berada di pondok menikmati apa yang ada dan yang bisa mereka makan. Saat itu pangeran dan istrinya datang. Betapa geramnya sang pangeran
melihat pondok mereka sudah berantakan. Tanpa basa-basi dia langsung menyerang para perompak. Perkelahian sengit satu tanding lima jadi. Putri
Gelam sibuk mencari dan memanggil-manggil putra-putri mereka. 16
Satu-persatu perompak tumbang di tangan sang pangeran. Setelah semuanya mati terbunuh, pangeran ingat akan putra-putrinya, dia berlari
kesana-kemari sambil memanggil anak-anaknya. Namun, apa yang terjadi, seketika sang pangeran terperangah melihat sosok putranya telah terkapar
bersimbah darah. Setelah mengetahui putranya tak bernyawa lagi, dia langsung menangis sejadi-jadinya. Tanpa dihiraukannya lagi jasad
putranya, dia hanyut terhuyung kesana-kemari sambil menjerit akhirnya dia tersungkur pada tanah bekas kubangan babi. Tangisnya kian menjadi,
air matanya mengucur tiada henti menggenangi tanah berlubang bekas kubangan babi tempat dia tersungkur, lama-lama tanpa disadari kian
membanjir dan menenggelamkannya. Tubuh sang pangeran hanya terlihat bagian kepala saja, saat itu istrinya berupaya untuk menarik rambut
suaminya, namun seakan ada magnet menyeret tubuh pangeran hingga terhisap ke dalam air yang kian membesar. Putri Gelam lalu terlempar dan
tersangkut pada sebuah pohon. 17
Suatu keajaiban terjadi, kubangan babi tersebut meluas hingga membentuk sebuah danau, dan munculah sosok yang menjelma seekor ikan besar
sebagai jelmaan dari tubuh pangeran. Sementara sosok Putri Gelam tersangkut di pohon menjelma menjadi seekor burung putih berleher
panjang. 18
Tahun terus berganti, setiap bulan purnama terjadilah pertemuan antara seekor ikan besar dan seekor burung di tepian danau tersebut. Setiap habis
bulan purnama pulalah selalu terdapat hamparan telur burung yang kemudian jadi santapan orang para pemancing. Oleh orang setempat itu
adalah telur burung gelam sebagai sebutan dari burung jelmaan si Putri Gelam. Di dalam danau para pemancing selalu bertamu dengan seekor ikan
besar yang mereka sebut sebagai ikan tapah sebagai jelmaan dari Pangeran Tapah.
19 Sejak adanya danau tersebut, oleh orang kampung terdekat danau itu
disebut sebagai Danau Teluk Gelam. Danau adalah jelmaan dari kubangan babi yang digenangi air mata sang pangeran, sedangkan teluk adalah kata
dari telur lalu gelam adalah nama burung yang dari si putri Gelam. Sampai saat ini danau tersebut identik dengan sebutan “Danau Teluk Gelam” yang
pada saat ini menjadi primadona kawasan wisata alam di daerah Ogan Komering Ilir.
Teks ini didapat dari kumpulan hasil penelitian yang dilakukan Dinas Kebudayaan dan Periwisata kabupaten Ogan Komering Ilir tahun 1989.
3. Kritik Atas Kedua Teks
Legenda Danau Teluk Gelam dalam dua varian cerita Putri Gelam dan Asal-muasal Terjadinya Danau Teluk Gelam
diketahui bahwa varian yang berjudul Putri Gelam lebih mendekati asli. Penilaian ini didasarkan pada
pengaruh yang terjadi pada cerita tersebut. Putri Gelam masih murni cerita rakyat yang mengungkap keimanan terhadap Tuhan bersifat tradisional tanpa adanya
pengaruh dari luar ataupun digunakan untuk mempengaruhi, sedangkan Asal- muasal Terjadinya Danau Teluk Gelam
sudah dipengaruhi agama Islam. Cerita yang telah dipengaruhi suatu ajaran atau agama tertentu digunakan untuk
melakukan propaganda. Secara keseluruhan, alur, latar, dan tokoh dalam kedua teks tersebut memiliki kemiripan atau kesamaan. Jika digambarkan, alur, kedua
teks tersebut sebagai berikut:
Bagan 3 . Alur Cerita Legenda Danau Gelam
Berikut ini perbandingan dari legenda Danau Teluk Gelam yang berjudul Putri Gelam PG dan Asal-Muasal Terjadinya Danau Teluk Gelam
ATDTG. Dari perbandingan inilah diketahui beberapa hal yang membedakan kedua cerita tersebut. Berikut ini tabel perbandingan legenda Danau Teluk Gelam:
Tabel 2 . Perbandingan Cerita Legenda Danau Teluk Gelam
No Keterangan Varian A : PG
Varian B: ATDTG
1 2
Lokasi istana Tokoh permaisuri
Tidak disebutkan Tidak
disebutkan namanya.
Kawasan Marga
Bengkulah, sekarang
Tanjung Lubuk. Putri Rajenah berasal
dari daerah Sugih Waras, Raja Awang
dan Putri Rajenah
Anak tunggal
Pangeran Tapah
Putri Rajenah
meninggal
Pangeran Tapah diusir
dari istana Anak tiri iri
hati dan menyebar
fitnah Raja Awang
menikahi janda satu
anak
Pangeran Tapah bertemu dan
menikahi Putri Gelam
Perampokan dan pembunuhan putra
pangeran Air mata
menjadi danau
3 4
5 6
7 8
9 Peran
penasehat dalam
pernikahan kedua sang raja untuk memenuhi undangan
dari Jawa Nama dan watak saudara
tiri Deskripsi tempat
Asal Putri Gelam Tindakan yang dilakukan
pangeran dan perubahan wajah Putri Gelam
Perampokan Perubahan
menjadi binatang
Para penasehat
menyetujui dan
tidak keberatan
wanita itu
memiliki anak
yang sebaya pangeran.
Tidak disebutkan, iri hati dan didukung ahli fitnah.
Tidak rinci Putri dari kerajaan Damar
Tanpa sadar memeluknya karena terharu dengan
kisah yang diceritakan Putri Gelam.
Putranya dibunuh dan putrinya
dibawa perampok.
Pangeran pingsan hingga tenggelam dan istrinya
memanjat pohon. Keturunan Arab.
Satu dari tujuh pensehat menolak karena wanita
itu memiliki anak yang sebaya dengan pengeran.
Solim, iri hati dalam dirinya.
Sangat rinci: Putri dari kerajaan kecil
yang ada di Kuto Besi. Ada bisikan gaib untuk
memeluk Putri Gelam. Putranya
tewas dan
putrinya lari ke hutan Pangeran sadar hingga
tenggelam dan istrinya tersangkut pohon.
B. Analisis Struktur Aktansial dan Struktur Fungsional A.J. Greimas
1. Struktur Aktansial
Menurut Greimas, pola aktansial terdiri atas enam pokok yaitu: pengirim, objek, subjek, penolong, penentang, dan penerima. Berikut ulasan dan
penerapannya dalam legenda Danau Teluk Gelam. Dalam analisis ini akan dijelaskan hubungan masing-masing aktan. Perlu diketahui di sini, berbeda
dengan pola aktansial yang ada dalam teori dimana aktan pengirim memiliki
hubungan dengan aktan objek, dalam analisis ini aktan pengirim tidak mengatahui adanya objek sehingga aktan pengirim tidak memiliki hubungan dengan aktan
objek. Aktan objek diketahui secara mandiri oleh aktan subjek dan menjadi milik
penerima.
Melalui pendekatan aktansial ini dapat dijelaskan hubungan dari masing- masing aktannya. Pengirim memiliki hubungan dengan subjek, yaitu: Raja Awang
sebagai ayah dan Pangeran Tapah sebagai anak sekaligus putra mahkota. Pengirim, Raja Awang tidak berhubungan dengan Putri Gelam karena dia tidak
tahu akan keberadaan wanita tersebut, juga tidak ada hubungan lagi antara kehidupan Putri gelam selanjutnya dengan Raja Awang karena walaupun
menikahi putranya dia tidak pernah kembali ke kerajaan suaminya, Pangeran Tapah. Pembantu, saudara tiri pangeran mendorong kepergian Pangeran Tapah
dengan fitnah yang diciptakannya. Penentang, perampok menghancurkan kehidupan Pangeran Tapah dan Putri Gelam dengan membunuh anaknya.
Penerima adalah Pangeran Tapah dan akhir kehidupannya. Dari pola aktansial, diketahui bahwa Pangeran Tapah adalah subjek
sekaligus penerima. Raja Awang sebagai pengirim secara tidak langsung membuat Pangeran Tapah mencari kebahagiaan di luar istana dengan
mengusirnya. Kesalahan menjadikan Pangeran Tapah menjadi subjek yang bertanggung jawab untuk mencari dan menemukan subjek. Pangeran Tapah
menjadi subjek karena dia berusaha untuk mendapatkan Putri Gelam yang adalah objek. Sebagai subjek, dia menyelamatkan objek dari kesakitannya dan sebagai
penerima, dia mendapatkan objek.
Karena tidak memiliki keluarga lagi, Pangeran Tapah ingin menikah. Dia menikahi Putri Gelam setelah membebaskannya dari tenung. Saudara tiri
pangeran yang memfitnahnya merupakan penolong, karena dia yang membuat pangeran mencari kebahagiaan di luar istana, yaitu menikahi Putri Gelam.
Sedangkan, perampok sebagai penetang, menghancurkan kebahagiaan Pangeran Tapah dengan membunuh kedua anaknya.
a. Pengirim
Pengirim sender adalah aktan seseorang atau sesuatu yang menjadi sumber ide dan berfungsi sebagai penggerak cerita. Pengirim memberikan karsa
atau keinginan kepada subjek untuk mencapai atau mendapatkan objek Taum, 2011: 145.
Raja Awang adalah pengirim. Dia mengusir anaknya, Pangeran Tapah dari istana karena pengaruh fitnah dari anak tirinya yang iri karena bukan putra
mahkota. Sebagai putra mahkota, Pangeran Tapah sudah pasti akan menjadi pewaris tahta ayahnya. Raja Awang mengusir Pangeran Tapah tanpa memberinya
harapan untuk kembali lagi ke istana suatu hari nanti.
Melihat kenyataan itu, sang raja yang selama ini dikenal bijak dan arif berubah menjadi sosok yang sangat murka. Dengan kasar dan kejam dia
menyiksa putra kandungnya. Bahkan dia mengusirnya dari istana. Asal-muasal Terjadinya Danau Teluk Gelam adegan 10
Setibanya raja dan rombongan di dalam istana, ia langsung memanggil putranya. Entah setan apa yang telah merasuki alam pikiran sang raja, ia terlihat
begitu sangat murka. Pangeran dituduh telah menghamili perempuan di luar
istana. Hal ini sangat tabu bagi kerajaan, sama dengan mencoreng muka sendiri, aib pada segenap penghuni istana. Rupanya Raja Awang telah termakan oleh
fitnah putra tirinya. Pangeran Tapah Lanang diperlakukan seperti hewan dan diusir dari istana.
Putri Gelam adegan 25
Raja Awang memiliki kekuasaan untuk menghukum siapa pun yang melanggar peraturan kerajaan termasuk putra mahkota sendiri. Hukuman buang
yang dijatuhkan kepada Pangeran Tapah dianggap setimpal dengan kesalahan yang dibuatnya yaitu berbuat zina, yang dalam agama Islam dianggap sebagai
dosa yang besar. Meskipun agama tidak diungkap dalam kedua cerita legenda Danau Teluk Gelam, dasar kebudayaan dan agama yang dianut masyarakat
Kabupaten Ogan Komering Ilir yang mayoritas beragama Islam menjadi salah satu penentu dari sudut pandang mana kedua legenda itu diungkap.
Peraturan yang dilanggar Pangeran Tapah adalah aturan norma, yang seharusnya dijunjung tinggi dan dijadikan pedoman hidup. Kesalahan yang
membuatnya menjadi korban karena dia tidak memiliki kekuasaan yang sebanding dengan yang menjatuhinya hukuman. Pangeran Tapah adalah putra
mahkota sedangkan Raja Awang adalah raja, sekaligus ayah yang kedudukannya lebih tinggi daripada Pangeran Tapah. Kekuasaan pada hakikatnya berkenaan
dengan hubungan antarmanusia, yaitu hubungan yang tidak seimbang uniqual di antara dua pihak, yaitu salah satu pihak mempunyai kekuasaan yang lebih besar
daripada pihak yang lain Fairclough 1989 dan 1995 dalam Baryadi, 2012: 19.