Pengelolaan Sumberdaya Perikanan Manfaat ekonomis dan sosial estuaria, antara lain:

38 Tabel 3. Kisaran nilai parameter kualitas air dalam mendukung kehidupan biota Estuari parameter satuan Nilai kisaran yang disarankan sumber 1. Kualitas air a. Parameter non spesifik Turbiditas NTU 5 -25 USA Quinn et al, 1992 Salinitas Ppt 0,5 – 17 Nontji 1992 Suhu C 30 Kirby-smith et al 2003 pH - 6,5 – 8,5 PP 02men KLHI1998 DO mgL 5 Kep Men LH No. 512004 b.Parameter nutrisi T-N mgL 1,5 SEPA 1991 Nitrat NO 3 mgL 10 PP no 82 2001 P-PO 4 mgL 0,2 PP no 82 2001 T-P mgL 0,05 SEPA 1991 TNTP - 7 Jorgensen 1980 c. Parameter pengganggu Nitrit N-NO 2 mgL 0,06 PP no 82 2001 Amonia N-NH 3 mgL 0,02 PP no 82 2001 d. Parameter logam KaliumPotasium K mgL 200-400 Hartoto et al, 2007 Kalsium Ca mgL 180-220 Hartoto et al, 2007 Magnesium Mg mgL 900-1500 Hartoto et al, 2007 Sodium Na mgL 5000-9000 Hartoto et al, 2007 Besi Fe mgL 0,15-0,2 Hartoto et al, 2007 Mangan Mn mgL 0,02 – 0,03 Hartoto et al 2007; jorgensen, 1981; Goldman dan horne 1983 Timbal Pb mgL 0,008 Kep Men LH No. 512004 Kadmium Cd mgL 0,001 Kep Men LH No. 512004 Tembaga Cu mgL 0,008 Kep Men LH No. 512004 Seng Zn mgL 0,05 Kep Men LH No. 512004 Nikel Ni mgL 0,05 Kep Men LH No. 512004 Merkuri Hg mgL 0,002 Kep Men LH No. 512004 2. Biota Fitoplankton dominan Chaetocheros sp, Fragilaria sp, Nitzschia sp, Nitzschia closterium, Pleurosigmasp Hartoto et al, 2007 Zooplankton dominan Brachyuran; Copepod, caridina Asthon et al 2003; Hartoto et al 2007 Benthos Moluska Codakia sp Hartoto et al 2007 Crusacea Ostracoda sp Hartoto et al 2007 polychaeta Mediomastus sp Lianso et al 2002 39 Turbiditas merupakan parameter fisika yang menunjukkan tingkat kekeruhan. Parameter ini sangat mempengaruhi kekayaan jenis dan kelimpahan fauna makrozobenthos. Nilai kisaran turbiditas yang diusulkan untuk perikanan muara berkisar antara 16,5-19,5 NTU Sulastri et al. 2007, mengingat peningkatan nilai 23 NTU sangat mempengaruhi kekayaan dan kemelimpahan fauna bentik Quinn et al 1992. Kriteria nilai turbiditas untuk perlindungan hewan aquatik yang dikeluarkan oleh USA berkisar antara 5-25 NTU. Konduktifitas adalah parameter yang menunjukkan tingkat kelarutan ion yang dapat menghantarkan arus listrik di perairan. Nilai konduktifitas dan salinitas berbanding lurus, nilai yang tinggi di estuari menunjukan pengaruh laut lebih besar dibanding sungai. pH, suhu dan DO berperan penting dalam mendukung kehidupan biota khususnya pada tingkat larva. Hasil penelitian Kirby-Smith et al. 2001 di North California Estuary menunjukkan bahwa potensial strees fauna nekton adalah suhu 30 dan DO 2mgL pada zona tengah dan atas estuari. Parameter nutrisi N-NO 3 , P-PO 4 , T-N, T-P, dan TNTP, untuk perairan alami konsentrasi nitrat berkisar antara 0,05-0,2 mgL Wetzel 2001, T-N dan T- P masing-masing 1,5 mgL dan 0,05 mgL yang menandakan perairan yang subur SEPA 1991. Namun kondisi yang lebih rendah memungkinkan bagi perairan dengan vegetasi yang masih baik terkait fungsi ekologis sebagai filter alami dalam proses reduksi sedimen, nutrien dan polutan Cullen 2002. Sedangkan rasio TNTP berkaitan dengan faktor pembatas pertumbuhan plankton, dimana rasio 7 maka faktor pembatasnya adalah nitrogen dan alga yang dapat bersifat toksik, dan 7 maka faktor pembatasnya adalah fosfor Jorgensen 1980. Parameter logam, yakni Kalsium Ca, Sodium Na, potasium K, Besi Fe, dan Mangan Mn merupakan unsur logam yang pada tingkat tertentu diperlukan dalam proses metabolisme organisme. Kalsium diperlukan dalam pembentukan cangkang organisme moluska dan invertebrata lainnya, Na membantu pertumbuhan tumbuhan, K sebagai enzim aktivasi sel, Fe sebagai oxidative metabolisme dan fotosintesis, dan Mn sebagai cofactor beberapa enzim. Mn dilaporkan toksik diperairan sungai yang terpolusi kegiatan penambangan dengan tingkat toksik 2 mgL dalam skala lab Goldman dan Horne 1993, konsentrasi 0,1mgL berdampak pada penurunan laju pertumbuhan bahkan 40 kematian jorgensen, 1980. Konsentrasi logam berat seperti timbal Pb, seng Zn, dan tembaga Cu 0,01 mgL cukup membahayakan bagi kehidupan ikan Jorgensen 1980. Parameter biotik sebagai indikator kesuburan fitoplankton, zooplankton, dan benthos. Buchaman 2005, mengemukakan bahwa kemelimpahan alga biru hijau seperti oscilatoria spp, raphidipsis spp, kelompok dinoflagellata Gymnodinium spp, Prorocentrum minimum, Katodinium, dan Rotundatum dan beberapa jenis diatom seperti Trichodesmium sp dan Peridinium sp Sulastri dkk, 2009 merupakan indikasi perairan yang kurang baik karena memiliki kemampuan mengeluarkan bahan toksin yang dapat membahayakan biota lainnya. Sedang kemelimpahan kelompok larva Brachyuran, dan Caridina spp mengindikasikan habitat mangrove yang masih baik Ashton et al 2003 dan berperan penting dalam jaring-jaring makanan food web. Selanjutnya, dalam menilai keanekaragaman hayati perairan, pendekatan indek integritas biologi Ganasan dan Hughes 1998; Nasution et al. 2009 dapat digunakan sebagai salah satu pendekatan dalam merumuskan kriteria zonasi bagi penetapan sebuah kawasan perlindungan bagi tipe ekosistem yang khas Tabel 4 Tabel 4. Index of biological integrity untuk menilai keaneragaman hayati perairan di Segara Anakan di modifikasi dari Ganashan dan Hughes 1998; Nasution 2009 Kategori metrik Kriteria Tinggi Skor:5 Sedang Skor:3 Rendah Skor:1 Kekayaan taksonomis Jumlah spesies khas Jumlah spesies bukan khas Komposisi habitat Jumlah spesies bentik Jumlah spesies yang hidup di kolom air Jumlah spesies yang tidak toleran Komposisi trofik spesies insectivorus spesies herbivorus spesies karnivorus Kesehatan dan kelimpahan ikan Jumlah total individu ha individu bukan spesies khas spesies dengan bentuk tidak normalcacat 41

2.7.2. Konektivitas Sosial Ekologi

Konektivitas ekologi menggambarkan sifat mudah tidaknya perpindahan materi, energi, dan organisme dalam melintasi ekoton wilayah perbatasan antara dua tipe habitat dalam kaitannya untuk memijah, mencari makan, dan tumbuh Nasution et al. 2009. Selanjutnya Glaser 2010; Adrianto 2011 menyatakan bahwa konektivitas sosial-ekologi adalah adanya saling ketergantungan fungsional antara manusia sistem sosial dan alam sistem ekologi dan antara pesisir dan laut dalam berbagai aspek perubahan. Dalam konteks estuari, kajian ini dilakukan untuk mengetahui keterkaitan sumberdaya habitat estuari dengan sumberdaya habitat perairan di atas sungai, dan didepannya pesisir dan laut. Keutuhan sistem alur air, fungsi sistem hidrologi termasuk morfologi dan kedalaman perairan, struktur sedimen, kondisi tutupan vegetasi kaitannya sebagai pemasok bahan alohtonus, dan keterkaitan masyarakat terhadap sumberdaya merupakan parameter kunci dalam mengukur konektivitas sosial-ekologi Sulastri et al . 2010.

2.8. Publikasi yang terkait dengan penelitian.

Penelitian tentang Kawasan Segara Anakan telah banyak dilakukan oleh berbagai instansi dan perguruan tinggi, baik aspek ekologi, ekonomi, sosial dan kebijakan yang sebagian besar dilakukan secara terpisah. Kajian menunjukkan bahwa dinamika sistem alam di Segara Anakan berlangsung relatif cepat. Hal ini seiring dan merupakan penyebab utamanya adalah terjadinya proses sedimentasi. Besarnya aliran sedimen yang bermuara di Segara Anakan mencapai 5-10 juta m3tahun diantaranya mengendap di laguna ECI 1994. Hal ini telah menyebabkan timbulnya daratan baru sejalan dengan penyusutan perairan. Selanjutnya berdasarkan penelitian Taurusman 1999 laju sedimen di Laguna pada musim hujan sebesar 131,08 kgm2hari sedimen dan 3,690 kgm2hari limbah organik. Hasil ini yang diperoleh dari penelitian lapangan hampir sama dengan menggunakan nilai prediksi model sedimentasi. Meskipun laju sedimentasi relatif tinggi, Segara Anakan tetap potensial bagi kegiatan perikanan, baik penangkapan maupun kegiatan pertambakan. Di bidang budidaya, salah satu penelitian menyimpulkan bahwa luas optimal tambak