Joran pancing huhate Alat tangkap huhate pole and line

perairan Maluku dalam pencapaian sasaran pengembangan yang dilakukan secara bertahap.

4. 7 Modifikasi Prototipe Alat Tangkap di Perairan Maluku

Desain armada penangkapan harus sesuai dengan fungsinya seperti ukuran kapal, alat tangkap, mesin yang digunakan diharapkan akan berpengaruh terhadap pengelolaan potensi sumberdaya perikanan. Di Maluku, pengoperasian ketiga alat tangkap antara lain: huhate, pancing tonda, jaring insang permukaan memberikan kontribusi yang cukup besar bagi pengembangan perikanan di daerah ini. Namun, masih terdapat berberapa kelemahan dari alat-alat tangkap ini dan perlu dikaji serta diusulkan prototipe sehingga akan diperoleh bentuk yang akan dikembangkan dimasa datang, yang adalah sebagai berikut:

4.7.1 Alat tangkap huhate pole and line

4.7.1.1 Joran pancing huhate

Konstruksi dari joran pancing huhate yang digunakan nelayan di Maluku umumnya sudah cukup sempurna ditinjau dari segi teknis. Dari segi teknis, suatu kelemahan pada alat huhate terdapat pada joran pancing, yang mana sampai sekarang nelayan masih menggunakan batang bambu. Pengembangan alat tangkap ini dapat dilakukan dengan mempergunakan modifikasi joran pancing yang lebih kokoh kuat, lentur, ringan dan tahan lama. Karakteristik joran pancing saat ini dan modifikasi baru yang akan dikembangkan disajikan pada Tabel 49 Tabel 49 Spesifikasi joran pancing saat ini dan arahan penyempurnaannya yang akan dikembangkan Spesifikasi Kelemahan Arahan penyempurnaan Kondisi yang diharapkan 1. Joran 1 Joran pancing masih menggunakan bambu Menggunakan bahan fiber glass dengan tulang dari bahan stainless steel 1 Lebih ringan 2Tidak tahan terhadap benturan keras 2 Tidak menguras tenaga pemancing 3 Mudah lapuk 3 Lebih kuat 4 Jenis bambu tersebut sukar diperoleh di alam 4 Tahan terhadap benturan keras 5 Bambu yang digunakan cukup berat 5 Umur pakai panjang 6 Tidak mudah lapuk 7 Tidak mudah patah Sumber: data penelitian 2009 Dasa dalam ope bahwa ter mengakiba tangkapan hasil tangk Suat memerluk panjang d mengkomp dikembang diharapkan alat tangk dapat berp Gambar d modifikas Gambar 3 ar pertimba erasi penang rlihat bahwa atkan pema n seringkali kapan jatuh tu kelemah kan biaya ya dan meningk mpensasikan gkan di m n dapat me kap huhate pengaruh t desain tang i baru, dapa G 1 Modifika angan untuk gkapan cak a ukuran jo ancing men i melewati h kelaut. han dari ang lebih be katnya efis kelemahan masa yang embantu ne dengan teta terhadap pe gkai pancin at dilihat pa Gambar 30 si joran pan k membuat m kalang deng oran 3 met ngalami ke bagian dec modifikasi esar. Meskip iensi penan n tersebut s akan data elayan khus ap memper engelolaan ng yang se ada Gambar Joran panci ncing yang a modifikasi p an menggu ter diangga sulitan pad ck kapal se prototipe pun demikia ngkapan me sehingga d ang. Modif susnya nela rhatikan asp sumberday ekarang dig 30 dan Gam ing huhate s akan dikem prototipe jo unakan kapa ap terlalu p da saat pan ehingga me alat huh an, dengan u erupakan fa apat dipert fikasi yang ayan yang pek-aspek l ya perikana gunakan ol mbar 31 saat ini. mbangkan pa oran baru, k al huhate sa panjang seh ncing, ikan enyebabkan hate ini a umur pakai aktor yang imbangan u g diusulkan mengopera lingkungan an dan kela leh nelayan ada kapal hu karena aat ini ingga hasil ikan adalah yang dapat untuk n ini asikan yang autan. n dan uhate. Perbandingan hasil tangkapan yang diperoleh antara joran pancing yang terbuat bambu dengan joran pancing modifikasi dari fiberglass dapat disajikan pada Tabel 50 Tabel 50 Perbandingan karakteristik joran pancing bambu dan joran pancing fiberglass Joran pancing bambu Joran pancing fiberglass 1 Berat ikan hasil tangkapan yang diangkat dengan joran ini dapat mencapai 9,2 kg Berat ikan hasil tangkapan yang diangkat dengan joran fiberglass mencapai 10,5 kg 2 Waktu yang dibutuhkan dalam 30 menit untuk 1 orang pemancing dalam mengangkat ikan hasil tangkapan mencapai 25 ekor Jumlah hasil tangkapan dapat mencapai 35 ekor Sumber: data penelitian 2009 4.7.1.2 Kapal huhate Di Maluku, kapal huhate pole and liner dapat digolongkan dalam dua jenis, yakni rurehe dan motor ikan. Rurehe adalah kapal huhate berukuran kecil yang menggunakan sistem motor tempel outboard engine system dimana ruang para pemancing terdapat di bagian buritan kapal, sedangkan motor ikan adalah kapal huhate berukuran lebih besar dari rurehe yang menggunakan motor dalam inboard engine system dan ruang para pemancing berada di bagian haluan kapal. Pengembangan perikanan huhate di Maluku ditinjau dari sisi peningkatan upaya penangkapan kaitannya dengan potensi sumberdaya ikan, khususnya dengan tujuan pemanfaatan sumberdaya ikan cakalang, masih memiliki peluang yang cukup besar. Umumnya pembangunan kapal huhate pole and line di Maluku masih dilakukan di galangan kapal rakyat tanpa menggunakan acuan yang jelas sebagai indikator untuk membuat sebuah kapal yang layak, padahal dengan menggunakan desain dan perhitungan-perhitungan yang matang maka sebuah kapal akan layak untuk dibuat. Sekarang ini proses pembuatan kapal ikan yang digunakan untuk tujuan penangkapan, masyarakat masih menggunakan teknik-teknik tersendiri sesuai keahlian yang mereka miliki sehingga kadang-kadang mereka salah dalam perhitungan dan menyebabkan kapal akan mengalami gangguan pada saat operasi di laut. Proses pembuatannya dilakukan tanpa perencanaan desain dan konstruksi, tetapi pada pola kapal huhate yang dibangun terlebih dahulu harus berdasarkan spesifikasinya yang diinginkan pembeli. Hasil dari proses pembangunan kapal tersebut memang dapat digunakan untuk melakukan operasi penangkapan, tetapi pemenuhan standar kelayakan pengoperasian kapal belum diketahui. Kapal yang dibuat oleh desainer kapal yang ada di daerah Maluku secara keseluruhan hampir mempunyai ukuran yang hampir sama. Kelemahannya yaitu terletak pada ukuran panjang dan lebar kapal terlalu kecil sehingga stabilitas tidak berfungsi dengan baik. Beberapa daerah di Maluku yang melakukan pembangunan kapal huhate antara lain: Desa Tulehu, Waai, Negeri Lima, Hila. Operasi penangkapan ikan dari unit-unit perikanan huhate yang dilakukan di perairan Maluku adalah dengan sistem sistem one-day-fishing. Artinya bahwa pada saat menjelang pagi nelayan setelah memperoleh ikan umpan, kemudian mereka menuju ke daerah penangkapan yang dianggap sebagai tempat operasi penangkapan, setelah mendapatkan hasil tangkapan dan pada saat itu juga nelayan kembali ke fishing base. Hasil tangkapan yang diperoleh kadang-kadang langsung dijual kepasar ataupun disimpan di cold storage. Umumnya rata-rata waktu operasi penangkapan mulai dari pelayaran dari pangkalan pendaratan, pencarian kelompok ikan, pemancingan kelompok ikan hingga kembali ke pangkalan pendaratan dari unit-unit huhate di Maluku adalah 10 jam. Karakteristik kapal huhate saat ini dan modifikasi baru yang akan dikembangkan dapat dilihat pada Tabel 51 Tabel 51 Spesifikasi kapal huhate saat ini dan modifikasi baru yang akan dikembangkan Spesifikasi Arahan penyempurnaan Kondisi yang diperoleh 1. Ukuran panjang 14,83, Lebar 3,24, tinggi 2,50 m Modifikasi kapal yang lebih panjang dan lebar 1 Ukuran panjang 15,26, lebar 3,64, tinggi 2,62 m 2 Flyng deck 2,00 m 2 Flyng deck 1,40 m 3 Palka ikan 1,00m 3 2 buah,1,2m 3 2buah, 1,5m 3 2buah, palka umpan hidup 1.50 m 3 2 buah 3 Volume palka ikan 1,2m 3 2bh; Volume 1,5m 3 2bh; Volume 1,7 m 3 2 bh, palka es 2,3m 3 2bh, palka umpan hidup1,75 m 3 3 bh, palka air tawar Volume 500 liter 2 buah 4 Jumlah pancing 30 buah dengan bahan dari bambu 4 Jumlah Joran pancing dengan bahan fiber glass 30 bh dengan panjang 2,75 m 5 Peralatan navigasi belum lengkap kompas, SSB, peta laut 5 Peralatan navigasi kompas, life jacket, hand GPS, SSB, peta laut. 6 Menggunakan bahan kayu yang di laminating dengan fiberglass 6 Menggunakan bahan fiberglass 7 Mesin listrik 2 kWh 7 Mesin listrik Merk Yanmar 5 kWh Sumber: data penelitian 2009 2,50 m Gambar 32 De Gambar 33 esain kapal huh Desain kapal hu 1 1 hate pandangan uhate pandang 1 2 1 2 n samping saat gan atas saat ini 3 4 ini di perairan M i di perairan Ma 4 Maluku aluku 5 Keter 1 Ba tan 2 Ba 3 Ru 4 Ru 5 W 6 Te ge angan: ak penampungan ngkapan ak umpan uang kemudi uang ABK C empat pemantaua rombolan ikan 85 hasil an 86 Gambar 34 K Gambar 35 K 7 Kapal huhate p Kapal huhate p 6 andangan dari s andangan atas 4 samping yang a yang akan dike 3 9 akan dikemban embangkan di p 2 2 1 1 1 gkan di Maluku perairan Maluku 1 8 u u 1 Bak penam tangkapan 2 Bak umpa 3 Ruang kem 4 Ruang AB 5 Tempat pe 6 Ruang tem peralatan 7 WC 8 Tempat p 9 Ruang m Keterangan: mpungan hasil an mudi BK emantauan mpat penyimpanan tangkap pemancingan mesin n Gambar 32 dan Gambar 33 memperlihatkan desain kapal huhate saat ini di perairan Maluku. Desain kapal huhate saat ini dimodifikasi sehingga didapatkan suatu bentuk desain kapal yang lebih efektif dalam pengelolaan sumberdaya ikan pelagis besar di perairan Maluku. Modifikasi kapal huhate Gambar 34 dan Gambar 35 dilakukan hanya dengan merubah ukuran panjang, lebar, tinggi serta memodifikasi palka dengan penambahan styrofoam pada dinding palka. Dibandingkan dengan desain kapal huhate yang dimiliki nelayan di Maluku, hanya satu keunggulan dari modifikasi prototipe kapal huhate yang diusulkan dengan sistem motor dalam ini adalah dapat memproduksikan skipjack loin. Kesesuaian ukuran kapal ataupun model kapal dengan ukuran alat, jenis ikan target, kebutuhan bahan bakar akan mempengaruhi kondisi kapal pada saat beroperasi yang berdampak pada keselamatan pelayaran secara umum. Hal ini didukung oleh pendapat Unus et al 2005 yang mengatakan bahwa suatu operasi penangkapan dapat optimal apabila dapat memperhatikan faktor keselamatan, pelayaran di laut, karena operasi penangkapan ikan merupakan aktifitas yang beresiko tinggi, selanjutnya dikatakan juga bahwa unsur kecelakaan sering terjadi laut pada kapal-kapal ukuran 12 meter dan presentase kecelakaannya 54, jenis kecelakaan tenggelam sebesar 40,66.

4.7.1.3 Modifikasi palka kapal huhate yang diusulkan pengembangannya