96
”Menurut saya ruang Bahasa Indonesia banyak alat-alat atau gambar yang dapat digunakan dalam pembelajaran, yang semua itu sebagian besar dari siswa sendiri.
Siswa mau melakukan dengan senang hati karena mendapat bonus nilai, dan biasanya diminta mempresentasikan dulu. Karena gurunya kreatif ya, maka
ruangannya juga berbeda dengan ruang pelajaran yang lain”. Gr.W.Ren.21
Berangkat dari hal-hal tersebut di atas, maka di dalam bagian ini akan memaparkan secara rinci dari hasil penelitian tentang manajemen pembelajaran
Bahasa Indonesia yang meliputi: perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, penilaian, dan tindak lanjut pengembangan, yaitu sebagai berikut:
4.3.1 Perencanaan dan Persiapan Pembelajaran
Perencanaan merupakan kegiatan manajemen pembelajaran yang harus dilakukan sebelum melakukan kegiatan selanjutnya. Dalam perencanaan ini
melakukan kegiatan berupa perencanaan perangkat pembelajaran, seperti menyusun silabus, membuat RPP Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.
Indikator-indikator yang perlu diperhatikan di dalam perencanaan pembelajaran ini, meliputi: 1 mendiskripsikan tujuan pembelajaran, 2 memilih dan
menentukan materi, 3 menentukan strategi dan metode, 4 menentukan media dan alat peraga, 5 menyusun perangkat penilaian, 6 menentukan teknik
penilaian, 7 mengalokasikan waktu pembelajaran. Perencanaan pembelajaran yang dilakukan pengampu mata pelajaran
bahasa Indonesia dibagi menjadi dua, yakni: 4.3.1.1 Perencanaan administrasi, yaitu: 1 menyusun silabus, 2 menyusun
RPP Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, 3 membuat format penilaian, 4 Menyusun jadwal kegiatan di luar jam pelajaran untuk remedial dan
pengayaan.
97
4.3.1.2 Perencanaan teknis, yaitu: 1 pengaturan tempat duduk yang sesuai dengan kebutuhan pembelajaran, 2 menyiapkan media yang diperlukan
dengan cara menawarkan kepada siswa yang akan menyediakan secara bergantian, 3 membagi kelompok belajar, dan 4 mengatur kegiatan
pembelajaran dengan cara dijadwalkan. Mekanisme yang dilakukan guru pada saat perencanaan adalah: 1 guru
memilih materi yang akan dibahas bersama siswa, dan mengembangkan materi tersebut guna memudahkan pemahaman siswa, 2 guru memberitahukan sarana
atau media dan cara penggunaannya dalam pembelajaran, 3 guru menentukan indikator dan memberitahukan target yang akan dicapai, 4 guru
memberitahukan sumber belajar dan buku referensi yang dapat digunakan siswa, 5 guru memberikan tugas sebagai persiapan siswa sebelum pembelajaran.
Dari keterangan yang diperoleh pada saat melakukan wawancara kepada guru dan siswa tentang perencanaan pembelajaran, adalah sebagai berikut:
Penuturan guru Bahasa Indonesia: ”Pelaksanaan pembelajaran dengan model Kelas berjalan ini bagi saya sangat
menguntungkan, karena guru punya otoritas dalam menentukan kebutuhan, penataan dan penempatan ruang secara permanen menimbulkan suasana
pembelajaran yang dapat menarik siswa, minimal dalam membahas satu kompetensi tidak harus merubah tata ruang. Maka saya melakukan perencanaan
yang matang baik secara administrasi maupun praktiknya. Misalnya, sejak saya menyusun silabus dan RPP sudah mempersiapkan pola penggunaan sumber
belajar dan media yang tersedia di dalam ruang bahasa Indonesia. Praktik pembelajaranpun juga sudah dapat dipersiapkan sebelumnya, misalnya
menyediakan media seperti tape recorder, slide LCD, dan alat-alat peraga yang tidak lagi membawa kesana-kemari, tapi sudah terpasang dan tersedia di ruangan.
Dalam pembelajaran bahasa Indonesia biasanya saya menyebutkan beberapa indikator, kemudian siswa mulai melakukan persiapan dari rumah
mendiskrepsikan indikator tersebut, dan mereka laporkan sebelum pembelajaran tatap muka. Karena saya memiliki ruang khusus, sehingga siswa leluasa
98
menemui saya untuk melaporkan hasilnya dan melakukan kegiatan lain, maka pada saat jam-jam istirahat di ruang saya selalu ada siswa yang berkunjung
untuk melakukan suatu kegiatan atau melaporkan sesuatu. Selain itu saya juga menyediakan buku kunjungan siswa. Buku ini diisi oleh setiap siswa yang
masukberkunjung ke ruang saya untuk melakukan suatu kegiatan, dan kelihatannya siswa semakin seneng melakukannya”. Gr.W.Ren.22
Penuturan siswa tentang perencanaan pembelajaran bahasa Indonesia: ”Setiap hari ketika di rumah melihat jadwal pelajaran saya juga harus selalu
mengingat-ingat ruang-ruang dimana saya akan masuki sesuai jadwal, kadang suka tapi kadang juga tidak. Kalau pas akan masuk ruang kelas yang menarik ya
senang, karena gurunya kreatif seneng nata-nata segala sesuatu yang ada di ruangannya. Seperti ruang bahasa Indonesia, di sana ada tape, hasil tulisan siswa
yang dipajang. Disamping itu siswa juga lebih aktif karena diberikan indikator yang dapat didiskrepsikan dari rumah untuk dilaporkan kepada guru dan
sekaligus juga dapat dipresentasikan sebelum pertemuan. Saya senang, karena setiap kegiatan siswa mendapat bonus poin tambahan nilai. Menurut saya hal
ini menguntungkan sekali, karena kecuali mendapat tambahan nilai juga ketika pertemuan pada saat pelajaran guru menerangkan materi, siswa sudah dapat
menanggapi dan selalu bertanya, jadi ya tidak membosankan. Kecuali jam pelajaran siswa-siswa juga sering masuk di ruang Bahasa Indonesia, di sana ada
buku yang bisa diisi siswa yang akan melakukan kegiatan, dan itu kelihatannya hanya di ruang Bahasa Indonesia saja”. Ss.W.Ren.23
Kecuali data yang diperoleh dari teknik wawancara, penulis melakukan pengamatan secara acak dan berulang kali terhadap ruang mata pelajaran bahasa
Indonesia pada saat akan melaksanakan pembelajaran terhadap kelas yang berbeda, memperoleh data antara lain: 1 ruang disediakan alat-alat
pembelajaran seperti; tape recorder, komputer dan LCD, beberapa alat peraga, 2 seperangkat administrasi pembelajaran dan pendukungnya, misalnya; daftar
absensi siswa, buku kunjungan, buku-buku pendamping, silabus dan RPP yang dibuat guru sendiri tidak menggantungkan dari MGMP, kartu penilain kegiatan
siswa, daftar kolektif nilai siswa, 3 penataan formasi mejakursi sesuai dengan kebutuhan, misalnya; berbentuk “U” , dibentuk menjadi beberapa kelompok, atau
99
semua meja menghadap kedepan seperti kelas yang lain pada umumnya, 4 kesiapan guru yang selalu berada di ruangan pada saat tidak melakukan
pembelajaran tatap muka dengan siswanya.
4.3.2 Pengorganisasi Pembelajaran