Rasio Keuntungan Terhadap Biaya

93 Pada saluran pemasaran satu dan tiga, harga di tingkat konsumen adalah sama sebesar Rp11.000 namun bagian harga yang diterima petani lebih besar pada saluran tiga dengan selisih 3,36 persen hal ini dikarenakan harga jual di tingkat petani pada saluran tiga lebih besar dari harga jual di tingkat petani pada saluran pemasaran satu, selain itu total biaya pemasaran pada saluran pemasaran tiga lebih rendah dari total biaya di saluran pemasaran satu.

6.5.3. Rasio Keuntungan Terhadap Biaya

Analisis keuangan per biaya dapat digunakan untuk mengetahui apakah kegiatan pemasaran yang dilakukan memberikan keuntungan kepada pelaku pemasaran. Jika nilai πC lebih dari satu πC 1 maka kegiatan pemasaran tersebut menguntungkan, sebaliknya jika nilai πC kurang dari satu πC1 maka kegiatan tersebut tidak memberikan keuntungan. Berdasarkan Tabel 25 total πC pada setiap saluran pemasaran Belimbing Dewa memiliki nilai lebih besar dari satu, hal ini menunjukkan bahwa kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh lembaga pada masing-masing saluran sudah memberikan keuntungan. Nilai πC tertinggi terdapat pada saluran pemasaran empat yaitu sebesar 7,51, artinya jika lembaga pemasaran pada saluran pemasaran ke empat mengeluarkan biaya sebesar Rp.1Kg maka keuntungan yang diperoleh sebesar Rp7,51Kg. Rasio keuntungan-biaya terbesar pada saluran empat diperoleh pedagang pengecer sebesar 25,60, yaitu dengan biaya sebesar Rp25,60Kg maka keuntungan yang diperoleh sebesar Rp 25,60Kg hal ini dikarenakan biaya angkut yang ditanggung petani dan tidak ada perlakuan khusus yang dilakukan pedagang pengecer dalam rangka menambah nilai guna Belimbing Dewa. 94 Tabel 25. Analisis Rasio Keuntungan terhadap Biaya pada Lembaga pemasaran Belimbing Dewa di Kecamatan Pancoran Mas Tahun 2008 Lembaga Pemasaran Keuntungan RpKg Biaya RpKg BC Saluran I Petani 1.701 - Ped. Pengumpul 670 330 2,03 Ped. Besar 1.665 335 4,97 Ped. Pengecer 2.367 633 3,74 Total 6.403 1.298 4,93 Saluran II Petani 1.701 - Ped. Pengumpul 670 330 2,03 Ped. Besar 1.605 895 1,79 Supplier 2.955 545 5,42 Ped. Pengecer Moderen 2.075 925 2,24 Total 9.006 2.695 3,34 Saluran III Petani 2.071 630 3,29 Ped. Pengecer 4.517 483 9,35 Total 6.588 1.113 5,92 Saluran IV Petani 3.201 - Pusat Koperasi 1.630 870 1,87 Ped. Pengecer 2.406 94 25,60 Total 7.237 964 7,51 Saluran V Petani 3.201 - Pusat Koperasi 1.130 870 1,30 Supplier 2.455 545 4,50 Ped. Pengecer Swalayan 2.575 925 2,78 Total 9.361 2.340 4,00 6.6. Alternatif Saluran Pemasaran Berdasarkan analisis marjin pemasaran saluran pemasaran Belimbing Dewa yang paling efisien adalah saluran pemasaran empat, pada saluran ini petani mendapatkan bagian terbesar yang dianalisis dengan farmer’s share, sedangkan rasio keuntungan terhadap biaya juga menunjukkan saluran pemasaran empat telah memberikan keuntungan pada setiap lembaga yang terlibat dibanding dengan saluran pemasaran lainnya. 95 Potensi pasar pada saluran pemasaran empat terbuka luas bagi setiap petani di lokasi penelitian untuk memasarkan produknya melalui Puskop, dengan harga jual yang relatif lebih tinggi dari pada menjual ke tengkulak atau langsung ke pedagang pengecer. Petani pada saluran pemasaran empat dapat mengakses informasi pasar dengan baik, memiliki posisi tawar dan jaringan yang kuat. 96

VII. KESIMPULAN DAN SARAN

7.1. Kesimpulan

1. Pemasaran Belimbing Dewa di Kecamatan Pancoran Mas terdiri dari lima saluran pemasaran. Lembaga pemasaran yang terlibat terdiri dari petani sebagai produsen, tengkulak, Puskop, pedagang besar, supplier dan pedagang pengecer. Fungsi-fungsi pemasaran yang dilakukan oleh setiap lembaga yaitu fungsi pertukaran berupa pembelian dan penjualan, fungsi fisik berupa kegiatan pengemasan, pengangkutan dan penyimpanan, fungsi fasilitas berupa kegiatan standarisasi dan sortasi, fungsi pembiayaan, fungsi penanggungan resiko dan fungsi informasi pasar. 2. Struktur yang dihadapi petani dan tengkulak dilihat dari sisi pembeli adalah oligopoli. Struktur pasar yang dihadapi oleh Puskop dilihat dari sisi penjual adalah struktur pasar oligopoli dikarenakan jumlah penjual yang banyak dan produk yang homogen. Sedangkan struktur pasar yang dihadapi oleh pedagang besar dan supplier masing-masing adalah oligopoli dan oligopoli diferensiasi. Struktur pasar yang dihadapi oleh pedagang pengecer adalah persaingan monopolistik karena jumlah pembeli dan penjual yang banyak, pengetahuan pedagang pengecer yang tinggi, sulitnya untuk keluar dan masuk pasar, serta adanya diferensiasi produk. Penyebaran marjin yang tidak merata menunjukkan bahwa pemasaran yang terjadi belum efisien. Seluruh struktur pasar yang dihadapi masing-masing lembaga adalah masuk ke dalam pasar persaingan tidak sempurna. Sehingga pemasaran Belimbing Dewa di Kecamatan Pancoran Mas dapat dikatakan belum efisien, suatu pemasaran