Keadaan Alam Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Gambaran Umum Usahatani Belimbing Dewa

106

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

5.1. Letak dan Keadaan Geografis Daerah Penelitian Kecamatan Pancoran Mas adalah sebuah kecamatan di Kota Depok, Jawa Barat yang terletak pada koordinat 6,19° - 6,28° LS dan 106,43° BT. Terdiri dari 11 kelurahan yaitu : Kelurahan Depok, Kelurahan Depok Jaya, Pancoran Mas, Mampang, Cipayung, Cipayung Jaya, Rangkapan Jaya, Rangkapan Jaya Baru, Bojong Pondok Terong, Ratu Jaya dan Kelurahan Pondok Jaya. Luas wilayahnya mencapai 1.969,57 Ha dengan ketinggian antara 65-72 meter diatas permukaan laut dengan topografi relatif datar. Wilayah sebelah utara berbatasan denga Kecamatan Beji dan Kecamatan Limo, sebelah selatan dengan Kecamatan Bojong Gede Kabupaten Bogor, sebelah timur dengan Kecamatan Sukmajaya dan sebelah barat dengan Kecamatan Sawangan.

5.2. Keadaan Alam

Kecamatan Pancoran Mas memiliki temperatur 24,3°C -33°C, kelembaban udara rata-rata 82 persen, kecepatan angin rata-rata 3,3 knot, jumlah curah hujan 2.684 mtahun dan jumlah hari hujan sebanyak 222 haritahun. Penyinaran matahari rata-rata 49,8 persen.

5.3. Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat

Jumlah penduduk di Kecamatan Pancoran Mas sampai akhir tahun 2007 sebanyak 181.078 jiwa yang terdiri dari 89.802 laki-laki dan 91.276 perempuan. Kecamatan Pancoran Mas merupakan pusat kegiatan pemerintah dan aktivitas bisnis. Mata pencaharian penduduknya sebagian besar bergerak di sektor perdagangan. Meskipun demikian sektor pertanian merupakan sektor yang 107 mendapat perhatian khusus dari pemerintah kota. Sebanyak tiga persen dari jumlah penduduk bergerak di sektor pertanian, 22 persen di sektor industri, 45 persen di sektor perdagangan, dan 30 persen dari jumlah penduduk bergerak di sektor jasa. Di kecamatan ini terdapat empat pabrik pengolahan pangan seperti : pabrik roti; gilingan padi; pabrik tempe; dan pabrik tahu. Selain itu terdapat 179 industri perabot rumah tangga dan industri konveksi. Fasilitas pendidikan formal yang dimiliki Kecamatan Pancoran Mas dapat dilihat pada Tabel 15. Tabel 15. Fasilitas Pendidikan di Kecamatan Pancoran Mas Tahun 2008 No. Jenis Fasilitas Jumlah unit 1. Tk 37 2. SD Negeri 56 3. SD Swasta 12 4. SLTP Negeri 2 5. SLTP Swasta 37 6. SMU Negeri 1 7. SMU Swasta 11 8. SMKSMEA 13 9. STM 6 10. SMIP Negeri 1 11. Perguruan tinggi swasta 4 Sumber : Monografi Kecamatan, 2007 Fasilitas kesehatan yang dimiliki Kecamatan Pancoran Mas antara lain : tiga RS. Swasta, empat puskesmas; satu puskesmas pembantu; dan beberapa poliklinik dan RS. Bersalin. Fasilitas umum lainnya yang tersedia antara lain : lapangan sepak bola, tempat pemancingan, 138 buah telepon umum, tiga buah stasiun kereta api, terminal, dan lembaga kesenian Ayodya Pala.

5.4. Gambaran Umum Usahatani Belimbing Dewa

Belimbing Depok dikenal dengan Belimbing Dewa, hasil buah karya petani penangkar Depok Bapak H. Usman Mubin. Buah yang berwarna kuning- orange keemasan, mengandung vitamin C dan A yang cukup tinggi, buah besar dapat mencapai 0.8 Kg per buah. Salah satu program pertanian yang sedang 108 diupayakan dapat mengangkat dunia pertanian Kota Depok sekaligus dapat dijadikan icon kota adalah Program Pengembangan Buah Belimbing dengan Varietas Dewa Baru. Perencanaan program ini telah dilakukan sejak tahun 2006, yang melibatkan seluruh stake holder belimbing Kota Depok. Perencanaan ini meliputi seluruh aspek kerja pengelolaan belimbing, mulai dari pembinaan petani, penelitian pembudidayaan sampai dengan pemasaran hasil produksi belimbing dari petani. Hingga saat ini pemerintah Kota Depok telah melakukan pembinaan kepada 650 petani belimbing yang tergabung dalam 25 kelompok tani yang tersebar di enam kecamatan Kota Depok. Petani-petani belimbing ini telah diberikan pembekalan-pembekalan tata cara pembudidayaan belimbing dengan varietas Dewa Baru. Dan dari sektor pemasaran, pemerintah Kota Depok telah memfasilitasi terbentuknya Pusat Koperasi Pemasaran Buah dan Olahan Belimbing Dewa atau yang dikenal dengan Puskop, yang bertugas memasarkan hasil buah dan olahan petani belimbing Kota Depok. Pembentukkan Puskop pada Januari 2008 bersamaan dengan masa panen raya belimbing Kota Depok yang hanya terjadi setiap 2-3 tahun sekali. Sehingga Puskop dapat langsung berperan dalam upaya mengakomodasi pemasaran hasil petani belimbing, yang selama ini sangat tergantung kepada para tengkulak dari sisi pemasarannya, sehingga harganya pun sangat tidak menguntungkan bagi petani. Belimbing dinilai berkhasiat untuk penurun darah tinggi, kencing manis, dan nyeri lambung. Belimbing Dewa sangat prospektif dikembangkan di Kota Depok dan kini telah menjadi buah unggulan Kota Depok karena buah Belimbing Dewa Depok lebih unggul dibandingkan buah belimbing yang lainnya yang ada di 109 Indonesia. Hal ini diketahui pada setiap Event Lomba Buah Unggul dan pameran- pameran buah nasional serta internasional, buah Belimbing Dewa ini lebih unggul dan selalu menjuarai sebagai buah unggul nasional versi Trubus. Potensi pertanian belimbing di Kota Depok sampai tahun 2007 memiliki populasi tanaman sebanyak 27.773 pohon dengan total luas areal 121 Ha menyebar di wilayah Kota Depok. Perkiraan tanaman belimbing yang sudah produktif dengan umur tanaman lebih dari empat tahun, memiliki kapasitas produksi per tahun 100-150 Kg per pohon per tahun. Sehingga perkiraan total produksi yang dihasilkan dari belimbing Depok berkisar antara 2.700 ton sampai 3.000 tontahun. Sementara kapasitas produksi belimbing jika diterapkan budidaya sesuai SOP Belimbing Dewa, diharapkan produktifitas per pohon dapat mencapai 300 kg per tahun dan jika diasumsikan harga per Kg belimbing berkisar antara Rp 4.000 – Rp 6.000, maka omzet penjualan belimbing setiap tahun berkisar Rp.16 Miliar – 24 Miliar per tahun. Mengenai produktivitas Belimbing Dewa berdasarkan umur belimbing dapat dilihat pada Tabel 16. Tabel 16. Produktivitas Belimbing Dewa berdasarkan Umur Belimbing di Kecamatan Pancoran Mas No. Umur Tahun Produktivitas pohontahun Jumlah Panen kalitahun 1. 2-4 ≤ 500 buah 3 2. 5-9 500-1.200 buah 3 3. 10-15 1.201-2.000 buah 3 4. 15 ≥ 2.000 buah 3 Sumber : Standar Operasional Belimbing Dewa, Kota Depok Belimbing Dewa memiliki kandungan air lebih tinggi dari pada belimbing jenis lain, sehingga Belimbing Dewa lebih tahan lama. Dalam ruangan sejuk, Belimbing Dewa mampu mempertahankan kesegarannya hingga satu minggu, sedangkan belimbing jenis lain lain hanya dua hingga tiga hari. Kadar air yang tinggi yang membuat Belimbing Dewa lebih berbobot berat rata-rata 200 gr 110 hingga 250 gr, bahkan dapat mencapai 500 grbuah. Selain itu semua bagian buah belimbing dapat dimakan termasuk pinggir buah belimbing yang tipis sehingga dapat dimakan. Ukuran yang besar membuat buah Belimbing Dewa berpotensi bersaing secara global. Pertanaman Belimbing di kota Depok banyak dikembangkan dilahan-lahan masyarakat dan uniknya banyak juga dikembangkan disepanjang kali Ciliwung, hal ini berpotensi menjadi kawasan agrowisata belimbing Depok di sepanjang DAS Ciliwung. Upaya lain dalam meningkatkan nilai tambah produk belimbing adalah pengolahan produk. Walaupun usaha pengolahan hortikultura di Kota Depok masih minim, kini mulai banyak pengusaha olahan di Kota Depok yang merintis untuk olahan produk buah belimbing. Asosiasi Petani Belimbing Depok APEBEDE dalam pemasaran buah belimbing melakukan kerjasama dengan toko-toko buah. Sehingga Petani memiliki kemampuan untuk berkomitmen dengan pengusaha ritel buah segar yang selalu memenuhi kapasitas, kontinuitas, dan kualitas. PT Sewu segar sebagai supplier buah belimbing untuk wilayah Jakarta dan Surabaya telah membantu pemasaran Belimbing mencapai 1 ton per bulan, dan kapasitasnya akan terus ditingkatkan sesuai peningkatan hasil kualitas belimbing dari para petani Kota Depok dan dalam upaya pemenuhan kualitas produk, para petani mulai menerapkan SOP Belimbing Dewa, hal ini juga dipicu dengan peluang pasar komoditas ini masih cukup besar, karena keunggulan spesifik yang dimiliki belimbing Dewa Depok dan cukup diminati konsumen. Peluang pasar belimbing untuk kawasan Jabodetabek mencapai angka 6.000 ton per tahun. 111

5.5. Karakteristik Petani Responden