Penilaian dan standardisasi aspek sosial

Tabel 41 Standardisasi aspek teknis unit penangkapan ikan di perairan Maluku No Alat Tangkap Teknis Hasil Standarisasi Total Rata- rata UP X1 X2 X3 X4 X5 VX1 VX2 VX3 VX4 VX5 1 Pukat cincin 1 5 3 1 3 1.000 0.500 0.000 0.000 0.750 15,25 1,52 4 2 Pukat pantai 1 1 5 1 1 0.000 0.000 0.000 1.000 0.000 10 1 6 3 Bagan 3 3 3 1 3 0.000 0.000 0.500 1.000 0.000 14,5 1,45 5 4 Huhate 3 5 1 3 5 0.600 0.750 0.500 0.000 0.600 19,45 1,94 3 5 Pancing tonda 3 5 1 3 5 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 22 2,21 1 6 Jaring insang permukaan 3 5 1 5 3 0.800 1.000 1.000 1.000 0.800 21,6 2,16 2 Sumber: data penelitian 2009 X1 = Pengoperasian alat tangkap skor X2 = Daya jangkau operasi penangkapan skor X3 = Pengaruh lingkungan fisik skor X4 = Selektivitas skor X5 = Penggunaan teknologi skor UP = Urutan prioritas VX1 = Metode pengoperasian alat yang distandardisasi dengan fungsi nilai VX2 = Daya jangkau unit penangkapan yang distandardisasi dengan fungsi nilai VX3 = Pengaruh lingkungan fisik terhadap alat tangkap yang distandardisasi dengan fungsi nilai VX4 = Selektivitas yang distandardisasi dengan fungsi nilai VX5 = Penggunaan teknologi yang distandardisasi dengan fungsi nilai

4.2.3 Penilaian dan standardisasi aspek sosial

Analisis aspek sosial terhadap ke-enam unit penangkapan ikan pelagis yang melakukan operasi penangkapan di perairan Maluku meliputi kriteria penilaian respon terhadap penerimaan alat tangkap baru Y1, tingkat pendidikan Y2, ada tidaknya konflik antar nelayan Y3, pengalaman kerja sebagai nelayan Y4, jumlah tenaga kerja Y5. Nilai pada kriteria penyerapan tenaga kerja berdasarkan jumlah tenaga kerja pada setiap unit penangkapan yang melakukan operasi penangkapan. Nilai-nilai yang diperoleh dari nelayan dari masing-masing alat tangkap dihitung berdasarkan jawaban yang dipilih dengan cara memberikan skor pada saat wawancara Tabel 42. Penilaian keunggulan unit penangkapan ikan dari aspek sosial, alat tangkap huhate 2,7 dan pukat cincin 2,4 mempunyai keunggulan sebagai prioritas utama dan kedua. Keunggulan kedua alat tangkap tersebut sebagai prioritas utama dari beberapa kriteria yaitu huhate pada seluruh kategori penilaian berdasarkan wawancara, sedangkan alat tangkap pukat cincin mengalami kelemahan pada penilaian tingkat pendidikan Y2, dan konflik antar nelayan Y3 serta pancing tonda menduduki urutan ketiga 2,38. Setelah dilakukan standardisasi secara keseluruhan terhadap ke-enam jenis alat tangkap ikan pelagis yang melakukan operasi penangkapan di perairan Maluku, maka keunggulan yang diperoleh dari unit penangkapan ikan ditinjau dari aspek sosial adalah alat tangkap huhate 2,7, pukat cincin 2,4, dan pancing tonda 2,38 dan secara keseluruhan dapat dilihat pada Tabel 42 Tabel 42 Standardisasi aspek sosial unit penangkapan ikan di perairan Maluku No Alat Tangkap Sosial Hasil Standarisasi Total Rata- rata UP Y1 Y2 Y3 Y4 Y5 VY1 VY2 VY3 VY4 VY5 1 Pukat cincin 5 3 1 5 5 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 24 2,4 2 2 Pukat pantai 5 1 3 1 5 0.667 0.000 0.500 1.000 0.444 17,61 1,76 5 3 Bagan 5 1 3 3 1 0.333 0.000 0.000 0.000 0.111 13,44 1,34 6 4 Huhate 5 5 5 5 5 1.000 0.000 0.000 1.000 0.000 27 2,7 1 5 Pancing tonda 5 5 5 5 1 0.000 0.333 0.500 1.000 1.000 23,83 2,38 3 6 Jaring insang permukaan 5 5 5 5 1 0.667 0.000 0.500 0.000 0.000 22,16 2,21 4 Sumber: data penelitian 2009 Keterangan: Y1 = Respon penerimaan alat tangkap baru skor Y2 = Tingkat pendidikan skor Y3 = Ada tidaknya konflik antar nelayan skor Y4 = Pengalaman kerja sebagai nelayan skor Y5 = Jumlah tenaga kerja per unit alat skor UP = Urutan prioritas VY1 = Respon penerimaan alat tangkap baru distandardisasi dengan fungsi nilai VY2 = Tingkat pendidikan yang distandardisasi dengan fungsi nilai VY3 = Ada tidaknya konflik antar nelayan yang distandardisasi dengan fungsi nilai VY4 = Pengalaman kerja yang distandardisasi dengan fungsi nilai VY5 = Jumlah tenaga kerja yang distandardisasi dengan fungsi nilai

4.2.4 Penilaian dan standardisasi aspek ekonomi