36
bukan khayalan dalam suatu waktu di masa yang akan datang. Keadaan bukan merupakan tingkatan atau ukuran suatu faktor, tetapi merupakan
deskripsi tentang situasi dari sebuah faktor. Tabel 4 Pedoman penilaian analisis prospektif
Skor Pengaruh
Tidak ada pengaruh 1
Berpengaruh kecil 2
Berpengaruh sedang 3
Berpengaruh sangat kuat
Sumber: Hardjomidjojo 2002
5. Membangun dan memilih skenario. Skenario harus memuat seluruh faktor, tetapi untuk setiap faktor hanya memuat satu keadaan dan tidak memasukkan
pasangan keadaan yang mutual incompatible. 6. Analisis skenario dan penyusunan strategi. Penyusunan strategi didasarkan
pada pencapaian skenario yang diinginkan ataupun menghindari skenario yang berdampak negatif pada sistem.
2.7. Pemodelan Sistem Dinamik
Model didefinisikan sebagai suatu perwakilan atau abstraksi dari sebuah objek atau situasi aktual. Model memperlihatkan hubungan-hubungan langsung
maupun tidak langsung serta kaitan timbal balik dalam istilah sebab akibat. Oleh karena suatu model adalah abstraksi dari realitas, pada wujudnya kurang
kompleks daripada realitas itu sendiri Handoko 1994. Menurut Eriyatno 2003 kegunaan model antara lain adalah sebagai
berikut: 1. Untuk menentukan atau menggambarkan sesuatu, misalnya sistem informasi
manajemen. 2. Untuk membantu dalam usaha menganalisis atau mengkaji sistem.
3. Untuk menentukan, menjelaskan, dan menggambarkan hubungan-hubungan serta kegiatan-kegiatan proses.
37
4. Untuk menampakkan situasi atau keadaan melalui perlambang atau simbol- simbol yang bisa dimanipulasikan untuk menghasilkan suatu prediksi atau
ramalan. Model simulasi dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:
1. Model simulasi statis dan dinamis Model simulasi statis merepresentasikan sistem pada satu titik waktu atau
pada kondisi dimana waktu tidak memiliki pengaruh. Sedangkan model simulasi dinamis merepresentasikan sistem seiring dengan perubahan waktu.
2. Model simulasi deterministik dan stokastik Jika suatu model simulasi tidak mengandung komponen probabilitas
misalnya random maka model simulasi tersebut disebut model simulasi deterministik. Pada model simulasi deterministik output didapat bila besaran
input dan hubungan-hubungan dalam model telah ditentukan sebelumnya. Sementara beberapa sistem harus dimodelkan dengan menggunakan input
random, model simulasi pada kondisi demikian disebut stokastik. 3. Model simulasi diskrit dan kontinu
Jika perubahan status sistem hanya pada saat-saat tertentu maka model simulasi tersebut disebut diskrit. Sedangkan bila perubahan status sistem
terus menerus sepanjang waktu disebut model simulasi kontinu. Permodelan mencakup suatu pemilihan dari karakteristik dari perwakilan
abstrak yang paling tepat pada situasi yang terjadi. Pada umumnya, model matematis dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian. Suatu model adalah bisa
statik atau dinamik. Model statik memberikan informasi tentang peubah-peubah model hanya pada titik tunggal dari waktu. Model dinamik mampu menelusuri
jalur waktu dari peubah-peubah model. Model dinamik lebih sulit dan mahal pembuatannya, namun memberikan kekuatan yang lebih tinggi pada analisis dunia
nyata Handoko 1994. Suatu sistem didefinisikan sebagai himpunan atau kombinasi dari bagian-
bagian yang membentuk sebuah kesatuan yang kompleks. Namun tidak semua kumpulan dan gugus bagian dapat disebut suatu sistem kalau tidak memenuhi
syarat adanya kesatuan unity, hubungan fungsional, dan tujuan yang berguna.
38
Suatu kawasan dengan berbagai sumberdaya dan aktivitas di dalamnya merupakan suatu sistem yang kompleks Eriyatno 2003.
Dari beberapa batasan mengenai pengertian sistem, dapat disimpulkan bahwa sistem adalah seperangkat obyek yang membentuk susunan tertentu dan
menunjukkan sifat saling berhubungan, baik antara objek yang satu dengan yang lainnya ataupun antara bagian-bagian dari masing-masing objek yang
bersangkutan. Secara lebih sederhana dapat diungkapkan bahwa sistem adalah seperangkat objek yang merupakan kumpulan dari sub sistem-sub sistem yang
saling berimbaldaya. Di dalam sub sistem terdapat banyak sub-sub sistem, dan di dalam sub-sub sistem terdapat pula sejumlah sub-sub sistem dan seterusnya
Sabari 1991. Secara umum ciri-ciri sistem adalah sebagai berikut Awad 1979 dalam
Budihardjo 1995: 1. Pada hakekatnya sistem itu bersifat terbuka, selalu berinteraksi dengan
lingkungannya. 2. Setiap sistem terdiri atas dua atau lebih sub sistem, dan setiap sub sistem
terbentuk dari beberapa sub sistem yang lebih kecil. 3. Antar sub sistem terjalin saling ketergantungan, dalam arti bahwa satu sub
sistem membutuhkan masukan input dari sub sistem lain dan keluaran output dari sub sistem tersebut diperlukan sebagai masukan bagi sub sistem
yang lain lagi. 4. Setiap sistem memiliki kemampuan menyesuaikan diri dengan lingkungan
sekitarnya melalui mekanisme umpan balik feed back. 5. Setiap sistem mempunyai keandalan dalam mengatur diri sendiri selft
regulation terutama dalam kaitannya dengan perubahan-perubahan yang terjadi dalam lingkungan sistem.
6. Setiap sistem mempunyai tujuan dan sarana tertentu yang ingin dicapai. Eriyatno 2003 menyatakan bahwa untuk menyelesaikan permasalahan
yang kompleks dengan pendekatan sistem melalui beberapa tahapan, yaitu: 1 analisis kebutuhan, bertujuan untuk mengidentifikasi kebutuhan dari semua
pelaku dalam sistem, 2 fomulasi permasalahan, yang merupakan kombinasi dari semua permasalahan yang ada dalam sistem, 3 identifikasi sistem, bertujuan
39
untuk menentukan variabel-variabel sistem dalam rangka memenuhi kebutuhan semua pelaku dalam sistem, 4 pemodelan abstrak, pada tahap ini mencakup
suatu proses interaktif antara analisis sistem dengan pembuat keputusan, yang menggunakan model untuk mengeksplorasi dampak dari berbagai alternatif dan
variabel keputusan terhadap berbagai kriteria sistem, 5 implementasi, tujuan utamanya adalah untuk memberikan wujud fisik dari sistem yang diinginkan, dan
6 operasi, pada tahap ini akan dilakukan validasi sistem. Pada tahap ini terjadi modifikasi-modifikasi tambahan karena cepatnya perubahan lingkungan dimana
sistem tersebut berfungsi. Menurut Forrester 1961 fokus utama dari metodologi sistem dinamik
adalah pemahaman atas sistem, sehingga langkah pemecahan masalah memberikan umpan balik pada sistem. Enam tahap pemecahan masalah dengan
metodologi sistem dinamik adalah: 1 identifikasi dan definisi masalah, 2 konseptualisasi sistem, 3 fomulasi model, 4 simulasi dan validasi model, 5
analisis kebijakan dan 6 implementasi. Menurut Pramudya 1989, pendekatan sistem dilakukan dengan tahapan
kerja yang sistematis yang dimulai dari analisis kebutuhan hingga tahap evaluasi, seperti disajikan pada Gambar 2.
Mulai
Analisis Kebutuhan
Formulasi Permasalahan Identifikasi Sistem
Diagram Lingkar Sebab Akibat Diagram Input-Output
Diagram Alir A
A
Pemodelan Sistem
Validasi Model
Layak
Implementasi
Evaluasi Tidak
Ya
Gambar 2 Tahapan kerja dalam pendekatan sistem.