Analisis aspek ramah lingkungan

Tabel 33 Kriteria dan skor analisis aspek berkelanjutan unit penangkapan ikan di perairan Maluku skor 1 Menerapkan teknologi ramah lingkungan Subkriteria: 1 Memenuhi 2 kriteria alat tangkap ramah lingkungan 2 Memenuhi 3 – 5 kriteria alat tangkap ramah lingkungan 3 Memenuhi 5 – 7 kriteria alat tangkap ramah lingkungan 4 Memenuhi seluruh kriteria alat tangkap ramah lingkungan 1 2 3 4 2 Jumlah hasil tangkapan tidak melebihi TAC 1 Hasil tangkapan 75 – 100 dari TAC 2 Hasil tangkapan 50 – 75 dari TAC 3 Hasil tangkapan 25 – 50 dari TAC 4 Hasil tangkapan lebih kecil dari 25 dari TAC 1 2 3 4 3 Menguntungkan 1 Keuntungan lebih kecil dari Rp 500.000 per bulan 2 Keuntungan antara Rp 500.000 – Rp 1.000.000 per bulan 3 Keuntungan antara Rp 1.000.000 – Rp 1.500.000 per bulan 4 Keuntungan lebih besar dari Rp 1.500.000 per bulan 1 2 3 4 4 Investasi rendah 1 Investasi lebih besar dari Rp 2.000.000 per unit 2 Investasi antara Rp 1.000.000 – Rp 2.000.000 per unit 3 Investasi antara Rp 500.000 – Rp 1.000.000 per unit 4 Investasi lebih kecil dari Rp 500.000 per unit 1 2 3 4 5 Penggunaan BBM rendah 1 Penggunaan BBM lebih besar dari 15 liter per trip 2 Penggunaan BBM antara 10 – 15 liter per trip 3 Penggunaan BBM antara 5 – 10 liter per trip 4 Penggunaan BBM lebih kecil dari 5 liter per trip 1 2 3 4 6 Memenuhi ketentuan hukum dan perundang-undangan yang berlaku: 1 CCRF, 2 Undang -Undang No 312002 tentang perikanan, 3 Peraturan Daerah, dan 4 Hukum adat 1 Alat tangkap memenuhi 1 dari 4 kriteria yang ada 2 Alat tangkap tersebut memenuhi 2 dari 4 kriteria yang ada 3 Alat tangkap tersebut memenuhi 3 dari 4 kriteria 4 Alat tangkap tersebut memenuhi semua kriteria yang ada 1 2 3 4 Sumber: Monintja 2001, disesuaikan dengan kondisi di Maluku

3.3.4 Analisis aspek ramah lingkungan

Analisis aspek ramah lingkungan dilakukan untuk menyeleksi sifat destruktif dari unit penangkapan ikan terhadap sumberdaya ikan, ekosistem, lingkungan sekitar, dan masyarakat Monintja 2001. Rentang nilai skor yang digunakan untuk pemberian nilai kriteria terkait dengan aspek ramah lingkungan ini adalah dengan kisaran nilai 1 – 4 Rangkuti 2005. Secara spesifik setiap kriteria dari aspek ramah lingkungan unit penangkapan ikan ini mengacu pada Tabel 34 Tabel 34 Kriteria dan skor analisis ramah lingkungan unit penangkapan ikan di Maluku skor 1 Mempunyai selektifitas yang tinggi, dengan subkriteria: 1 Menangkap lebih dari 3 speies ikan dengan variasi ukuran yang berbeda jauh 2 Menangkap 3 spesies ikan atau kurang dengan variasi ukuran yang berbeda jauh 3 Menangkap kurang dari 3 spesies ikan dengan ukuran yang relatif seragam 4 Menangkap 1 spesies ikan dengan ukuran yang relatif seragam 1 2 3 4 2 Tidak merusak habitat; 1 Menyebabkan kerusakan habitat pada wilayah yang luas 2 Menyebabkan kerusakan pada wilayah yang sempit 3 Menyebabkan kerusakan sebagian habitat pada wilayah yang sempit 4 Aman bagi habitat 1 2 3 4 3 Menghasilkan ikan berkualitas tinggi; 1 Ikan mati dan busuk 2 Ikan mati, segar, cacat fisik 3 Ikan mati dan segar 4 Ikan hidup 1 2 3 4 4 Tidak membahayakan nelayan; 1 Bisa berakibat kematian pada nelayan 2 Bisa berakibat cacat permanen pada nelayan 3 Hanya bersifat gangguan kesehatan yang bersifat sementara 4 Aman bagi nelayan 1 2 3 4 5 Produksi tidak membahayakan konsumen; 1 Berpeluang besar menyebabkan kematian pada konsumen 2 Berpeluang menyebabkan gangguan kesehatan pada konsumen 3 Relatif aman bagi konsumen 4 Aman bagi konsumen 1 2 3 4 6 By-catch rendah; 1 By-catch pada beberapa spesies dan tidak laku dijual di pasar 2 By-catch pada beberapa spesies dan ada jenis yang laku terjual di pasar 3 By-catch kurang dari 3 spesies dan laku terjual di pasar 4 By-catch kurang dari 3 spesies dan mempunyai harga yang tinggi 1 2 3 4 7 Dampak ke biodiversity ; 1 Menyebabkan kematian pada semua makhluk hidup dan merusak habitat 2 menyebabkan kematian pada beberapa spesies dan merusak habitat 3 Menyebabkan kematian pada beberapa spesies tetapi tidak merusak habitat 4 Aman bagi biodiversity 1 2 3 4 8 Tidak membahayakan ikan-ikan yang dilindungi 1 Ikan yang dilindungi sering tertangkap 2 Ikan yang dilindungi beberapa kali tertangkap 3 Ikan yang dilindungi pernah tertangkap 4 Ikan yang dilindungi tidak pernah tertangkap 1 2 3 4 9 Dapat diterima secara sosial:1 investasi murah ,2 menguntungkan,3sesuai dengan Budaya setempat, 4 sesuai dengan peraturan yang ada Peringkat : 1 Alat tangkap memenuhi kriteria 1 dari 4 kriteria diatas 2 Alat tangkap tersebut memenuhi 2 dari 4 kriteria yang ada 3 Alat tangkap tersebut memenuhi kriteria 3 dari 4 kriteria 4 Alat tangkap tersebut memenuhi semua kriteria yang ada 1 2 3 4 Sumber: Monintja 2001, disesuaikan dengan kondisi di Maluku 3.3.5 Alokasi unit penangkapan ikan Untuk menganalisis alokasi optimal unit penangkapan ikan tepat guna di perairan Maluku, dilakukan dengan metode Linear Goal Programming LGP. Metode ini digunakan untuk menentukan jumlah alat tangkap yang optimal dengan batasan sumberdaya perikanan serta faktor-faktor teknis dari armada tersebut. Model goal programming terdapat variabel deviasional dalam fungsi kendala. Variabel tersebut berfungsi untuk menampung penyimpangan hasil penyelesaian terhadap sasaran yang hendak dicapai. Dalam proses pengolahan model tersebut, jumlah variabel deviasional akan diminimumkan dalam fungsi tujuan Siswanto 1993. Model linier goal programming yang dipakai menggunakan model matematik : Fungsi tujuan : Fungsi kendala-kendala: a 1 1 x 1 + a 1 2 x 2 + .........+ a 1n x n + DB 1 - DA 1 = b 1 a 2 1 x 1 + a 2 2 x 2 + ……..+ a 2n x n + DB 2 – DA 2 = b 2 a 3 1 x 1 + a 3 2 x 2 + ……..+ a 2n x n + DB 2 – DA 2 = b 3 a 4 1 x 1 + a 4 2 x 2 + ……..+ a 2n x n + DB 2 – DA 2 = b 4 dimana : Z = Fungsi tujuan yang akan diminimumkan DB i = Deviasi bawah kendala ke- i DA i = Deviasi atas kendala ke- i C j = Parameter fungsi tujuan ke- j b 1 = Kapasitas kendala ke i b 2 = Kapasitas kendala ke 2 b 3 = Kapasitas kendala ke 3 b 4 = Kapasitas kendala ke 4 a ij = Parameter fungsi kendala ke- i pada variabel keputusan ke- j Kendala ke-i = Target produksi, MSY, keuntungan, tingkat konsumsi, penyerapan tenaga kerja, pendapatan asli daerah, serta penerimaan devisa negara X j = Variabel putusan ke- j jumlah armada penangkapan X j , DA i , DB i 0, untuk i = 1, 2,….........., m dan j = 1, 2, ............., n     m i DAi DBi Z 1 Sebelum melakukan analisis optimasi terlebih dahulu dilakukan perhitungan CPUE yang digunakan dalam analisis perhitungan fungsi produksi lestari. Standardisasi upaya penangkapan perlu dilakukan terlebih dahulu sebelum melakukan perhitungan catch per unit effort CPUE, yaitu dengan cara membandingkan hasil tangkapan per upaya penangkapan masing-masing unit penangkapan. Unit penangkapan yang paling dominan menangkap jenis-jenis ikan tertentu di suatu daerah dan memiliki nilai faktor daya tangkap fishing power index sama dengan satu. perhitungan FPI adalah sebagai berikut: FEs CPUEs = HTs FEi CPUEi = HTi Upaya standardisasi diperoleh dengan menggunakan persamaan sebagai berikut yaitu: SE = FPI 1 x FE 1 dimana: CPUEi = Catch per unit effort atau jumlah hasil tangkapan per satuan upaya unit penangkapan standar pada tahun ke-i; CPUEs = Catch per unit effort atau jumlah hasil tangkapan per satuan upaya jenis penangkapan yang akan distandarisasi; HTs = Jumlah hasil tangkapan catch jenis unit penangkapan yang dijadikan standar pada tahun ke-i; HT 1 = Jumlah hasil tangkapan catch jenis unit penangkapan yang akan distandarisasi pada tahun ke-i; FEs = Jumlah upaya penangkapan effort jenis unit penangkapan ikan yang dijadikan standar pada tahun ke-i; FE 1 = Jumlah upaya penangkapan effort jenis unit penangkapan ikan yang dijadikan standarisasi pada tahun ke-i; FPI s = Fishing Power Index atau faktor daya tangkap jenis unit penangkapan standar pada tahun ke- i FPI i = Fishing Power Index atau faktor daya tangkap jenis unit penangkapan yang akan distandardisasi pada tahun ke- i SE = Upaya penangkapan effort hasil standardisasi pada tahun ke-i

3.3.6 Modifikasi prototipe unit penangkapan ikan