Validasi dan Analisis Sensitivitas Model Analisis dan Perumusan Kebijakan

47 No. Nama Peneliti Judul Penelitian Waktu Penelitian Metode Penelitian Kesimpulan 9. Lily Montarcih L Analisa Ketersediaan Air untuk Pemenuhan Kebutuhan Air Baku Dalam Perencanaan Embung Tambak Pocok Bangkalan 2009 Analisis Curah Hujan NRECAH Hasil simulasi keandalan embung dengan melakukan proses simulasi tiap data debit hasil bangkitan sepanjang 20 tahun dengan masa proyeksi selama 20 tahun, diketahui bahwa data debit untuk NRECA mengalami kegagalan pada data debit tahun 2004 dengan peluang keandalan 100 pada tahun 2007 dan 25 pada tahun 2026. Sedangkan untuk data debit F.J Mock peluang keandalan 100 pada tahun 2007 sampai tahun 2026 untuk semua simulasi data debit. Dikarenakan tidak adanya data debit di lapangan, maka pemilihan data debit dilakukan dengan mengambil Qmin untuk masing-masing data debit dari 2 metode didapatkan untuk Qmin F.J Mock embung memiliki tingkat keandalan 100 pada tahun 2007 sampai 2026. Untuk Qmin NRECA embung embung hanya mampu melayani seluruh penduduk 100 pada tahun 2007 sedangkan untuk tahun-tahun berikutnya mengalami penurunan hingga 25 pada tahun 2026. 10. Febrihan Akmal Analisis Kebutuhan Air Baku Kabupaten Rejang Lebong 2010 Analisis Tingkat Pertumbuhan Pada tahun 2014 kebutuhan air baku domestik yaitu 35 268.88 m 3 hari. Kebutuhan air baku non domestik yaitu 30 344.75 m 3 hari, kebutuhan air harian rata-rata yaitu 65 613.63 m 3 hari, kebutuhan air harian maksimum yaitu 78 736.36 m 3 hari, kehilangan air yaitu 19 684.09 m 3 hari , dan jumlah kebutuhan air per tahun yaitu 23 948 974.95 m 3 tahun. 47 48

III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian

Kegiatan penelitian dilaksanakan pada Bulan November 2010 dan selesai Bulan Oktober 2011. Penelitian dilakukan di daerah aliran sungai DAS Babon Semarang, Provinsi Jawa Tengah. Peta lokasi penelitian dapat dilihat pada Gambar 3. Adapun dasar pertimbangan lokasi penelitian tersebut adalah sebagai berikut: 1. DAS Babon Semarang melintasi tiga wilayah kabupatenkota Kabupaten Semarang, Kota Semarang, dan Kabupaten Demak dengan topografi wilayah yang berbeda, yaitu perbukitan, lembah, dan daerah pesisir transboundary watershed. 2. Badan sungai DAS Babon Semarang dimanfaatkan untuk berbagai keperluan antara lain: untuk irigasi pertanian, perikanan tambak, air baku untuk kebutuhan domestik, industri, dan sebagai sumber air baku PDAM Semarang. 3. Daerah bagian hulu dan tengah DAS Babon Semarang merupakan daerah pertanian, permukiman, dan industri sedangkan bagian hilir merupakan areal tambak dan sumber air baku PDAM Semarang. 4. Pengelolaan air baku di DAS Babon Semarang belum dilakukan secara terpadu, hulu-hilir, sehingga fungsi DAS sebagai sumber air baku air minum tidak terjamin kelestariannya unsustainable.