2. Memberikan informasi sebagai bahan pertimbangan pemilihan model
pembelajaran matematika yang efektif dan efisien. c Sekolah
Memperoleh inovasi
model pembelajaran
matematika dalam
rangka membentuk karakter dan kemampuan pemecahan masalah peserta didik yang
selanjutnya diharapkan dapat menjadi salah satu pedoman untuk melaksanakan pembelajaran di sekolah.
1.5. Penegasan Istilah
Dalam penelitian ini terdapat beberapa istilah yang mungkin dapat menimbulkan penafsiran yang berbeda bagi pembaca. Agar diperoleh pengertian
yang sama tentang istilah dalam penelitian ini dan tidak terjadi salah penafsiran maka perlu adanya batasan istilah sebagai berikut.
1.5.1. Pembentukan Karakter
Menurut Hasan 2010: 3, karakter adalah watak, tabiat, akhlak, atau kepribadian seseorang yang terbentuk dari hasil internalisasi berbagai kebajikan
virtues yang diyakini dan digunakan sebagai landasan untuk cara pandang, berpikir, bersikap, dan bertindak. Kebajikan terdiri atas sejumlah nilai, moral, dan
norma, seperti jujur, berani bertindak, dapat dipercaya, dan hormat kepada orang lain.
Menurut T. Ramli 2003 dalam Kemendiknas 2010: 8, pendidikan karakter memiliki esensi dan makna yang sama dengan pendidikan moral dan
pendidikan akhlak, yang bertujuan membentuk pribadi anak, supaya menjadi
manusia yang baik, warga masyarakat, dan warga negara yang baik. Pendidikan
karakter merupakan upaya-upaya yang dirancang dan dilaksanakan secara sistematis untuk membantu peserta didik memahami nilai-nilai perilaku manusia
yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan,
perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya, dan adat istiadat. Penelitian ini membatasi pada terbentuknya karakter
mandiri peserta didik. Mandiri didefinisikan sebagai sifat dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas Hasan,
2010: 9
1.5.2. Pemecahan Masalah
Pemecahan masalah merupakan proses penerimaan masalah sebagai tantangan untuk menyesaikan masalah tersebut Hujodo, 2005: 125. John Dewey
sebagimana dikutip dalam Kuswana 2012: 27 mengistilahkan “pemecahan masalah” sebagai dua hal yang terpisah, yaitu “kemampuan” dan “keterampilan”
intelektual pemecahan masalah. Kuswana 2012:28 menyamakan istilah keterampilan sebagai seni dan kemampuan sebagai pengetahuan. Dalam penelitian
ini, pemecahan masalah dimasukkan ke dalam dua aspek pembelajaran, yaitu kemampuan pemecahan masalah dalam aspek kognitif, dan keterampilan
pemecahan masalah dalam aspek psikomotorik. Kemampuan pemecahan masalah diukur dengan tes kemampuan pemecahan masalah. Dalam penelitian ini, yang
dimaksud pembentukan pemecahan masalah dalam judul penelitian adalah membentuk keterampilan pemecahan masalah. Keterampilan pemecahan masalah
dikatakan terbentuk apabila mengalami peningkatan yang dianalisis menggunakan
gain ternormalisasi. Penentuan skor gain diperoleh dari analisis kualitatif yang merupakan hasil observasi dan wawancara. Kemampuan pemecahan masalah pada
penelitian ini tidak diukur pembentukannya, tetapi hanya diukur apakah mencapai kriteria ketuntasan yang ditentukan atau tidak.
1.5.3. Probing Prompting