80
Tabel 12. Target Mutu yang diharapkan dicapai dari penerapan SOP Belimbing Dewa Kota Depok Tahun 2007
No. Umur Pohon
tahun Produktivitas
buahpohontahun Panen
kalitahun 1.
2 – 4 500
3 2.
5 – 9 500 – 1200
3 3.
10 – 15 1201 – 2000
3 4.
15 2000
3
Sumber : Dinas Pertanian Kota Depok, 2007 Waktu panen belimbing Kota Depok terjadi tiga kali dalam setahun, yaitu
terjadi pada bulan Januari-Februari, Mei-Juni, September-Oktober. Biasanya panen raya jatuh pada bulan Februari. Kapasitas produksi belimbing jika
diterapkan budidaya sesuai dengan SOP diharapkan produktivitas per pohon dapat mencapai 300 Kg per tahun. Idealnya dalam satu hektar lahan jika dihitung jarak
tanam 6 m x 6 m sesuai SOP maka tanaman belimbing bisa mencapai 272 pohon.
2.2. Hasil Penelitian Terdahulu Tentang Efisiensi Pemasaran
Mushofa, Wahib, dan Heru 2007 meneliti mengenai analisis efisiensi pemasaran stroberi di Desa Pandanrejo, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu. Tujuan
dari penelitian ini adalah : 1 mengidentifikasi saluran pemasaran dan fungsi- fungsi pemasaran yang dilakukan lembaga pemasaran stroberi di daerah
penelitian, 2 menganalisis marjin, distribusi marjin, bagian harga yang diterima petani farmer share di setiap saluran pemasaran stroberi, dan 3 menganalisis
efisiensi harga dan efisiensi operasional lembaga pemasaran stroberi. Metode yang digunakan adalah analisis kuantitatif dan kualitatif. Analisis kualitatif
digunakan untuk menganalisis saluran tataniaga dan fungsi pemasaran. Analisis kuantitatif bertujuan untuk menganalisis marjin tataniaga, distribusi marjin dan
farmer’s share disetiap saluran pemasaran. Efisiensi pemasaran diperoleh
berdasarkan efisiensi harga dan efisiensi operasional.
81 Dari hasil analisis marjin pemasaran diketahui bahwa nilai marjin pemasaran
tinggi terutama pada saluran pemasaran tiga. Rendahnya harga di tingkat petani produsen menyebabkan share harga yang diterima petani menjadi rendah.
Terbatasnya jumlah komoditas stroberi, distribusi marjin tidak merata dan keuntungan yang sangat tinggi terjadi pada tingkat pedagang pengecer, hal ini
menunjukkan bahwa efisiensi operasional pemasaran stroberi belum tercapai. Kusuma, Wahib, dan Poerwohadi 2007 melakukan penelitian mengenai
analisis efisiensi pemasaran kentang di Desa Tulungrejo, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis saluran dan fungsi-fungsi
pemasaran apa saja yang dilakukan oleh lembaga pemasaran dan juga tingkat efisiensi dari setiap saluran pemasaran.
Metode yang digunakan adalah analisis kuantitatif dan kualitatif. Analisis kualitatif digunakan untuk menganalisis saluran tataniaga dan fungsi pemasaran.
Analisis kuantitatif bertujuan untuk menganalisis efisiensi pemasaran yang diukur dari tingkat marjin pemasaran dan farmer’s share. Indikator yang digunakan
dalam analisis efisiensi adalah farmer’s share dan marjin pemasaran. Indikator yang digunakan dalam menentukan marjin pemasaran adalah total biaya tataniaga
dan keuntungan di masing-masing lembaga pemasaran. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat empat saluran pemasaran kentang. Metode
pengambilan contoh yang digunakan adalah random sampling, dengan 30 responden. Sedangkan pengambilan contoh untuk lembaga pemasaran dilakukan
dengan metode snowball sampling. Setiap lembaga pemasaran kentang melakukan fungsi-fungsi pemasaran yang
berbeda-beda. Marjin pemasaran kentang pada saluran pemasaran 1,2,3, dan 4
82 berturut-turut adalah Rp. 1650kg, Rp. 1900kg, Rp. 1200kg, dan Rp. 1100kg.
Sedangkan untuk nilai efisiensi pemasaran kentang pada saluran pemasaran 1,2,3, dan 4 berturut-turut adalah 2,99; 4,56; 5,05; dan 3,11. Hal ini menunjukkan bahwa
semua saluran pemasaran kentang yang ada sudah efisien. Yusuf, Evert, Hosang dan Ujang 2006 melakukan penelitian mengenai
analisis pemasaran dan efisiensi pemasaran gelondong jambu mete di Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur. Penelitian ini bertujuan : 1 Menganalisis
pemasaran gelondong jambu mete terutama rantai pemasaran, dan 2 Mempelajari tingkat efisiensi pemasaran gelondong jambu mete di Kabupaten
Sikka Provinsi Nusa Tenggara Timur. Pengambilan contoh sampel menggunakan metode simple random sampling. Metode analisis yang digunakan dalam
penelitian ini adalah : 1 Penelusuran dan deskripsi, 2 Analisis kuantitatif. Hasil penelitian mereka menjelaskan bahwa terdapat tiga pola saluran pemasaran jambu
mete. Dari ketiga saluran pemasaran gelondong jambu mete yang ada, saluran pemasaran dua dan tiga merupakan saluran pemasaran yang efisien karena
memiliki marjin tataniaga yang kecil dan farmer’s share yang tinggi. Sedangkan saluran pemasaran satu merupakan saluran pemasaran yang tidak efisien karena
farmer’s share lebih kecil dari marjin pemasarannya.
2.3. Hasil Penelitian Terdahulu Tentang Komoditi Belimbing