78
Dari penjelasan kepala sekolah tersebut, kemudian penulis menemui pihak-pihak yang dipandang layak untuk diminta keterangan, seperti tertera pada
tabel 8 diantaranya adalah Ketua Tim, guru, Ketua Komite sekolah, yang pada dasarnya memberikan penjelasan sama dengan kepala sekolah. Berbagai
keterangan yang dapat diperoleh itu memberikan gambaran bahwa model kelas berjalan tidak sekedar proses belajar mengajar yang siswanya berpindah-pindah
dari ruang satu ke ruang yang lain, tetapi lebih menekankan pada keotoritasan guru dalam menciptakan pembelajaran yang menarik dan menyenangkan dengan
manata ruang serta melakukan pembelajaran yang dapat mencerminkan ciri khas mata pelajaran yang bersangkutan. Dengan demikian semua warga sekolah akan
memiliki pemahaman yang sama tentang maksud dan tujuan dari kelas berjalan, karena penjelasan dan sosialisasinya tidak hanya terbatas pada kepala sekolah,
tetapi secara berkesinambungan dilakukan oleh berbagai pihak menurut berjalannya waktu dan kegiatan yang dilakukan.
4.2.1.2 Perencanaan Peserta Didik
Pada tahap perencanaan peserta didik, untuk melaksanakan pembelajaran kelas berjalan, siswa diberikan penjelasan secara umum beberapa kali
sebagai sosialisasi melalui kegiatan upacara bendera hari Senin yang terkait dengan manfaat dan tujuan kelas berjalan, cara pelaksanaan
pembelajaran, mekanisme pergantian pelajaran, perlengkapan siswa, dan hal-hal lain yang berkaitan dengan pembelajaran kelas berjalan. Seperti
dituturkan oleh ketua Tim, bahwa:
79
“Tujuan dari persiapan peserta didik ini, dimaksudkan agar siswa memiliki kesiapan dan dukungan baik secara moral maupun teknik
terhadap program baru yang akan dilaksanakan. Oleh karena itu agar dalam pelaksanaannya nanti tidak lagi terjadi masalah yang besar, maka
dilakukan simulasi pembelajaran kelas berjalan seminggu sekali pada hari Jumat mulai semester genap 2006-2007. Dengan simulasi ini akan dapat
diketahui kendala-kendala atau kelemahan-kelemahan yang terjadi, sehingga sambil berjalan dapat dilakukan pembenahan dan perbaikan
sebelum pelaksanaan kelas berjalan yang sesungguhnya. Dan tidak terlalu merepotkan, karena simulasi dilaksanakan hanya dalam pergantian dua
kali jam pelajaran. Dengan demikian pada saatnya pelaksanaan kelas berjalan yang sesungguhnya siswa seperti sudah terbiasa atau telah
membudaya mengikuti pembelajaran kelas berjalan”. Kt.W.Ren.7
Di dalam proses pembelajaran dengan model kelas berjalan siswa selalu aktif dan mengingat-ingat harus kemana dan dimana mereka mengikuti
pelajaran selanjutnya. Hal ini pada awalnya mungkin dirasa merepotkan dan menyita perhatian yang banyak, namun dengan kebiasaan yang
mereka lakukan diharapkan menjadi suatu budaya yang mengasikkan karena setiap pergantian pelajaran dengan durasi waktu lima menit
mereka mendengarkan alunan musik sambil berjalan menuju kelas ruang pembelajaran berikutnya. Dituturkan oleh siswa kelas IX tentang kelas
berjalan setelah beberapa kali melakukan simulasi, sebagai berikut: “Pada awalnya sih agak bingung, apalagi menerima penjelasan saat
upacara tidak langsung nyentel apa yang dimaksud dengan kelas berjalan. Tetapi sewaktu simulasi yang pertama meski para siswa terlihat
semrawut sudah mulai tahu gambaran yang harus dilakukan ketika pergantian pelajaran. Kemudian dengan simulasi yang dilakukan berulang
kali toh akhirnya siswa paham juga. Maka ketika diberitahu akan ada simulasi kelas berjalan, siswa menunggu saatnya tiba untuk segera
dilaksanakan, dan itu seperti menjadi kerinduan datangnya tahun pelajaran baru 2007-2008. Jadi ya dibanyangkan sangat mengasikkan dan
menyenangkan, meski harus repot selalu membawa tas dan peralatan lain dari kelas satu ke kelas lain saat pergantian pelajaran. Selain itu juga yang
selalu ditunggu-tunggu itu, setiap guru seperti menjanjikan suatu harapan
80
yang menyenangkan siswa, seperti: layanan terhadap siswa, karakteristik ruang mata pelajaran, kedekatan siswa dengan guru. Hal ini menurut saya
ya suatu gambaran yang sangat menyenangkan bagi siswa, tetapi ya nggak tahu nanti bagaimana kenyataannya”. Sa.W.Ren.8
Dari ungkapan penuturan-penuturan tersebut di atas, menunjukkan perencanan terhadap kesiapan peserta didik dilakukan dengan sebaik-
baiknya. Keberhasilan mempersiapkan peserta didik tersebut merupakan modal utama terselenggaranya pembelajaran kelas berjalan seperti yang
diharapkan. Oleh karena perencanaan ini dilakukan jauh sebelumnya, yaitu sejak masuk semester genap tahun pelajaran 2006-2007.
4.2.1.3 Perencanaan Sarana dan Prasarana