21
Oleh karena itu selaras dengan dasar hukum tersebut, bahwa pelaksanaan pembelajaran dengan model kelas berjalan memiliki dua tujuan, yaitu:
2.1.3.1 Tujuan Khusus, yang meliputi: 1 meningkatkan keoptimalan proses
pembelajaran melalui perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, penilaian, dan tindak lanjut, 2 meningkatkan pemanfaatan sarana dan
fasilitas sekolah yang mendukung terselenggaranya pembelajaran yang efisien dan efektif, 3 mencegah dan menekan sekecil mungkin
terjadinya permasalahan yang kurang mendukung perwujudan
pembelajaran yang kondusif, 4 memacu peningkatan prestasi peserta didik dan mutu pendidikan sekolah
2.1.3.2 Tujuan Umum , yaitu untuk mewujudkan sekolah yang efektif.
Seperti dikatakan oleh Satori 1995:115 bahwa suatu sekolah dikatakan menjadi sekolah efektif apabila sekolah tersebut dapat mewujudkan tingkat
kinerja yang diharapkan dalam penyelenggaraan proses belajar mengajar yang ditunjukkan oleh hasil belajar yang bermutu bagi peserta didik sesuai dengan
tugas pokoknya, maka mutu pembelajaran dan hasil belajar yang memuaskan tersebut merupakan produk akumulatif dari seluruh layanan yang dilakukan
sekolah dan pengaruh dari suasana atau iklim yang diciptakan sekolah.
2.1.4 Karakteristik Kelas Berjalan
2.1.4.1 Budaya Sekolah
Budaya sekolah merupakan kebiasaan yang berlaku setiap hari pada individu maupun kelompok warga sekolah. Djam’an Satori mengemukakan
bahwa budaya sekolah merupakan respon penghuni sekolah terhadap peristiwa
22
kehidupan seharian yang terjadi di sekolah. Dalam upaya pencapaian misi sekolah, maka budaya sekolah itu akan bersifat suportif dan akan menyenangkan
bagi penghuni sekolah tersebut. Budaya sekolah juga diartikan sebagai iklim sekolah yang kondusif dalam kelangsungan berbagai kegiatan sekolah. Dengan
adanya iklim sekolah yang kondusif tersebut para penghuni sekolah merasa betah dan damai berada di sekolah tersebut. Para guru akan merasakan bahwa sekolah
merupakan tempat bekerja yang paling menyenangkan dan dengan sendirinya akan menimbulkan rasa cinta terhadap pekerjaan, anak didik dan tugas yang
telah diembankan kepadanya. Budaya sekolah banyak ditentukan oleh perilaku manajemen sekolah
yang berkaitan dengan kepemimpinan. Menurut Pidarta 1995:67-97 ada lima indikator dari budaya sekolah yang baik, yaitu:
a Menempatkan personil sesuai dengan spesifikasi kegemaranketrampilan dan atau wataknya; b Membina antara hubungan dan komunikasi yaitu dengan
membangun keakraban di antara personalia terutama antara guru dengan guru; c Mendinamiskan dan menyelesaikan konflik yaitu dengan cara kepala sekolah
mendorong para guru untuk kreatif, merealisasikan ide-ide selama kreasi dan ide-ide tidak bertentangan dengan prinsip pendidikan dan pengajaran; d
Menghimpun dan memanfaatkan informasi yang akan digunakan untuk kepentingan sekolah; e Memperkaya dan mengharmoniskan lingkungan kerja
dan lingkungan belajar yaitu dengan mengupayakan agar lingkungan itu kaya dengan benda-benda yang diperlukan oleh sekolah atau ruang belajar.
2.1.4.2 Indikator Keberhasilan
Dalam rangka mewujudkan tujuan tersebut di atas perlu ditetapkan indikator-indikator keberhasilan model kelas berjalan, yaitu meliputi:
1 terwujudnya budaya tertib di sekolah dalam melaksanakan proses pembelajaran, 2 semakin berkurangnya permasalahan akibat tindakan atau
23
sikap yang kurang produktif, 3 semakin efisien dan efektifnya pemanfaatan sarana dan fasilitas sekolah dan pembelajaran, 4 meningkatnya keoptimalan
pembelajaran yang dilakukan guru dan peserta didik, 5 meningkatnya prestasi peserta didik yang mencerminkan mutu pendidikan sekolah.
2.1.4.3 Karakteristik dan Keunikan Kelas Berjalan