III. METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian
Kegiatan penelitian dilaksanakan pada Bulan November 2010 dan selesai Bulan Oktober 2011. Penelitian dilakukan di daerah aliran sungai DAS Babon
Semarang, Provinsi Jawa Tengah. Peta lokasi penelitian dapat dilihat pada Gambar 3. Adapun dasar pertimbangan lokasi penelitian tersebut adalah sebagai
berikut: 1. DAS Babon Semarang melintasi tiga wilayah kabupatenkota Kabupaten
Semarang, Kota Semarang, dan Kabupaten Demak dengan topografi wilayah yang berbeda, yaitu perbukitan, lembah, dan daerah pesisir transboundary
watershed. 2. Badan sungai DAS Babon Semarang dimanfaatkan untuk berbagai keperluan
antara lain: untuk irigasi pertanian, perikanan tambak, air baku untuk kebutuhan domestik, industri, dan sebagai sumber air baku PDAM
Semarang. 3. Daerah bagian hulu dan tengah DAS Babon Semarang merupakan daerah
pertanian, permukiman, dan industri sedangkan bagian hilir merupakan areal tambak dan sumber air baku PDAM Semarang.
4. Pengelolaan air baku di DAS Babon Semarang belum dilakukan secara terpadu, hulu-hilir, sehingga fungsi DAS sebagai sumber air baku air minum
tidak terjamin kelestariannya unsustainable.
50
Gambar 3 Peta administrasi DAS Babon.
3.2. Pendekatan Penelitian
Penelitian dilakukan dengan pendekatan sistem dalam rangka merumuskan model pengelolaan air baku air minum serta mekanisme kerjasama kelembagaan
instansi terkait dalam pengelolaan DAS Babon Semarang, agar keberlanjutan sumber air baku air minum tetap terjaga lestari. Secara sistematis pendekatan
penelitian dapat dilihat pada Gambar 4 dan Tabel 6.
51
DAS Babon
Identifikasi Masalah Pengelolaan ABAM
DAS Babon Ekologi, Ekonomi
Sosial
Menetapkan Atribut Sensitif
Analisis DS Leverage
Menetapkan Atribut Kunci Analisis WTP Air Minum
Membangun Model dengan Pendekatan Sistem
Mekanisme Kerjasama Kelembagaan ISM
Gambar 4 Diagram alir sistematika pendekatan penelitian.
52
Tabel 6 Pendekatan sistem model pengelolaan air baku air minum berbasis DAS
No Tujuan
Khusus Jenis Data
Bentuk Data
Sumber Data
Metode Analisis
Output yang diharapkan
1. Menentukan
Atribut Atribut Kritis
Primer Sekunder
Hasil Wawancara
dan Penyebaran
Kuisioner
Laporan Tahunan
DinasInstan si Terkait
• Dinas Instansi
Terkait • Pendapat
Pakar • Multidime
n sional Scaling
MDS • Monte
Carlo Menghasilkan
Atribut Atribut Kritis dari
Aspek Lingkungan,
Ekonomi dan Sosial
2. Menentukan
Atribut Atribut Kunci
Primer Sekunder
Hasil Wawancara
dan Penyebaran
Kuestioner • FGD
• Prospek tif
Menghasilka n Atribut
Atribut Kunci yang
Mewakili Aspek
Lingkungan, Aspek
Ekonomi dan Aspek Sosial
3. Model
Pengelolaan Air Baku
Sekunder Text Book,
Studi, BPS, PP dan
Kepmen PU
• DinasIns tansi
Terkait • Sistem
Dinamik dengan
Stella Terbangun
Model Pengelolaan
Air Baku Air Minum
Berbasis DAS
4. Mekanisme
Kerjasama Kelembagaan
Primer Sekunder
Hasil Wawancara
dan Penyebaran
Kuisioner • FGD
• Interpre ta tive
Struc tural
Mode ling
ISM Menghasilka
n Model Struktur
Pemangku Kepentingan
DAS
3.3. Metode Pengumpulan Data 3.3.1. Data Primer
Pengumpulan data primer dilakukan dengan cara diskusi, wawancara, pengisian kuesioner, diskusi kelompok terarah dan pengamatan langsung di lokasi
penelitian untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
53
3.3.2. Data Sekunder
Data sekunder diperoleh dengan cara mencari referensi dari berbagai sumber, seperti: hasil penelitian terdahulu, studi pustaka, peta dan laporan serta
dokumen dari berbagai instansi yang berhubungan dengan bidang penelitian.
3.3.3. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan data dilakukan melalui proses FGD focus group discussion. Secara purposive responden ditetapkan yang terdiri atas pakar di
bidang sumberdaya air dan air minum, pejabat yang berwenang dalam pengelolaan sumberdaya air, dan juga tokoh masyarakat. FGD dilakukan dalam
rangka menetapkan atribut atribut yang mewakili permasalahan pengelolaan air baku di DAS Babon. Disamping, secara purposive, juga dilakukan diskusi dan
pengisian kuesioner oleh masyarakat untuk mengetahui kesediaan membayar konsumen terhadap tarif air minum dengan analisis willingness to pay WTP.
Jumlah sampel yang diambil sebanyak 50 responden. Wawancara dilakukan untuk memperoleh gambaran kesediaan membayar masyarakat terhadap tarif air baku agar
PDAM dapat berperan dalam menjaga kelestarian DAS Babon. Apresiasi masyarakat terhadap kesediaan membayar tarif air minum dalam rangka ikut menjaga kelestarian
DAS Babon akan dijadikan input pada saat simulasi model. Responden untuk analisis ISM adalah para pakar yang berhubungan dengan
pengelolaan DAS Babon Semarang sebagai sumber air baku permukaan untuk air minum. Teknik pengambilan contoh dalam rangka menggali informasi dan
pengetahuannya akuisisi pendapat pakar ditentukan secara sengaja purposive sampling sebanyak 17 orang. Rincian jumlah responden penelitian dapat dilihat
pada Tabel 7. Dasar pertimbangan dalam penentuan pakar untuk dijadikan sebagai responden menggunakan kriteria sebagai berikut.
1. Keberadaan responden dan kesediaan untuk dijadikan responden. 2. Memiliki reputasi, kedudukan atau jabatan dan telah menunjukkan
kredibilitasnya sebagai pakar pada bidang yang diteliti. 3. Telah memiliki pengalaman dalam bidangnya.
54
Tabel 7 Rincian jumlah responden penelitian
No. Responden
Teknik Pengambilan Contoh Jumlah Contoh
I Unit Contoh Responden:
A. Pakar expert 1. Bappeda
2. DPRD 3. LSM Lingkungan
4. Tokoh Masyarakat 5.Dosen Pengelolaan DAS
Sumberdaya Air. 6. Dinas Instansi Terkait
7. Ahli tata ruang. 8. Ahli Air bersih
B. Responden Masyarakat Analisis Valuasi Ekonomi
Purposive Purposive
Purposive Purposive
Purposive Purposive
Purposive Purposive
Random Sampling 2 orang
2 orang 1 orang
1 orang 1 orang
10 orang 1 orang
1 orang 17 orang
50 orang
3.3.4. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian adalah data primer dan data sekunder. Pengumpulan data primer dilakukan dengan cara diskusi, wawancara,
pengisian kuesioner, diskusi kelompok terarah dan pengamatan langsung di lokasi penelitian untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Data
sekunder diperoleh dengan cara mencari dari berbagai sumber, seperti: hasil penelitian terdahulu, studi pustaka, peta, dan laporan serta dokumen dari berbagai
instansi yang berhubungan dengan bidang penelitian. Rincian jenis dan sumber data yang diperlukan dalam penelitian dapat dilihat pada Tabel 8.
3.4. Analisis Data
Teknik analisis data dilakukan dengan menggunakan lima tahapan utama, yaitu: 1 menetapkan atribut-atribut dari dimensi ekonomi, lingkungan dan sosial
serta menetapkan atribut-atribut kritis dengan analisis multidimensional scaling MDS dan leverage; 2 analisis prospektif untuk memperoleh variabel variabel
kunci; 3 analisis model sistem dinamis untuk mengetahui kebutuhan dan ketersediaan air baku; 4 analisis nilai ekonomi untuk mengetahui WTP
masyarakat terhadap tarif air minum; dan 5 analisis interpretative structural modeling ISM untuk memperoleh mekanisme kerjasama antar pemangku
kepentingan dalam pengelolaan DAS Babon Semarang sebagai sumber air baku air minum.
55
Tabel 8 Jenis dan sumber data yang diperlukan dalam penelitian
Jenis Data Sumber Data
I. Data Primer:
1. Analisis kebutuhan stakeholders 2. Identifikasi faktor strategis ISM
3. Perbandingan antar faktor ISM 4. Data sosial ekonomi konsumen PDAM
II. Data Sekunder:
1. Kondisi kependudukan 2. Kondisi sosial ekonomi
3. Peta wilayah DAS Babon 4. Topografi
5. Luas areal DAS Babon 6. PDRB sektor air minum
7. Jawa Tengah dalam angka 8. Struktur kelembagaan DAS dan PDAM.
9. Peraturan perundang-undangan 10. Kebutuhan suplay air minum Kota
Semarang 11. Adat-istiadat budaya masyarakat
12. Pangsa pasar air minum 13. SDM bidang sumberdaya air
14. PAD dari sektor Air Minum 15. Data kualitas dan kuantitas air DAS
Babon 16. Data pemanfatan lahan di sekitar badan
sungai DAS Babon. 17. Data debit maksimum dan mimimum
DAS Babon Responden ExpertPakar
Responden ExpertPakar Responden ExpertPakar
Responden Masyarakat BPS Jateng
BPS Jateng Bappeda Jateng
Bappeda Jateng BPS dan BPN
BPS Jateng Bappeda Jateng
Setda Jateng dan PDAM Satda Prov. Jateng
PDAM Semarang Dinas Pariwisata Jateng
PDAM Jateng Setda Prov. Jateng
Dispenda Jateng PDAM Semarang dan Bapedalda
Jateng. Bappeda Jateng.
Dep PU dan Dinas PU Prov. Jateng
3.4.1. Penetapan Atribut-Atribut Kritis 3.4.1.1. Menyusun Atribut-Atribut dari Aspek Tiga Dimensi
Analisis keberlanjutan pengelolaan DAS Babon Semarang sebagai sumber air baku air minum dilakukan secara holistik dan terpadu yang meliputi tiga aspek
utama, yaitu: 1 aspek ekologi, 2 aspek ekonomi, dan 3 aspek sosial. Pada aspek ekologi kajian difokuskan untuk melihat tingkat kelestarian fungsi DAS
sebagai sumber air baku sehingga DAS Babon tetap dapat berfungsi secara berkelanjutan, misalnya kualitas dan kuantitas air pada badan sungai DAS Babon.
Pada aspek ekonomi kajian difokuskan untuk melihat tingkat kelayakan secara ekonomi economic feasibility perusahaan air minum yang menggunakan DAS
Babon sebagai bahan bakunya, misalnya biaya produksi per meter kubik air
56
minum. Pada aspek sosial difokuskan untuk melihat tingkat keadilan dan pemerataan dalam memperoleh manfaat dari sumberdaya DAS Babon sebagai
sumber bahan baku air minum, misalnya tingkat kesadaran masyarakat terhadap kelestarian DAS babon dan apresiasi masyarakat yang direfleksikan dalam
keinginan masyarakat membayar terhadap kondisi air baku air minum yang berkualitas. Dengan demikian, dari ketiga aspek tersebut akan terlihat sejauh
mana pengelolaan DAS Babon sebagai sumber air baku air minum secara ekologi tidak terjadi penurunan kualitas dan kuantitas sumberdaya airnya. Secara
ekonomi layak, dan secara sosial masyarakat memiliki kesadaran dalam pelestarian DAS Babon. Analisis data dilakukan menggunakan metode
“multidimensional scaling” MDS, dengan tiga tahapan sebagai berikut: 1. Tahapan penentuan atribut pada setiap aspek yang dianalisis
Pada tahap ini disusun atribut yang dapat menggambarkan kondisi setiap aspek yang dikaji. Atribut disusun berdasarkan konsep pembangunan
berkelanjutan yang menyatakan bahwa pengelolaan suatu sumberdaya dikatakan berkelanjutan jika secara ekologi tidak terjadi penurunan kualitas
dan kuantitas sumberdaya yang dimaksud, secara ekonomi layak dan menguntungkan, dan secara sosial berkeadilan.
2. Tahapan penilaian setiap atribut dalam skala ordinal Pada tahap ini, setiap atribut yang telah disusun pada tahap satu selanjutnya
diberi skor sesuai dengan kondisi atribut yang bersangkutan berdasarkan skala ordinal. Skala ordinal disusun berdasarkan ketersediaan sumber
pustaka, hasil penelitian terdahulu atau pendapat para pakar dalam bidang tersebut.
Pembuatan peringkat skor disusun berdasarkan urutan nilai terkecil ke nilai terbesar baik secara kuantitatif maupun kualitatif dan bukan berdasarkan
urutan nilai dari yang terburuk ke nilai yang terbaik, misalnya: atribut debit air badan sungai DAS Babon pada musim kemarau selama lima tahun terkahir
disusun skala ordinalnya; 0 terjadi penurunan kurang dari 10 persen; 1 terjadi penurunan 10 persen
– 25 persen; 2 terjadi penurunan 25 persen – 50 persen; 3 terjadi penurunan lebih dari 50 persen. Pada atribut ini skor nol merupakan
skor terbaik dan skor tiga merupakan skor terburuk. Skor serupa juga berlaku