Metode analisis data Metode Penelitian 1 Lokasi Penelitian
58
Kualitas lingkungan perairan di Estuari Segara Anakan ditunjukkan oleh penilaian beberapa parameter baik fisik maupun kimia. Pengamatan dilakukan
pada Bulan Juni 2014 mewakili musim kemarau, dan sebagai pembanding pada Bulan Desember 2013 mengacu pada BP2KSI 2013 mewakili musim hujan.
Hasil pengamatan kondisi lingkungan perairan Estuari Segara Anakan disajikan pada Tabel 7.
Tabel 7. Hasil pengamatan kualitas lingkungan perairan estuari
No Parameter Kualitas
Perairan Hasil Pengamatan
Desember 2013 Juni 2014
Rerata min
maks rerata
min maks
1 Suhu air
C 27,71
27 29
29,85 28,94
30,83 2
Salinitas
o oo
6,16 15
8,92 3,75
13,35 3
Kecepatan arus mdetik 0,12
0,68 2,78
0,76 0,12
1,58 4
pH 7,73
7,5 8,2
7,95 7,60
8,40 5
Kecerahan m 64,16
15 100
81,53 30
160 6
Turbiditas NTU 18,07
5 65,08
14,35 3,99
32,79 7
DO ppm 3,89
3,22 4,7
6,59 4,11
9,17 8
TSS 0,09
0,03 0,12
0,05 0,02
0,07 Keterangan: BP2KSI, 2013; data primer
Dinamika kualitas lingkungan perairan sangat mempengaruhi distribusi ekosistem dan spesies, diantaranya adalah suhu, dan salinitas perairan. Estuari
Segara Anakan didominasi oleh hutan mangrove. Dinamika suhu dan salinitas akan mempengaruhi pembentukan formasi dari hutan mangrove, termasuk
tipologi biota perairannya. Kisaran suhu optimal bagi kehidupan biota estuari adalah 30
o
C Kirby-smith et al. 2003. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa perairan Estuari Segara Anakan memiliki kisaran suhu permukaan antara 28,94
– 30,83 rata rata 29,85 pada musim kemarau, dan 27 -29
o
C rata rata 27,71
o
C pada musim hujan, dan merupakan kondisi yang cukup mendukung kehidupan
biota estuaria khususnya pada tingkat larva. Sedangkan salinitas berada pada kisaran 3,75
– 13,35
00
rata rata 8,92
00
pada musim kemarau, dan kisaran dan 0 - 15
00
rata rata 6,16
00
pada musim hujan. Nilai salinitas tersebut menunjukan adanya keseimbangan pengaruh laut dan sungai merata diseluruh perairan estuari.
Turbiditas merupakan parameter fisika yang menunjukkan tingkat kekeruhan. Parameter ini sangat mempengaruhi kekayaan jenis dan kelimpahan
fauna makrozobenthos. Kriteria nilai turbiditas untuk perlindungan hewan aquatik
59 yang dikeluarkan oleh USA berkisar antara 5-25. Peningkatan nilai 23 NTU
sangat mempengaruhi kekayaan dan kemelimpahan fauna bentik Quinn et al 1992. Nilai turbiditas di lokasi penelitian berkisar antara 3,99 -32,79 NTU
dengan rata rata 14,35 NTU, masih berada pada kisaran nilai yang disarankan untuk perikanan muara yakni 16,5-19,5 NTU Sulastri et al. 2007. Kecuali
daerah Muara Citanduy dan Cibeureum memiliki nilai turbiditas lebih tinggi, diduga akibat tingginya laju sedimentasi.