33
rencana mustahil dapat mencapai tujuan yang diinginkan suatu organisasi. Oleh karena itu dengan pengorganisasian berfungsi: 1 untuk mempermudah
menyusun program pembelajaran, 2 untuk mengklasifikasikan materi yang sesuai dengan aspek yang akan dikuasai, 3 untuk memperhitungkan alokasi
waktu yang diperlukan berdasarkan struktur pembelajaran. Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa, fungsi
pengorganisasian, adalah penentuan, pengelompokkan dan penyusunan macam- macam kegiatan yang diperlukan untuk melaksanakan proses pembelajaran agar
dapat mencapai hasil yang diinginkan yaitu kondisi yang kondusif, kegiatan pembelajaran yang aktif dan kreatif, komunikasi guru dan siswa yang interaktif,
serta penyediaan faktor-faktor fisik yang cocok bagi lingkungan keperluan kegiatan dan menunjukkan hubungan yang harmonis dalam kegiatan
pembelajaran.
2.2.4.3 Fungsi Pelaksanaan
Pelaksanaanpenggerakan pada dasarnya merupakan fungsi manajemen pembelajaran yang kompleks dan ruang lingkup yang luas serta berhubungan
dengan sumber daya manusia. Pengertian
pelaksanaanpenggerakan menurut Koons dan O’Donnel dalam Hasibuan, 1998, adalah hubungan erat antara aspek-aspek individual
yang ditimbulkan adanya pengaturan terhadap bawahan untuk dapat dimengerti dari pembagian kerja yang efektif dan efisien guna tujuan perusahaan yang nyata.
Seperti juga dikemukakan oleh Terry 1986:97, bahwa penggerakan merupakan usaha menggerakkan anggota kelompok sedemikian rupa hingga
34
mereka berkeinginan dan berusaha untuk mencapai sasaran perusahaan yang bersangkutan, karena para anggota akan mencapai sasaran yang diinginkan.
Dari kedua pengertian tersebut di atas memberikan penjelasan, bahwa pelaksanaanpenggerakan adalah kegiatan untuk mengarahkan orang lain agar
suka dan dapat melakukan kegiatanbekerja dalam upaya mencapai tujuan. Definisi penggerakan tersebut terdapat penekanan tentang cara tepat yang
digunakan untuk menggerakkan bawahan, yaitu dengan cara memotivasimemberi motif-motif bekerja kepada bawahan agar senang
melakukan segala aktivitas dalam mencapai tujuan secara efektif dan efisien, oleh karena itu dalam manajemen pembelajaran, bahwa fungsi
pelaksanaanpenggerakan guru mempunyai peranan untuk memberikan motivasi, dengan tujuan agar para siswa melaksanakan kegiatan pembelajaran yang sesuai
dengan konteks pelajaran yang telah ditetapkan. Penggerakan yang dilakukan oleh guru dapat pula berupa petunjuk-petunjuk, instruksi ataupun pemberian
tugas tertentu untuk dapat dikerjakan para siswa. Dengan demikian fungsi pelaksanaan dalam manajemen pembelajaran secara implisit, berarti bahwa guru
berada di tengah-tengah para siswa dan dengan demikian dapat memberikan bimbingan, instruksi, nasehat dan koreksi jika diperlukan di dalam proses
pembelajaran.
2.2.4.4 Fungsi Penilaian
Istilah penilaian sangat terkait dengan istilah mengukur, menguji, menilai dan mengevaluasi. Istilah-istilah tersebut merupakan suatu rangkaian proses
penilaian pembelajaran, yaitu mengukur berarti melakukan kegiatan menentukan
35
angka pada objek atau gejala untuk membandingkan sesuatu dengan satu ukuran, Arikunto, dalam Suwardi, 2007:86, menguji berarti penafsirkan sejumlah
pertanyaan yang memiliki jawaban benar atau salah, menilai, berarti penafsiran hasil pengukuran dan penentukan pencapaian hasil belajar, dan evaluasi berarti
menentukan nilai suatu program dan penentuan pencapaian tujuan suatu program. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penilaian dapat berfungsi: 1
untuk menentukan angka keberhasilan peserta didik dalam menguasai materi pembelajaran, 2 untuk mengetahui kedudukan peserta didik dalam suatu
kelompok, 3 untuk menentukan tindak lanjut yang perlu dilakukan peserta
didik, 4 untuk menetapkan berakhirnya suatu kegiatan pada jenjang tertentu. 2.2.4.5
Fungsi Tindak lanjut
Fungsi tindak lanjut dalam manajemen sangat diperlukan setelah dilakukannya penilaian. Di dalam kegiatan penilaian akan dapat diketahui
tentang keberhasilan peserta didik dalam pembelajaran, yaitu yang dapat mencapai ketuntasan atau belum mencapai ketuntasan. Sebagai tindak lanjut bagi
peserta didik yang telah mencapai ketuntasan dilakukan pengayaan atau pengembangan, sedangkan sebagai tindak lanjut bagi peserta didik yang belum
tuntas diadakan pembelajaran kembali remedial teaching, atau tes ulang remedial test. Dengan demikian secara sederhana fungsi tindak lanjut dalam
manajemen pembelajaran adalah untuk memberikan kesempatan dan memberikan fasilitas kepada peserta didik dalam menguasai dan menuntaskan
materi pembelajaran yang sesuai dengan kemampuannya.
36
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif kualitatif, yaitu penelitian untuk menggambarkan suatu keadaan atau fenomena yang terjadi
berdasarkan kenyataannya yang bertujuan untuk memperoleh informasi atau keterangan-keterangan tentang manajemen kelas berjalan di SMP Negeri 3
Semarang pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. Alasan lain pemilihan penelitian kualitatif didasarkan dengan
pertimbangan bahwa penelitian meliputi proses atau pelaksanaan manajemen kelas berjalan yang dilakukan melalui kajian atau telaah terhadap perilaku para
pelaku yang terlibat di dalamnya. Hal ini sesuai dengan ciri-ciri penelitian kualitatif yang antara lain bersifat alamiah, peneliti sebagai instrumen utama,
bersifat deskriptif, data yang dikumpulkan berupa uraian kata-kata atau kalimat, mengutamakan data langsung, partisipasi tanpa menggangu dan analisis secara
induktif dilakukan secara terus menerus sejak memasuki lapangan.
3.2 Rancangan Penelitian
Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus. Bogdan dan Blinken, 1982:109 menyarankan bahwa rancangan studi kasus
paling baik disajikan dalam bentuk cerobong. Bentuk cerobong ini merupakan langkah yang sistematis, berawal dari eksplorasi yang bersifat luas dan dalam,