilai perikanan, dan nilai pembelajaran.
93 Nilai manfaat tidak langsung, meliputi nilai fungsi biologis sebagai habitat
pemijahanasuhan, produksi seresah, dan produksi karbon Tabel 46, Gambar 15
Tabel 46. Klasifikasi fungsi dan manfaat Ekosistem Estuari Segara Anakan terkait pengembangan fish sanctuary
No Tipologi Penilaian
Klasifikasi fungsi dan manfaat
Metode valuasi 1.
Nilai Manfaat
Langsung direct use value
- Nilai tegakan pohon log kayu mangrove
Market price - Nilai kayu bakar
Market price - Nilai Daun nipah
Market price - Nilai satwaburung
Market price - Nilai
perikanan udang, ikan, kepiting,
dan moluska Market price
- Nilai pembelajaran Surrogate Market price
2. Nilai Manfaat tidak
langsung indirect use value
- Nilai Penyedia Habitat PemijahanAsuhan
Production Function
Approach Barbier dan Ivar,
1998 - Nilai produksi pakan
Benefit transfer - Nilai
penyimpan karbon
Benefit transfer
Gambar 15. Tahap Penilaian Nilai Ekonomi Total ESA.
Nilai ekonomi ESA
Direct use value:
indirect use value
Nilai Log
kayu Nilai
Kayu Bakar
Nilai Perikanan
Total Nilai Ekonomi Kawasan
Nilai Satwa Nilai
Pembelajaran Nilai
penyimpan karbon
Nilai penyedia
pakan Nilai habitat
pemijahan
Market Price
Method Market
Price Method
Surrogate Market price
Methodetho Market
Price Method
Market Price
Method Production
functions approach
Benefit Transfer
Method Benefit
Transfer Method