155
5.2.3 Seleksi teknologi penangkapan berdasarkan aspek sosial
Pada aspek sosial, menempatkan huhate dan pukat cincin sebagai prioritas pertama dan kedua dalam pengembangan disusul pancing tonda, jaring insang,
pukat pantai dan bagan. Hal ini disebabkan karena huhate dan pukat cincin menyerap lebih banyak tenaga kerja, kesempatan kerja lebih besar serta
memberikan upah yang lebih besar bagi tenaga kerja dibandingkan dengan jaring insang, pukat cincin, jaring insang, bagan. Huhate unggul untuk semua kriteria
penilaian baik itu respon penerimaan alat baru, tingkat pendidikan, konflik antar nelayan, pengalaman kerja, serta jumlah tenaga kerja. Sering terjadi konflik
nelayan antar alat tangkap pukat cincin di daerah penangkapan. Penyebab terjadinya konflik adalah keberadaan alat bantu penangkapan rumpon yang
terdapat di fishing ground. Sementara alat tangkap pukat pantai walaupun unggul dalam penyerapan tenaga kerja, tetapi kelemahannya terdapat pada tingkat
pendidikan skor1 tidak terlalu trampil serta pengalaman kerja sebagai nelayan skor 1.
Pancing tonda dan jaring insang unggul pada empat kriteria penilaian respon penerimaan alat tangkap baru skor 5 Y1, tingkat pendidikan skor 5 Y2,
konflik antar nelayan skor 5 Y3, pengalaman kerja sebagai nelayan skor 5 Y4 sementara Y5 jumlah tenaga kerja skor 5 alat tangkap ini hanya
membutuhkan 2 sampai 3 orang nelayan. Walaupun alat tangkap bagan unggul pada kriteria penerimaan alat tangkap baru, justru nelayan yang mengoperasikan
alat ini hampir seluruhnya lulusan sekolah dasar. Di perairan Pandeglang, purse seine juga menempati urutan prioritas pengembangan dan bagan menempati
urutan berikutnya Heriawan 2008. Satu hal yang perlu mendapat perhatian sebagaimana dikatakan Panayotou 1992 diacu dalam Suyasa et al. 2007,
bahwa pada umumnya di negara sedang berkembang khususnya pada perikanan skala kecil, peluang untuk mendapatkan pekerjaan lain employment
opportunities bagi nelayan tidak ada. Hal ini mengakibatkan upaya penangkapan yang beroperasi di perairan cenderung lebih besar sehingga jumlah nelayan yang
terlibat juga semakin besar. Salah satu cara untuk meningkatkan taraf hidup nelayan adalah dengan
menjaga kelangsungan hidup dengan meningkatkan efisiensi serta mengganti
156 kapal dengan ukuran yang lebih besar. Cara tersebut selain dapat menyerap
jumlah tenaga kerja yang lebih juga dapat meningkatkan jumlah hasil tangkapan. Karunia et al. 2008, mengatakan bahwa arah pembangunan nasional harus
ditindaklanjuti melalui strategi peningkatan kesejahteraan dan dijabarkan melalui kebijakan peningkatan kesejahteraan guna menanggulangi kemiskinan, yakni
dengan cara: 1 modal usaha untuk mengembangkan kewirausahaan, 2 pemberdayaan sumberdaya manusia, dan 3 penguatan kelembagaan dan
pengembangan teknologi, oleh karena itu model peningkatan kesejahteraan nelayan perikanan tangkap skala kecil menggunakan ketiga indikator tadi.
5.2.4 Seleksi teknologi penangkapan berdasarkan aspek ekonomi