103
4.8.4. Analisis Perilaku Pasar
Perilaku pasar mengarah pada strategi yang dilakukan perusahaan dalam menyesuaikan dengan pasar yang dihadapi. Analisis perilaku pasar buah
belimbing dapat dicirikan oleh tingkah laku lembaga pemasaran dalam struktur pasar tertentu yang meliputi kegiatan penjualan, pembelian, sistem penentuan
harga, cara pembayaran serta praktek kerjasama antar lembaga pemasaran yang terlibat.
4.4.5 Analisis Efisiensi Pemasaran
Menurut Limbong dan Sitorus 1987 sistem pemasaran yang efisien akan tercipta apabila seluruh lembaga tataniaga yang terlibat dalam kegiatan tataniaga
memperoleh kepuasan dengan adanya aktivitas tataniaga tersebut. Penurunan biaya input dari pelaksanaan pekerjaan tersebut tanpa mengurangi kepuasan
konsumen akan output barang dan jasa, menunjukkan efisiensi. Setiap kegiatan fungsi lembaga memerlukan biaya yang diperhitungkan ke dalam harga produk.
Lembaga pemasaran menaikkan harga per satuan kepada konsumen atau menekan harga di tingkat produsen. Dengan demikian efisiensi pemasaran perlu
diwujudkan melalui penurunan biaya pemasaran.
4.4.5.1 Marjin Pemasaran
Marjin pemasaran merupakan berbedaan harga diantara lembaga pemasaran. Analisis ini digunakan untuk melihat tingkat efisiensi pemasaran buah belimbing
manis Kota Depok dari produsen sampai konsumen. Marjin pemasaran dihitung berdasarkan pengurangan harga penjualan dan harga pembelian pada setiap
tingkat lembaga pemasaran yang terlibat. Besarnya marjin pada dasarnya merupakan penjumlahan dari biaya-biaya pemasaran dan keuntungan yang
104
100 Pr
x Pf
FS =
diperoleh lembaga pemasaran. Secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut Limbong dan Sitorus, 1987 :
Mi = Ps
i
– Pb
i
.......................................................................................1 Mi = C
i
+ π
i
.......................................................................................2 Dengan menggabungkan persamaan 1 dan 2 diperoleh :
Ps
i
– Pb
i
= C
i
+ π
i
......................................................................................3 Sehingga keuntungan lembaga ditingkat ke-i adalah :
π
i
= Ps
i
– Pb
i
– C
i
.......................................................................................4 Keterangan :
Mi = Marjin tataniaga tingkat ke-i Ps
i
= Harga jual pasar tingkat ke-i Pb
i
= Harga beli pasar tingkat ke-i C
i
= Biaya lembaga pemasaran tingkat ke-i π
i
= Keuntungan lembaga pemasaran tingkat ke-i
4.4.5.2 Farmer’s Share
Farmer’s share digunakan untuk membandingkan seberapa besar begian yang diterima petani dari harga yang dibayarkan oleh konsumen akhir dan dinyatakan
dalam persentase. Farmer’s share berhubungan negatif dengan marjin pemasaran, artinya semakin tinggi marjin pemasaran maka bagian yang diperoleh petani
farmer’s share semakin rendah. Secara umum farmer’s share dapat dirumuskan sebagai berikut Limbong dan Sitorus, 1987:
Keterangan : Fs = farmer’s share
Pf = Harga ditingkat petani Pf = Harga yang dibayarkan oleh konsumen akhir
105
4.4.5.3 Rasio Keuntungan Terhadap Biaya
Tingkat efisiensi sebuah sistem pemasaran juga dapat dilihat dari rasio keuntungan terhadap biaya. Rasio keuntungan terhadap biaya dapat dirumuskan
sebagai berikut Limbong dan Sitorus, 1987 dalam Parwitasari 2004: Rasio Keuntungan Biaya
πC = Ci
Li
Keterangan : Li = Keuntungan lembaga pemasaran Ci = Biaya pemasaran
Berdasarkan analisis farmer’s share akan dilihat apakah pemasaran tersebut memberikan balas jasa yang menguntungkan kepada semua pihak yang terlibat
dalam pemasaran Belimbing Dewa. Jika nilai πC lebih dari satu πC 1 maka
kegiatan pemasaran tersebut menguntungkan dan apabila πC kerang dari satu
πC 1 maka kegiatan pemasaran tersebut tidak memberikan keuntungan.
106
V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN