bentuk fungsi matematik atau abstraksi lain yang disebut model. Penggunaan model menguntungkan dalam analisis sebab:
1 Model dapat dilakukan analisis dan percobaan dalam situasi yang kompleks dengan mengubah nilai atau bentuk relasi antar variabel yang tidak mungkin
dilakukan pada sistem nyata. 2 Model memberikan penghematan dalam mendiskripsikan suatu keadaan
nyata. 3 Menghemat waktu, tenaga dan sumberdaya lainnya
4 Dapat memfokuskan perhatian lebih banyak pada karakteristik yang penting dari masalah.
2.7 Analisis SWOT
Penentuan strategi pengembangan perikanan tangkap dilakukan dengan survey PRA Participatory Rural Appraisal, dengan menggali sebanyak mungkin
informasi yang berbasis pada masyarakat. Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk
merumuskan suatu strategi. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan Strength dan peluang Opportuniti, namun secara
bersamaan dapat meminimalkan kelemahan Weakness dan ancaman Threat. Proses pengambilan keputusan strategis selalu berkaitan dengan pengembangan
misi, tujuan, strategi, dan kebijakan, dengan demikian perencana strategis strategic planner harus menganalisis faktor-faktor strategis kekuatan,
kelemahan, peluang dan ancaman dalam kondisi yang ada saat ini. Hal ini disebut dengan Analisis Situasi. Model yang paling populer untuk analisis situasi adalah
Analisis SWOT Rangkuti 2005.
2.8 Analytical Hierarchy Process AHP
Sumber kerumitan masalah keputusan bukan hanya ketidakpastian atau ketidaksempurnaan informasi. Penyebab lainnya adalah banyaknya faktor yg
berpengaruh terhadap pilihan yang ada, beragamnya kriteria pemilihan dan jika pengambilan keputusan lebih dari satu. Jika sumber kerumitan itu adalah
beragamnya kriteria, maka analytical hierarchy process AHP merupakan teknik untuk membantu menyelesaikan masalah ini Mulyono 2002.
Dalam perkembangannya, AHP tidak saja digunakan untuk menentukan prioritas pilihan-pilihan dengan banyak kriteria, tetapi penerapannya telah meluas
sebagai metode alternatif untuk menyelesaikan bermacam-macam masalah, seperti memilih portofolio, analisis manfaat biaya, peramalan dan lain-lain. AHP
menawarkan penyelesaian masalah keputusan yang melibatkan seluruh sumber kerumitan seperti yang diidentifikasikan diatas, hal ini dimungkinkan karena AHP
cukup mengandalkan intuisi sebagai input utamanya, namun intuisi harus datang dari pengambilan keputusan yang cukup informasi dan memahami masalah
keputusan yang dihadapi Mulyono 1991.
AHP adalah suatu hirarki fungsional dengan memanfaatkan persepsi dari
key person yang terkait dengan masalah yang diteliti. Metode ini mempunyai kelebihan karena prosedurnya yang sederhana dan tidak memerlukan asumsi.
Karena itulah metode ini sering digunakan dalam proses pengambilan keputusan yang kompleks dengan permasalahaan yang tidak terstruktur, termasuk dalam
penyelesaian masalah yang bersifat strategis dan makro, seperti pengolahan perikanan tangkap.
2.9 Linear Goal Programming LGP
Linear goal programming LGP merupakan pengembangan linear programing LP. Perbedaan utama antara LGP dan LP terletak pada struktur dan
penggunaan fungsi tujuan. Dalam LP fungsi tujuannya hanya mengandung satu tujuan, sementara dalam LGP semua tujuan apakah satu atau beberapa
digabungkan dalam sebuah fungsi tujuan. Ini dapat dilakukkan dengan mengekspresikan tujuan ini dalam bentuk sebuah kendala goal constrain,
memasukkan suatu variabel simpangan deviational variabel dalam kendala itu untuk mencerminkan seberapa jauh tujuan dicapai dan menggabungkan variabel
simpangan dalam fungsi tujuan. Dalam LP tujuannya bisa maksimisasi atau minimisasi, sementara dalam LGP tujuannya adalah meminimumkan
penyimpangan-penyimpangan dari tujuan-tujuan tertentu. Ini berarti semua masalah LGP adalah masalah minimisasi Mulyono 2004.
Penyimpangan dari tujuan-tujuan itu diminimumkan sehingga sebuah model LGP dapat menangani aneka ragam tujuan dengan dimensi atau satuan ukuran
yang berbeda. Jika terdapat banyak tujuan, prioritas atau urutan ordinalnya dapat ditentukan, dan proses penyelesaian LGP itu akan berjalan sedemikian rupa
sehingga tujuan dengan prioritas tertinggi dipenuhi sedekat mungkin sebelum memikirkan tujuan dengan peristiwa lebih rendah. Jika LP berusaha
mengidentifikasi solusi optimum dari suatu himpunan solusi layak, LGP mencari titik yang paling memuaskan dari sebuah persoalan dengan beberapa tujuan, sekali
lagi LGP ingin meminimumkan penyimpangan dari tujuan dengan mempertim- bangkan hirarki prioritas.
2.10 Kondisi Umum Perairan Maluku