Karakter Mandiri A Deskripsi Data Karakter Mandiri Afektif

Peserta didik memiliki karakter yang berbeda-beda, begitupula peserta didik yang menjadi subjek dalam penelitian ini. Melalui pembelajaran yang sama mereka dapat menunjukkan sikap atau perilaku yang berbeda, termasuk karakter mandirinya. Berikut ini adalah deskripsi mengenai perkembangan karakter mandiri dari kelima orang subjek penelitian selama empat pertemuan.

4.1.2.1 Karakter Mandiri A

Subjek A merupakan peserta didik yang memperoleh rangking pertama pada nilai tes pendahuluan. Ia pada dasarnya merupakan siswa pendiam, meskipun demikian ia masih antusias dengan tetap memperhatikan pembelajaran yang sedang berlangsung dari pertemuan I – IV. Secara umum A pada pertemuan I-II masih pasif dalam menanggapi penjelasan guru, ia akan menanggapi jika didorong. Dorongan terus menerus menjadikan A terbiasa menanggapi penjelasan guru pada pertemuan III-IV. Pada pertemuan I, A kurang aktif jika diminta untuk menyampaikan pendapat yang berbeda dari temannya, seperti cuplikan wawancara berikut: P : Apakah Anda berani menyampaikan pendapat yang berbeda dari pendapat orang lain? A : Tidak bu P : Mengapa? A : Malu bu, takut kalau salah wawancara tanggal10 Mei 2013 Namun, setelah diberikan pengertian bahwa tidak perlu takut salah saat berpendapat, A mulai mau berpendapat pada beberapa pertemuan selanjutnya. Sejak pertemuan pertama A sudah mau mengerjakan tugas terstruktur yang diberikan meskipun masih belum lengkap. Pada pertemuan II-IV A telah mengerjakan tugas terstruktur dengan lebih lengkap dan rapi. Menurut wawancara, A mengerjakan tugas sesuai kemampuannya sendiri.Dari wawancara tersebut diketahui bahwa sebelum bertanya kepada temannya, ia mencoba mengerjakan ulang soal tersebut. Selanjutnya, jika masih mengalami kesulitan ia baru bertanya kepada temannya. Sikap A dalam mengerjakan tugas terstruktur didukung hasil wawancara berikut: P : Apakah kamu mampu mengatasi masalah atau hambatan yang ditemui dalam kegiatan belajar Anda? A : Mampu P : Bagaimana caranya? A : Dicoba-coba lagi, kalau masih tidak bisa baru bertanya teman P : Apakah kamu bertanya kepada guru juga? A : Iya kadang-kadang kalau teman saya tidak bisa wawancara tanggal 13 Mei 2013 Berdasarkan pengamatan dari pertemuan I-II diketahui bahwa A tidak pernah membuat catatan materi pembelajaran, karena menurutnya sudah ada di buku sehingga tidak perlu dicatat lagi. Ia hanya mencatat materi yang belum ada di buku. Selain itu, A membuat rangkuman hanya ketika diminta guru saja. Sebagaimana dikutip dalam wawancara berikut: P : Apakah kamu membuat catatan penting materi pembelajaran? A : Tidak bu, kecuali yang tidak ada di buku P : Apakah kamu membuat rangkuman? A : Kalau disuruh bu guru saja P : Apakah dalam membuat rangkuman dan tugas terstruktur kamu memanfaatkan berbagai sumber? A : Ya dari modul yang ibu kopikan sama buku dari pemkot itu bu wawancara tanggal13 Mei 2013 Oleh karena itu, guru memberikan pengertian manfaat membuat catatan penting materi pembelajaran. Jadi A, pada pertemuan selanjutnya yaitu pertemuan III-IV sudah membuat catatan serta rangkuman pembelajaran. Ketika disuruh membuat rangkuman, ia menggunakan sumber modul dari guru serta buku dari pemkot Semarang yang dipinjam dari perpustakaan.Lembar pengamatan karakter mandiri untuk A dapat dilihat pada Lampiran 21. Berikut adalah skor yang diperoleh A untuk karakter mandiri dari pertemuan I-IV: Tabel 4.1 Perolehan Skor Afektif Karakter Mandiri A

4.1.2.2 Karakter Mandiri B