Kegiatan Inti Pelaksanaan Pembelajaran

128 poin yang bermanfaat untuk menambah nilai pada aspek tertentu sesuai dengan kegiatannya. Jadi siswa tidak merasa keberatan dan selalu mengharapkan diadakannya kegiatan pendahuluan yang berupa pree test. Sesuai dengan norma dalam pembelajaran, bahwa kegiatan pendahuluan harus dilakukan oleh guru ketika akan memasuki kegiatan inti pembelajaran. Oleh karena itu kegiatan yang dilakukan guru bahasa Indonesia ini secara normatif telah memenuhi aturan dan melaksanakan tugas profesionalnya dengan baik. Maka dengan adanya Kelas berjalan dimana guru selalu siap berada di ruangnya, secara moral menuntut siswa sebelum masuk ruang tersebut selalu mempersiapkan diri dan meyakinkan bahwa dirinya telah siap melakukan pembelajaran di ruang mata pelajaran Bahasa Indonesia.

4.4.3.2 Kegiatan Inti

Yang dimaksud kegiatan inti adalah melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan agenda atau jadwal yang telah ditentukan atau direncanakan. yaitu pembahasan materi yang dilakukan oleh kelompok siswa dengan cara presentasi di depan kelas, sedangkan siswa lainnya melakukan kegiatan diantaranya mencatat, bertanya, menanggapi dan lain sebagainya. Peranan guru pada kegiatan ini, adalah membuat rumusan dan menyempurnakan materi untuk dijadikan catatan siswa. Di dalam kegiatan ini presentator dapat berkolaborasi dengan guru sehingga akan menambah kelengkapan dan kesempurnaan materi yang dibahasnya. Di dalam satu kali pertemuan 2 X 40 menit, presentasi dapat dilakukan oleh lebih dari satu kelompok yang disesuaikan dengan kebutuhan seberapa banyak atau jauh siswa sudah memahami materi yang dibahasnya. 129 Di dalam satu kali pertemuan kegiatan inti yang berlangsung sekitar enam puluh menit 60’, metode pembelajaran yang diterapkan secara bervariasi, misalnya metode ceramah digunakan pada saat menjelaskan materi dengan cara presentasi, metode tanya jawab digunakan pada saat-saat tertentu ketika berlangsung presentasi, dan sebagainya. Ketika penulis melakukan pengamatan yang sesuai dengan penjelasan guru bahasa Indonesia, bahwa di dalam kegiatan pembelajaran tampak aktif. Hal ini menunjukkan suatu keberhasilan pengelolaan kelas oleh guru yang bersangkutan. Oleh karena itu penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa keberhasilan pembelajaran tersebut sangat tergantung pada bagaimana guru mampu memberdayakan siswa dalam pembelajaran yang didukung oleh pengelolaan dan situasi ruang kelas yang menjadi otoritas guru yang bersangkutan, karena kesenangan dan kepuasan guru mengatur dan menentukan kondisi ruang kelas secara moral akan mempengaruhi dan berdampak pada keantusiasan guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. Ada beberapa hal yang perlu mendapat catatan menarik di dalam pembelajaran Bahasa Indonesia dengan model Kelas berjalan, yaitu: 1 di dalam pembahasan materikompetensi tertentu, mejakursi dan media yang diperlukan ditata dalam kondisi yang sama untuk beberapa kelas, 2 dalam kondisi dan fasilitas yang sama, guru lebih mudah membandingkan perbedaan antara kelas satu dengan kelas yang lain, 3 guru lebih praktis dan efisien memberikan perintah atau komando kepada siswa untuk melakukan suatu kegiatan yang sama dengan siswa kelas sebelumnya, 4 siswa memiliki catatan materi tanpa 130 diperintah dan tanpa didiktekan guru, 5 hasil catatan materi yang dilakukan siswa setiap akhir pembelajaran dimintakan tanda tangan kepada gurunya, 6 catatan materi yang dimiliki siswa beragam, 7 siswa selalu menanyakan kepada guru tentang agenda kegiatan yang akan dilakukan pada pertemuan yang akan datang, sebelum meninggalkan atau keluar ruangan.

4.4.3.3 Kegiatan Penutup

Dokumen yang terkait

Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi pada mata pelajaran Ekonomi SMA (studi kasus tentang pelaksanaan pembelajaran mata pelajaran Ekonomi kelas X di Sekolah Menengah Atas Negeri 12 Semarang

8 81 72

KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA Kepemimpinan Kepala Sekolah Menengah Pertama (Studi Kasus pada di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Jumantono).

0 0 15

PENDAHULUAN Kepemimpinan Kepala Sekolah Menengah Pertama (Studi Kasus pada di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Jumantono).

0 0 13

PENGGUNAAN GOOGLE FORM SEBAGAI ALAT EVALUASI PEMBELAJARAN PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA : Studi Deskriptif Analitis pada Kelas VIII di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Lembang.

1 7 52

ANALISIS KEBUTUHAN KURIKULUM PENDIDIKANMULTIKULTURAL MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA KOTA SURAKARTA.

0 0 15

MUATAN NILAI-NILAI DALAM BUKU SISWA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KURIKULUM 2013 KELAS VII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA.

0 0 152

MANAJEMEN PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI SE KABUPATEN SUKOHARJO.

0 0 161

PENGEMBANGAN MATERI AJAR DAN PENILAIAN MATA PELAJARAN IPS PADA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) DI KOTA SEMARANG (Studi Kasus pada SMP Negeri 7 Semarang dan SMP Negeri 41 Semarang)

0 0 65

SKRIPSI Ditulis dan Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni

0 0 104

MANAJEMEN DANA BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH PADA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 3 SAMBAS

1 0 14