Penyusunan Skenario Strategi Peningkatan Pengelolaan Air Baku DAS Babon

128 2. Biaya operasional pengolahan air minum yang semakin meningkat karena penurunan kualitas air baku dan tidak terpenuhinya permintaan masyarakat karena penurunan debit dan kualitas air DAS Babon. 3. Pemanfaatan DAS yang tidak memperhatikan kaidah-kaidah konservasi lingkungan, dimana telah terjadi perubahan fungsi lahan yang cukup signifikan. 4. Belum terbentuk mekanisme kerjasama pemerintah daerah secara terpadu dalam pengelolaan DAS Babon dengan pendekatan sistem sehingga pengelolaan yang terjadi masih bersifat parsial yang berdampak terjadinya penurunan kualitas sumberdaya DAS Babon sebagai suatu ekosistem DAS.

C. Identifikasi Sistem

Identifikasi sistem dilakukan untuk melihat variabel-variabel penyusun sistem yang dikelompokkan menjadi jenis variabel, yaitu: 1 Varibel input yang tidak terkontrol, 2 Variabel input yang terkontrol, 3 Variabel input lingkungan, 4 Variabel output yang dikehendaki, dan 5 Variabel output yang tidak dikehendaki. Formulasi masalah terkait dengan variabel penyusunan sistem dapat digambarkan dalam Diagram I-O black box dan causal loop seperti yang disajikan pada Gambar 24 dan Gambar 25. Model pengelolaan air baku air minum di daerah aliran Sungai Babon merupakan ilustrasi dari sistem pengelolaan air baku yang dipengaruhi oleh variabel-variabel yang saling berkaitan. Model ini terdiri atas 3 tiga sub model yaitu: 1 sub model kebutuhan air baku, 2 sub model ketersediaan air baku, dan 3 sub model kualitas air baku.

5.3.1. Sub Model Kebutuhan Air Baku

Sub model kebutuhan air baku ini mendeskripsikan kebutuhan air baku dari beberapa aspek kebutuhan yaitu kebutuhan domestik, kebutuhan industry, dan kebutuhan perhotelan. Kebutuhan domestik dipengaruhi oleh beberapa variabel yaitu populasi penduduk, laju pertumbuhan penduduk, kebutuhan standar fasilitas umum, kebutuhan standar domestik, reduce dan reuse. Kebutuhan air baku kegiatan industri dipengaruhi oleh beberapa variabel yaitu jumlah industri, laju 129 pertumbuhan industri, kebutuhan standar industri, reduce, reuse, dan recycle. Kebutuhan air baku sektor perhotelan dipengaruhi oleh laju pertumbuhan hotel, kebutuhan standar perhotelan, reduce, dan reuse. Dalam menghitung kebutuhan air baku masyarakat, industri, dan hotel menggunakan standar yang dikeluarkan Kementerian Pekerjaan Umum. Keterkaitan antara variabel dapat dilihat pada Gambar 26 dan Gambar 27. INPUT LINGKUNGAN  Peranan Regulasi pemerintah  Peranan Konsumen INPUT TAK TERKENDALI  Debit Andalan  Jumlah Air Tanah  Jumlah Penduduk  Luas Land Use OUTPUT DIKEHENDAKI  Terpenuhinya Kebutuhan Air Baku  Kualitas Air Baku Meningkat  Terpeliharanya Kelestarian DAS Babon Model Pengelolaan Air Baku Air Minum Berbasis DAS di DAS Babon INPUT TERKENDALI  Persentase Pemakaian Air Tanah  Reduce, Reuse dan Recycle  Persentase Konservasi  Laju Pertumbuhan Penduduk  Laju Pertumbuhan Industri  Laju Pertumbuhan Hotel OUTPUT TAK DIKEHENDAKI  Meningkatnya Tarif Air Baku  Penurunan Muka Air Tanah  Kekurangan Air Baku  Degradasi Fungsi DAS Pengelolaan Air Baku Air Minum Berbasis DAS di DAS Babon Gambar 24 Diagram input-output I-O sistem model pengelolaan air baku air minum berbasis DAS di DAS Babon. 130 Gambar 25 Causal loop. 130 131 Kebutuhan Domestik Kebutuhan Standar Perhotelan Kebutuhan Industri Kebutuhan Air Baku Kebutuhan Perhotelan Hotel Melati Hotel Berbintang + + + + + + + + Jumlah Hotel + + Populasi Penduduk Laju Pertumbuhan Hotel + + Kebutuhan Standar Indusri Laju Pertumbuhan Industri Industri Sedang dan Besar Indstri Kecil + + Jumlah Industri + + + Kebutuhan Standar Domestik Masyarakat Kelas Atas Masyarakat Kelas Menengah Masyarakat Kelas Bawah + + Laju Pertumbuhan Populasi + + + + Reduce dan Reuse - - Reduce Reuse dan Recycle - Gambar 26 Causal loop sub model kebutuhan air baku. 131 132 Populas i Pertum buhan Penduduk Laju Pertum buhan Penduduk Kebutuhan Standar Total Keb Dom es tik Total Kebutuhan Indus tri Pertum buhan Indus tri Laju Pertum buhan Indus tri Kebutuhan Standar Indus tri Total Keb Indus tri kebutuhan s tandart Fas um Hotel Pertum buhan Hotel Laju Pertum buhan Hotel Kebutuhan Standar Perhotelan Total Keb Perhotelan Kebutuhan Fas ilitas Um um Reduce Reus e Reduce Reus e Reduce Reus e and Recycle Gambar 27 Diagram alir sub model kebutuhan air baku. 132 133 Dari Gambar 26 dan Gambar 27 dapat dilihat bahwa kebutuhan sektor domestik dipengaruhi oleh variabel penentu yaitu populasi penduduk. Semakin tinggi laju pertumbuhan penduduk maka jumlah populasi penduduk juga semakin tinggi. Hal ini akan mengakibatkan peningkatan kebutuhan air baku sektor domestik. Untuk menghitung total kebutuhan sektor domestik, jumlah penduduk dikalikan dengan kebutuhan standar per orang per hari. Dalam hal ini, kebutuhan standart menggunakan ketentuan yang dikeluarkan oleh Kementerian Pekerjaan Umum yaitu 150 literoranghari. Dalam menghitung kebutuhan air baku sektor domestik, tidak dibedakan kebutuhan air baku untuk kelompok masyarakat kelas atas, kelas menengah, dan kelas bawah. Di dalam sub model terdapat variabel reduce dan reuse yang merupakan variabel kebijakan dalam upaya peningkatan efisiensi penggunaan air. Kebutuhan sektor industri dipengaruhi oleh variabel penentu yaitu jumlah industri. Jumlah industri dipengaruhi oleh laju pertumbuhan industri, jika laju pertumbuhan industri tinggi maka jumlah industri tiap tahunnya akan meningkat dimana kebutuhan air baku di sektor ini juga akan meningkat. Dalam menghitung Kebutuhan air baku sektor industri tidak dibedakan antara kebutuhan Industri besar, sedang dan kecil. Karena kebutuhan air industri yang dihitung bukan untuk proses produksi. Untuk industri terdapat variabel kebijakan untuk peningkatan efisiensi pemakaian air yaitu reduce, reuse, dan recycle. Dalam analisis penelitian ini penggunaan air bakunya tidak dibedakan antara industri besarsedang dan industri kecil. Berdasarkan hasil wawancara dengan pelaku industri, kebutuhan air untuk industri besarsedang adalah sebesar 222.5 m 3 unittahun, sedangkan untuk industri kecil sebesar 180 m 3 unittahun. Namun dalam analisis penelitian ini tidak dibedakan kebutuhan air antara industri besarsedang dan industri kecil, karena air digunakan sebagai bahan proses industri, bukan sebagai bahan baku industri, sehingga kebutuhan akan air baku diasumsikan hampir sama. Kebutuhan air untuk industri ditentukan berdasarkan rata-rata timbang kebutuhan air antara kedua jenis industri tersebut dan berdasarkan hasil wawancara dengan pelaku industri yaitu sebesar 201.25 m 3 unittahun Susanto 2010. Untuk kebutuhan air baku di sektor perhotelan juga dipengaruhi oleh variabel penentu yaitu jumlah hotel. Jumlah hotel dipengaruhi oleh laju