120
6.2.1. Petani
Fungsi pemasaran yang dilakukan oleh petani Belimbing Dewa di Kecamatan Pancoran Mas meliputi fungsi pertukaran, fungsi fisik dan fungsi
fasilitas. Fungsi pertukaran yang dilakukan adalah fungsi penjualan. Petani responden di Kecamatan Pancoran Mas menjual belimbing ke tengkulak sebanyak
21 orang atau 52,5 persen dari total petani responden. Petani yang menjual belimbing langsung ke pedagang pengecer sebanyak tiga orang atau 7,5 persen
dari total petani responden. Sedangkan petani yang langsung menjual ke Puskop sebanyak 16 orang atau 40 persen dari total petani responden.
Penjualan belimbing umumnya dilakukan di kebun petani. Petani yang menjual ke tengkulak umumnya harga jual ditentukan oleh tengkulak. Tengkulak
umumnya adalah pelanggan tetap petani, dimana petani telah memiliki keterkaitan yang cukup kuat seperti peminjaman modal dari tengkulak. Sistem pembayaran
dari hasil penjualan oleh tengkulak dibayar berangsur dalam tempo satu minggu dengan 2-3 kali pembayaran. Petani yang menjual belimbing ke pedagang
pengecer, harga jual ditentukan oleh pedagang pengecer dengan sistem pembayaran dilakukan secara tunai. Sedangkan petani yang menjual belimbing ke
Puskop harga jual berdasarkan kesepakatan bersama dalam rapat anggota yang biasa dilakukan seminggu sekali. Petani sudah melakukan sortasi dan grading di
kebun mereka, namun setelah di Puskop akan di cek ulang. Pembayaran dilakukan secara tunai oleh koperasi, yaitu setelah Puskop melakukan grading, petani
kemudian akan diberikan faktur penjualan yang berisi berapa jumlah belimbing masing-masing grade dan faktor koreksi grade yang dilakukan oleh petani
121 dengan yang dilakukan Puskop yang pada akhirnya akan menentukan berapa
jumlah uang yang diterima petani. Fungsi fisik yang dilakukan petani meliputi pengangkutan dan
pengemasan. Fungsi pengangkutan dan pengemasan hanya dilakukan oleh petani yang menjual langsung belimbing ke pedagang pengecer. Umumnya petani
memiliki motor sebagai alat angkut belimbing. Pengemasan dilakukan secara sederhana yaitu dengan keranjang besar yang dilapisi koran dan daun pisang.
Fungsi fasilitas yang dilakukan petani meliputi sortasi, pembiayaan, penanggungan resiko dan informasi pasar. Sortasi dilakukan petani di kebun, baik
yang menjual ke tengkulak, pedagang pengecer maupun ke Puskop. Penjualan ke tengkulak dan pedagang pengecer maka sortasi yang dilakukan sebatas
pengelompokkan berdasarkan ukuran belimbing besar, kecil, sedang. Penyortiran umumnya dilakukan oleh petani dan tenaga kerja harian, juga dibantu
oleh tenaga kerja yang dibawa tengkulak. Penjulan ke Puskop maka sortasi berdasarkan ukuran, bentuk, kematangan buah dan berat., penyortiran umumnya
dilakukan bersama-sama antara petani, tenaga kerja harian, dan pegawai Puskop yang mendatangi kebun. Pembiayaan yang dilakukan petani diantaranya
penyediaan modal untuk kegiatan produksi. Biaya produksi yang dikeluarkan petani digunakan untuk penyediaan sarana produksi seperti bibit, pupuk, mulsa,
karbon, pestisida, dan alat-alat pertanian. Besarnya biaya produksi yang dikeluarkan petani berkisar antara Rp 30.000 sampai dengan Rp 3.560.000. Petani
yang menjual belimbing ke puskop dan tengkulak tidak mengeluarkan biaya pemasaran karena ditanggung oleh ke dua lembaga tersebut. Fungsi
penanggungan resiko hanya dilakukan oleh petani yang menjual langsung ke
122 pedagang eceran, penanggungan resiko yang dialami petani berupa penurunan
harga dan kerusakan buah yang berakibat pada pengurangan hasil penjualan. Petani yang menjual hasilnya pada tengkulak hanya mendapat informasi
pasar dari tengkulak dan rekan sesama petani, sementara yang menjual langsung ke Puskop akan dengan mudah mengakses informasi pasar, karena ada bagian
yang menangani khusus mengenani informasi pasar yaitu koordinator wilayah yang akan survey langsung ke pasar, sehingga petani dapat membuat strategi dan
jaringan pasar.
6.2.2. Pedagang Pengumpul Tengkulak