Penerapan teknologi tepat guna disuatu wilayah harus benar-benar memperhatikan kondisi lingkungan setempat serta penerapannya disesuaikan
dengan keadaan lingkungan dimana teknologi tepat guna tersebut diterapkan. Aspek-aspek yang harus diperhatikan adalah aspek lingkungan yang terkait
dengan aspek teknis, aspek biologi, aspek ekonomis, dan aspek sosial budaya masyarakat setempat.
Pemilihan suatu jenis teknologi penangkapan ikan di suatu wilayah perairan sangat tergantung pada faktor alam yang merupakan faktor penentu utama yaitu 1
jenis, kelimpahan, 2 penyebaran sumberdaya ikan, dan 3 luas areal, lokasi dan keadaan fisik lingkungan daerah penangkapan ikan.
Monintja 1987 mengemukakan bahwa pengembangan usaha perikanan tangkap secara umum
dilakukan melalui peningkatan produksi dan produktivitas usaha perikanan, tujuannya adalah untuk meningkatkan pendapatan petani dan nelayan, produk domestik bruto
PDB, devisa negara, gizi masyarakat dan penyerapan tenaga kerja, tanpa mengganggu atau merusak kelestarian sumberdaya perikanan. Aspek yang perlu
dipertimbangkan dalam pengembangan usaha perikanan yakni aspek biologi, teknis teknologi, ekonomis dan sosial budaya. Aspek-aspek yang berpengaruh dalam
pengembangan kegiatan perikanan tangkap di suatu kawasan konservasi antara lain: 1 Aspek biologi, berhubungan dengan sediaan SDI, penyebarannya, komposisi,
ukuran hasil tangkapan dan jenis spesies. 2 Aspek teknis, berhubungan dengan unit penangkapan, jumlah kapal, fasilitas
pendaratan dan fasilitas penanganan ikan di darat. 3 Aspek sosial, berkaitan dengan kelembagaan dan tenaga kerja serta dampak
terhadap nelayan. 4 Aspek ekonomi, berkaitan dengan hasil produksi dan pemasaran serta efisiensi
biaya operasional yang berdampak terhadap pendapatan bagi stakeholders.
2.5 Code of Conduct for Responsible Fisheries CCRF
Code of Conduct for Responsible Fisheries CCRF atau Ketentuan Perikanan yang Bertanggungjawab diharapkan dapat dipergunakan sebagai
pedoman untuk melaksanakan perikanan secara bertanggungjawab. Pedoman teknis ini akan memberikan kelengkapan yang diperlukan bagi upaya nasional dan
internasional untuk menjamin pengusahaan yang lestari dan berkelanjutan
menyangkut sumberdaya hayati akuatik yang selaras dan serasi dengan lingkungan. Pedoman ini juga ditujukan terutama bagi para pengambil keputusan
didalam otoritas pengelolaan perikanan dan kelompok yang berkepentingan, termasuk perusahaan perikanan, organisasi nelayan, organisasi non pemerintah
yang peduli dan lain- lainnya. Eksploitasi yang berlebihan terhadap stok ikan penting, modifikasi ekosistem, kerugian ekonomi yang nyata, dan persengketaan
internasional mengenai pengelolaan dan perdagangan ikan telah mengancam konservasi jangka panjang perikanan dan kontribusi perikanan terhadap suplai
pangan. Perikanan yang bertanggungjawab tidak membolehkan mengeksploitasi
sumberdaya perikanan secara berlebihan melebihi rata–rata pertumbuhan stok ikan, jika tidak maka sumberdaya tersebut akan berkurang seiring berjalannya
waktu, mempengaruhi keanekaragaman genetik suatu stok atau populasi, dan bila ditinjau dari aspek ekonomi akan mempengaruhi rata–rata keuntungan optimal
menjadi lebih rendah. Sebaliknya, apabila sumberdaya perikanan dipandang sebagai stok modal yang dikelola secara bertanggungjawab dan berkelanjutan
akan menghasilkan manfaat sosial dan ekonomi yang besar. Beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan penangkapan
ikan yang ramah lingkungan adalah Direktorat Produksi Ditjen Perikanan 2000:
1 Kriteria penangkapan ikan ramah lingkungan
Menentukan alat penangkapan ikan yang dalam operasinya produktif dan hasil tangkapannya mempunyai nilai ekonomis tinggi. Pengoperasian alat
tersebut tidak merusak lingkungan dan kelestarian sumberdayanya tetap terjaga, oleh karena itu perlu diperhatikan beberapa hal antara lain :
1 selektivitas alat penangkapan ikan, 2 tidak merusak sumberdaya dan lingkungan, dan 3 meminimumkan discard ikan buangan.
2 Fishing ground daerah penangkapan ikan Pembagian daerah penangkapan yang sesuai dengan ukuran kapal dan jenis
alat tangkap yang digunakan, perlunya pengaturan operasi penangkapan ikan dilapangan, dimaksudkan agar tidak terjadi benturan antara kelompok
nelayan, baik antar nelayan tradisional maupun dengan pemilik kapal besar. 3 Pemanfaatan
Sumberdaya perikanan harus dikelola secara wajar, agar kontribusinya terhadap nutrisi, ekonomi dan kesejahteraan sosial penduduk dapat
ditingkatkan. 4 Peraturan
Perlu diperhatikan adanya peraturan-peraturan yang mengatur jalannya operasi penangkapan ikan yang menuju ramah lingkungan dan bertanggung-
jawab. Salah satu peraturan tersebut adalah mengatur jalur-jalur penangkapan ikan.
2.6 Teori Sistem