Waktu dan Lokasi Penelitian

56 minum. Pada aspek sosial difokuskan untuk melihat tingkat keadilan dan pemerataan dalam memperoleh manfaat dari sumberdaya DAS Babon sebagai sumber bahan baku air minum, misalnya tingkat kesadaran masyarakat terhadap kelestarian DAS babon dan apresiasi masyarakat yang direfleksikan dalam keinginan masyarakat membayar terhadap kondisi air baku air minum yang berkualitas. Dengan demikian, dari ketiga aspek tersebut akan terlihat sejauh mana pengelolaan DAS Babon sebagai sumber air baku air minum secara ekologi tidak terjadi penurunan kualitas dan kuantitas sumberdaya airnya. Secara ekonomi layak, dan secara sosial masyarakat memiliki kesadaran dalam pelestarian DAS Babon. Analisis data dilakukan menggunakan metode “multidimensional scaling” MDS, dengan tiga tahapan sebagai berikut: 1. Tahapan penentuan atribut pada setiap aspek yang dianalisis Pada tahap ini disusun atribut yang dapat menggambarkan kondisi setiap aspek yang dikaji. Atribut disusun berdasarkan konsep pembangunan berkelanjutan yang menyatakan bahwa pengelolaan suatu sumberdaya dikatakan berkelanjutan jika secara ekologi tidak terjadi penurunan kualitas dan kuantitas sumberdaya yang dimaksud, secara ekonomi layak dan menguntungkan, dan secara sosial berkeadilan. 2. Tahapan penilaian setiap atribut dalam skala ordinal Pada tahap ini, setiap atribut yang telah disusun pada tahap satu selanjutnya diberi skor sesuai dengan kondisi atribut yang bersangkutan berdasarkan skala ordinal. Skala ordinal disusun berdasarkan ketersediaan sumber pustaka, hasil penelitian terdahulu atau pendapat para pakar dalam bidang tersebut. Pembuatan peringkat skor disusun berdasarkan urutan nilai terkecil ke nilai terbesar baik secara kuantitatif maupun kualitatif dan bukan berdasarkan urutan nilai dari yang terburuk ke nilai yang terbaik, misalnya: atribut debit air badan sungai DAS Babon pada musim kemarau selama lima tahun terkahir disusun skala ordinalnya; 0 terjadi penurunan kurang dari 10 persen; 1 terjadi penurunan 10 persen – 25 persen; 2 terjadi penurunan 25 persen – 50 persen; 3 terjadi penurunan lebih dari 50 persen. Pada atribut ini skor nol merupakan skor terbaik dan skor tiga merupakan skor terburuk. Skor serupa juga berlaku 57 untuk atribut debit air badan sungai DAS Babon pada musim penghujan selama lima tahun terakhir disusun skala ordinalnya; 0 terjadi peningkatan kurang dari 10 persen; 1 terjadi peningkatan 10 persen – 25 persen; 2 terjadi peningkatan 25 persen – 50 persen; 3 terjadi peningkatan lebih dari 50 persen. Atribut untuk menggambarkan kondisi kualitas air badan sungai DAS Babon, salah satunya adalah parameter BOD disusun dengan skala: 0 di bawah ambang batas; 1 sama dengan ambang batas; 2 sedikit di atas ambang batas; dan 3 jauh di atas ambang batas, maka skor nol merupakan skor terbaik dan skor tiga merupakan skor terburuk. Namun, atribut untuk menggambarkan tingkat pemanfaatan lahan di sekitar badan sungai DAS Babon untuk fungsi lain disusun dengan skala: 0 tidak dimanfaatkan dijadikan daerah resapan air; 1 dimanfaatkan sedikit untuk pemukiman, pertanian, dan industri; 2 sebagian besar dimanfaatkan untuk pemukiman, pertanian, dan industri; 3 seluruhnya dimanfaatkan untuk pemukiman, pertanian, dan industri, maka skor nol merupakan skor terbaik dan skor tiga merupakan skor terburuk. Atribut serupa juga disusun untuk menggambarkan kondisi aspek ekonomi dan sosial. Dengan analisis leverage attribut, dapat di gambarkan secara rinci atribut-atribut kritis dan sensitif pada pengelolaan DAS Babon Semarang sebagai sumber air baku air minum. 3.4.1.2. Analisis Atribut Kritis Pada tahap selanjutnya, dilakukan analisis sensitivitas untuk melihat atribut apa yang paling sensitif memberikan kontribusi terhadap indeks keberlanjutan pengelolaan DAS Babon Semarang sebagai sumber bahan baku air minum. Pengaruh dari setiap atribut dilihat dalam bentuk perubahan “root mean square” RMS ordinasi Alder et al. 2000. Semakin besar nilai perubahan RMS akibat hilangnya suatu atribut tertentu maka semakin besar pula peranan atribut tersebut dalam pembentukan nilai indeks keberlanjutan pengelolaan DAS Babon Semarang sebagai sumber air baku air minum pada skala sustainabilitas, atau dengan kata lain semakin sensitif atribut tersebut dalam menentukan tingkat keberlanjutan pengelolaan sistem yang dikaji. Untuk mengevaluasi pengaruh galat error acak pada proses pendugaan nilai ordinasi pengelolaan DAS Babon Semarang sebagai sumber bahan baku air