Keb Model pengembangan perikanan pelagis di Perairan Maluku

156 permukaan ini menun perairan M kegiatan o dikembang ditunjukka Tabel 71 Akt NL PP SA GOAL PT PA BB Sumber: d

5.5 Keb

Bert pedoman alat tangk n gillnet p njukkan ba Maluku dis operasi pen gkan dian an pada Tab Skor alte pelagis di tor Skor LY 0,347 PT 0,157 AT 0,113 TK 0,168 AD 0,099 M 0,117 data peneliti bijakan Pen titik-tolak p Code of Co kap yang be pada urutan ahwa alat p sesuaikan d nangkapan nggap coco bel 71 ernatif dala i perairan M Faktor 7 PSDI PT SDM OPI KP PP 7 PSDI SDM KP PP PSDI PT OPI PP PT SDM OPI 9 PSDI PT SDM OPI PP 7 PSDI PT OPI KP ian 2009 ngembanga pada matri onduct for R roperasi di ketiga deng penangkapa dengan kri pada saat ok untuk am kebijak Maluku Skor 0,129 0,061 0,043 0,039 0,037 0,038 0,039 0,039 0,039 0,039 0,062 0,027 0,013 0,021 0,111 0,035 0,022 0,039 0,02 0,011 0,013 0,015 0,043 0,033 0,019 0,021 an Perikana iks skoring Responsible wilayah pe gan nilai sk an ikan yan teria-kriteri ini. Ketig dikembang kan model Altern Huh Pan Jaring insang an Tangka g keterkaita Fisheries erairan Malu kor 0,223. D ng dapat d ia yang da a alat tang gkan, hal pengemban natif Prioritas hate cing tonda g permukaan p di Maluk an antara CCRF, den uku, maka Dari hasil an ikembangka apat mendu gkap yang tersebut ngan perik s Skor Pri 0,512 0,266 0,223 ku tiap unsur ngan setiap dapat ditent nalisis an di ukung akan dapat kanan ioritas 1 2 3 dari jenis tukan 155 beberapa strategi kebijakan pengembangan perikanan tangkap khususnya untuk ikan pelagis di provinsi Maluku, adalah sebagai berikut: 1 Pengembangan usaha perikanan tangkap dengan alat tangkap huhate pole and line Alat tangkap huhate perlu dikembangkan di perairan Maluku mengingat alat tangkap ini cukup sempurna dapat mewakili 13 kriteria yang ditetapkan dalam aspek ramah lingkungan dan aspek berkelanjutan. Hal ini merupakan suatu terobosan yang perlu diperhatikan dalam mengelola potensi sumberdaya perikanan di Maluku. Upaya ini dilakukan untuk memenuhi ketentuan yang telah diatur dalam Code of Conduct for Responsible Fisheries CCRF. Code of Conduct for Responsible Fisheries CCRF atau Ketentuan Perikanan yang Bertanggungjawab, sehingga diharapkan dapat dipergunakan sebagai pedoman untuk pengembangan perikanan tangkap secara bertanggungjawab di provinsi Maluku. Permintaan pasar lokal maupun regional akan ikan pelagis besar, sumberdaya ikan pelagis di perairan Maluku yang cukup melimpah 1,640 juta tontahun, sumberdaya manusia dengan kemampuan teknologi dalam mengelola sumberdaya perikanan, serta tersedianya armada huhate adalah merupakan faktor-faktor yang berhubungan secara langsung dalam menentukan keberhasilan pengelolaan sumberdaya perairan. Pengembangan jenis alat tangkap huhate ini tentunya didasari atas pertimbangan bahwa alat tangkap ini sangat berpengaruh terhadap pengelolaan sumberdaya ikan pelagis besar di perairan Maluku. Pengembangan alat tangkap ini memiliki beberapa keunggulan bila dibandingkan dengan alat tangkap lain, antara lain: 1 jumlah hasil tangkapan lebih besar, 2 membutuhkan tenaga kerja lebih banyak 20 sampai 25 orang, 3 ikan hasil tangkapan kualitas eksport sehingga dapat menambah devisa bagi Negara. Disisi lain pengembangan alat tangkap ini dilakukan dengan penambahan teknologi tepat guna yang cukup efektif dalam pengelolaan sumberdaya sehingga dapat meningkatkan taraf hidup nelayan. Penggunaan teknologi harus didasari dengan penggunaan modal yang besar sehingga perlu tindak lanjut pemerintah dalam mengantisipasi kekurangan modal nelayan. 156 2 Pengembangan usaha perikanan tangkap dengan alat tangkap pancing tonda troll line Seperti halnya perikanan tangkap dengan alat tangkap huhate maka alat tangkap pancing tonda ini menempati urutan kedua. Alat tangkap pancing tonda ini menggunakan mata pancing No 1000 sehingga memiliki selektifitas yang tinggi. Pengembangan terhadap alat tangkap ini berupa perubahan pada desain type kail dari type ”J” shaped menjadi ”cyrcle shaped ”, ukuran kapal diperbesar, desain ”cool box”, sehingga hasil tangkapan lebih optimal dengan memperhatikan faktor-faktor pendukungnya. Berdasarkan hasil skoring, alat tangkap ini termasuk dalam alat tangkap yang cukup baik dalam seleksi unit penangkapan ikan berdasarkan penangkapan ikan yang bertanggungjawab, hal ini disebabkan karena alat tangkap ini dapat mewakili semua kriteria-kriteria yang telah ditetapkan dalam CCRF dengan cukup baik dalam aspek ramah lingkungan maupun aspek berkelanjutan. Hasil tangkapan dari alat tangkap ini adalah jenis ikan pelagis besar seperti: 1 ikan tuna, 2 cakalang, 3 tongkol, 4 tenggiri, 5 serta jenis-jenis ikan pelagis besar lainnya. Jenis-jenis ikan hasil tangkapan dari alat tangkap ini merupakan jenis-jenis ikan eksport yang permintaannya di pasaran internasional cukup besar sehingga perlu dikelola dan dikembangkan secara efektif guna menambah devisa bagi daerah maupun negara. Penangkapan dengan alat tangkap pancing tonda ini dapat memenuhi kriteria Code of Conduct for Responsible Fisheries CCRF, sehingga diharapkan perikanan tangkap dengan alat tangkap ini dapat dikembangkan di perairan Maluku. Melihat kompleksitasnya pengembangan perikanan tangkap di Maluku, maka perlu didukung oleh sumberdaya manusia yang handal dan oleh sebab itu untuk meningkatkan kemampuan sumberdaya manusia khususnya dalam bidang perikanan tangkap maka perlu peran serta pihak pemerintah dalam mengadakan pelatihan-pelatihan, kursus, seminar. Peran serta pemerintah dalam mengatasi masalah ini sangat berpengaruh terhadap pengembangan perikanan tangkap di masa akan datang. 155 3 Pengembangan usaha perikanan tangkap dengan alat tangkap jaring insang permukaan drift gillnet Pengembangan alat tangkap jaring insang permukaan dengan pertimbangan bahwa alat tangkap ini dengan cukup baik mewakili 12 kriteria yang telah ditetapkan dalam aspek ramah lingkungan dan aspek berkelanjutan. Alat tangkap ini ditujukkan untuk menangkap ikan pelagis besar. Jenis-jenis ikan hasil tangkapan dari alat tangkap ini adalah ikan cakalang, tuna, tongkol, tenggiri dan ikan pelagis besar lainnya. Ukuran mata jaring dari alat tangkap ini adalah 4 sampai 7 inchi yang merupakan suatu ukuran mata jaring yang sangat subjektif bagi pengembangan perikanan secara bertanggungjawab. Alat tangkap ini juga perlu ditangani secara serius dengan tetap memperhatikan faktor-faktor lingkungan sehingga potensi yang ada di perairan Maluku tetap berkelanjutan. Berdasarkan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan dalam perikanan yang bertanggung jawab maka alat ini dapat sesuai dengan kriteria Code of Conduct for Responsible Fisheries CCRF. Pengembangan dari ketiga alat tangkap ini dengan tetap mengacu pada aturan yang telah ditetapkan adalah merupakan tanggung jawab yang harus diperhatikan dan dilaksanakan bersama, baik masyarakat maupun pemerintah.

5.6 Peluang pengembangan perikanan pelagis di perairan Maluku