Pola Aktansial Analisis Struktur Aktansial dan Struktur Fungsional A.J. Greimas
tidak adanya harapan untuk kembali lagi ke istana, maka Pangeran memutuskan untuk meninggalkan istana selama-lamanya.
Dalam pengembaraannya, Pangeran Tapah beberapa kali menetap di sebuah tempat, hingga dia sampai di sebuah pondok di tengah hutan yang
disangga tiga tiang penyangga. Di gubuk itu, tinggal seorang wanita berwajah buruk. Karena tidak ada lagi orang yang tinggal di tempat itu, pangeran mencoba
untuk berteman dengan wanita yang berwajah buruk tersebut sambil mencari tahu asal-usul wanita itu.
Wanita berwajah buruk itu bernama Putri Gelam dari Kerajaan Damar. Dia difitnah oleh orang yang gagal mempersuntingnya. Karena fitnah itu, dia ditenung
dengan wajah buruk agar tidak ada yang mendekatinya. Semua itu dianggap setimpal dengan perbuatan buruk yang membuat orang tuanya dan kerajaannya
malu. Meskipun begitu, Pangeran Tapah tetap menemani wanita berwajah buruk itu dan berusaha menjaganya.
2 Tahap Utama
Karena terharu dengan cerita Putri Gelam, Pangeran Tapah tanpa sadar memeluk Putri Gelam. Keajaiban terjadi, wajah Putri Gelam kembali seperti sedia
kala. Dia teringat pada kata-kata tukang tenung itu bahwa wajahnya akan kembali apabila dia disentuh seorang pemuda.
Tahap utama adalah tahapan yang menentukan apakah subjek menemukan objek yang dicari. Subjek dianggap berhasil menemukan keberadaan objek yang
dicari meskipun belum dinyatakan benar-benar mendapatkan. Subjek masih dalam tahap penemuan dan masih ada proses yang harus dilewati subjek untuk bisa
mendapatkan objek secara utuh. Dalam Legenda Danau Teluk Gelam Pangeran Tapah sebagai subjek
menemukan Putri Gelam sebagai objek. Putri Gelam sebagai dinyatakan sebagai objek dan ini menandakan bahwa petualangan Pangeran Tapah mencari
kebahagiaan sudah dianggap selesai, karena dia telah mendapatkannya.
3 Tahap Kegemilangan
Tahap kegemilangan adalah pengukuhan akan keberhasilan subjek mendapatkan objek. Tahap ini menunjukkan kepahlawanan subjek. Oleh karena
itu, subjek sebagai pahlawan dianggap berhak memiliki objek. Pangeran Tapah dan Putri Gelam menikah. Mereka dikaruniai dua orang
anak, laki-laki dan perempuan. Kehidupan mereka sangat bahagia, mereka bercocok tanam untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Eros atau cinta ini
dibentuk oleh keinginan, keinginan memperoleh anak dan keinginan demi imortalitas pencintanya sendiri Santas, 2002: 55. Anak yang dimiliki Pangeran
Tapah adalah pelengkap kebahagiaan yang dia dapatkan setelah menikahi Putri Gelam. Keinginannya hanyalah mendapatkan kebahagiaan dengan mempunyai