62
3.4.3.5. Validasi Model
Model yang telah dibangun akan diuji keakuratannya dengan menggunakan data-data yang didapatkan dari Daerah Aliran Sungai Babon, Semarang. Validasi
dilakukan dua tahap yaitu validasi struktur model dan validasi perilaku model.Validasi struktur model dilakukan untuk melihat interaksi antara variabel.
Validasi ini dilakukan pada beberapa variabel model yang dianggap dapat mewakili kerja sistem. Validasi perilaku model dilakukan untuk mengetahui
kinerja model dalam merepresentasikan sistem nyata. Validasi dilakukan dengan menggunakan uji t dua arah two tail pada taraf nyata 5 . Jika hasilnya melebihi
5 maka dilakukan pengecekan ulang terhadap identifikasi variabel sistem.
3.4.3.6. Analisis Sensitivitas Model
Sensitivitas model adalah respon model terhadap suatu stimulus. Respon ditunjukkan dengan perubahan prilakuatau kinerja model. Stimulus diberikan
dengan memberikan perlakuan tertentu pada unsur atau struktur model. Uji sensitivitas bertujuan untuk menjelaskan sensitivitas parameter, variabel dan
hubungan antar variabel dalam model. Hasil uji sensitivitas ini dalam bentuk perubahan perilaku atau kinerja model digunakan untuk menganalisis efek
intervensi terhadap model. Pada model pengelolaan air baku air minum berbasis DAS, sensitivitas analisis dilakukan untuk existing condition DAS dan kebutuhan
serta ketersediaan air baku ke depan.
3.4.3.7. Simulasi Model
Model ini diaplikasikan dengan menggunakan data DAS Babon. Simulasi dilakukan untuk kondisi terkini dan simulasi skenario optimis pengelolaan air
baku air minum berbasis DAS. Tolok ukur desain pengelolaan air baku air minum berbasis DAS yang optimal adalah persentase konservasi yang dilakukan agar
ketersediaan air bakunya optimum. Disamping itu dilakukan pendekatan efisiensi kebutuhan air baku agar tingkat kebutuhan air baku dapat ditekan.
3.4.3.8. Analisis Kebijakan Berdasarkan Skenario
Analisis kebijakan dilakukan dengan beberapa skenario yang diambil berdasarkan analisis sensitivitas yang telah dilakukan. Skenario tersebut dibuat