Kedua, pandangan mengenai dunia yaitu segala sesuatu yang mungkin menurut hukum duniawi menjadi tidak ada dan tidak berarti di hadapan Tuhan.
Manusia mengetahui keterbatasan dunia dan, karena itu, menolaknya. Akan tetapi, pemahamannya akan nilai ketuhanan, hanya bisa diperoleh dalam dunia itu sendiri
Faruk, 2012:83. Ketiga, Pandangan mengenai manusia yaitu kesadaran akan dua
ketidakcocokan yang saling mengisi, yang secara timbal-balik mengondosikan dan memperkuat diri. Dengan sikap paradoksal, manusia sekaligus raja dan
budak, iblis dan malaikat Faruk, 2012:83. Penulis menggambarkan hubungan dari ketiga elemen dalam pandangan
dunia tragik yang terdiri atas pandangan mengenau Tuhan, pandangan mengenai dunia, dan pendangan mengenai manusia sebagai berikut:
Bagan 2 . Pandangan Dunia Tragik
Pandangan Dunia Tragik Melalui bagan di atas dapat dilihat hubungan dari masing-masing elemen
yang ada dalam pandangan dunia tragik. Pandangan mengenai Tuhan direspon sekaligus dikaitan dengan keberperanan Tuhan di dunia, bagaimana dunia melihat
Tuhan karena Tuhan diakui dan ditiadakan oleh dunia melalui pandangan Pandangan
mengenai manusia
Pandangan mengenai
dunia Pandangan
mengenai Tuhan
mengenai dunia. Dari respon Tuhan di dunia, manusia melihat hubungan antara Tuhan dan dunia yang meresponnya serta manusia yang menjadi perespon
tersebut untuk dapat diterapkan dalam hubungan sosial manusia melaui pandangan mengenai manusia. Dari pandangan mengenai manusia kemudian
dikembalihan lagi melalui pada pandangan mengenai Tuhan dalam pandangan dunia tragik.
G. Metode dan Teknik Penelitian
Objek penelitian yaitu objek atau hal yang menjadi fokus penelitian. Dalam KBBI 2008 disebutkan bahwa, objek formal adalah aspek atau sudut
pandang suatu ilmu dalam melihat objek ilmu tersebut, sedangkan objek material adalah benda atau hal yang menjadi objek atau bidang ilmu.
Ada beberapa langkah yang harus dilakukan untuk meneliti sastra lisan. Berikut langkah-langkahnya:
1. Penentuan Narasumber
Menurut Taum 2011: 237-238, pandangan dan sikap terhadap sumber data sangat berpengaruh kepada hasil penelitian yang akan dilakukan. Spradley
1997 dalam Taum 2011 mengingatkan bahwa dalam studi lapangan seringkali terdapat kekaburan dalam penggunaan istilah informan, subjek penelitian,
responden, dan pelaku. Pemilihan narasumber dilakukan dengan beberapa yang
dijadikan penulis sebagai prasyarat, yaitu: pertama narasumber mengetahui cerita tentang Danau Teluk Gelam, kedua, narasumber mengetahui tentang adat-istiadat
suku Ogan, dan ketiga narasumber merupakan masyarakat yang berada di kawasan Kabupaten Ogan Komering Ilir dan juga bersinggungan dengan
masyarakat suku Ogan baik secara adat maupun hubungan masyarakat.
2. Pengumpulan Data-data Sosial Budaya
Dalam penentuan data di lapangan, selain data utama berupa teks-teks sastra baik puisi maupun prosa, seorang peneliti sastra lisan perlu juga
menghimpun berbagai informasi mengenai latar belakang sosial budaya masyarakat yang bersangkutan. Gambaran ini dipandang perlu, mengingat tradisi
sastra lisan merupakan sesuatu yang lebih dari sekadar cermin masa lampau. Data-data sosial budaya itu dapat mencakup latar belakang sejarah, gambaran
geografis, dan demografis, agama dan kepercayaan, korpus kebudayaan yang lebih luas, dan kehidupan sastra pada umumnya Taum, 2011: 238-239. Data-
data sosial berkaitan dengan hubungan masyarakat dan hal-hal yang terjadi dalam hubungan tersebut seperti respon masyarakat pendatang terhadap adat dan
sebaliknya. Pengukuhan adat sebagai milik bersama karena sebagian orang mengakui adat tersebut berdasarkan wilayah bukan suku tertentu. Data-data
budaya berkaitan dengan adat istiadat yang berlaku dan dilestarikan maupun yang hanya berupa dokumentasi sebagai pengukuhan akan keberadaannya.