99
semua meja menghadap kedepan seperti kelas yang lain pada umumnya, 4 kesiapan guru yang selalu berada di ruangan pada saat tidak melakukan
pembelajaran tatap muka dengan siswanya.
4.3.2 Pengorganisasi Pembelajaran
Banyaknya materi yang harus diajarkan dengan waktu yang terbatas merupakan masalah yang harus dihadapi guru. Oleh karena itu agar tujuan
pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien, guru dituntut memiliki kemampuan dalam memilih dan mengorganisasikan materi pembelajaran serta
memberdayakan siswa secara optimal, yaitu dengan menempatkan siswa sebagai objek dan sekaligus subjek pembelajaran, sedangkan guru sebagai fasilitator
dalam pembelajaran. Oleh karena itu siswa tidak hanya sebagai pihak penerima informasi belaka, tetapi justru ditempatkan sebagai pusat pembelajaran.
Beberapa hal yang dilakukan guru bahasa Indonesia di dalam pengorganisasian ini, adalah:
4.3.2.1 Mengidentifikasi materi pelajaran yang akan dibahas kedalam indikator- indikator yang harus dikuasai siswa, mulai dari materi yang sederhana ke
materi yang kompleks, dan dari materi yang dianggap mudah ke materi yang sulit
4.3.2.2 Membagi kelompok siswa untuk bertanggung jawab terhadap
pembahasan materi pelajaran yang sesuai dengan indikator-indikator yang dibebankan.
4.3.2.3 Menentukan seorang siswa yang bertanggung jawab atas terlaksananya dan keberhasilan kegiatan.
100
4.3.2.4 Menetukan alat atau sarana pelajaran yang dapat dipergunakan 4.3.2.5 Mengatur dan menentukan jadwal dan alokasi waktu setiap kelompok
yang akan melakukan kegiatan untuk membahas materi yang menjadi tanggung jawabnya.
4.3.2.6 Mengatur dan menentukan kewenangan setiap kelompok pada saat melakukan memimpin kegiatan pembahasan materi.
4.3.2.7 Mengatur dan menentukan hak-hak siswa pada saat mengikuti
pembahasan materi pelajaran. Kegiatan pengorganisasi pembelajaran ini selalu dilakukan oleh guru
mata pelajaran Bahasa Indonesia, karena pengorganisasian merupakan suatu perilaku pemberdayaan potensi peserta didik dalam pembelajaran. Dengan
pengorganisasi inilah siswa merasa memiliki peranan yang besar, sehingga secara moral peserta didik juga memiliki tanggung jawab terhadap keberhasilan
pembelajaran. Berikut ini penuturan guru bahasa Indonesia ketika diminta keterangannya.
”Paradigma pembelajaran sekarang itu harus dapat menempatkan siswa sebagai subjek belajar. Nah kalau mau ditempatkan sebagai subjek belajar ya harus diberi
tanggung jawab, namun agar tanggung jawabnya tidak menjadi beban berat, siswa harus diberdayakan dengan diposisikan sebagai orang yang mengetahui
atau menguasai. Maka di dalam pembelajaran, guru tidak boleh selalu menyuruh siswanya untuk aktif bertanya jika pada saat diterangkan metode ceramah
belum jelas, itu membosankan. Oleh karena itu harus diubah polanya, yaitu diberi tanggung jawab, dengan cara ini jika akan melaksanakan tugasnya belum paham
terhadap suatu materi tertetu, dengan sendirinya dia pasti bertanya, nah guru jadi enak kan?. Maka saya membagi indikator-indikator yang harus dikuasai anak
untuk dipresentasikan dilakukan pembahasan oleh setiap kelompok secara bergantian dari pertemuan awal sampai nanti dilakukan penilaian”.
Gr.W.Org.24
101
Di dalam kegiatan pengorganisasin ini juga mendapat tanggapan dari peserta didik, yang salah satunya menuturkan sebagai berikut:
”Di dalam membahas materi pelajaran Bahasa Indonesia, siswa dibagi menjadi beberapa kelompok. Dan setiap kelompok diberi tugas untuk mempresentasikan
satu atau dua indikator yang ditugaskan, maka saya dengan teman-teman sebelumnya di rumah harus berdiskusi dulu tentang materi yang akan kami
presentasikan. Sebagai persiapan presentasi kami juga berusaha mencari alat-alat peraga yang mungkin belum dipilih kelompok lain, sehingga nanti akan tampil
PD gitu. Tugas kelompok juga sampai pada membuat soal segala, yang nanti akan dikerjakan oleh kelompok lain”. Ss.W.Org.25
4.3.3 Pelaksanaan Pembelajaran