G. Peranan dan Kedudukan Bahasa Ogan
Bahasa Ogan banyak dipakai oleh penuturnya dalam percakapan sehari- hari dalam lingkungan keluarga dan masyarakat pada suasana yang tidak resmi.
Selain dalam kesempatan itu, Bahasa Ogan juga banyak dipakai di pasar, kalanganpedagang pasar mingguan, kantor, dan sekolah pada jam-jam istirahat.
Pada situasi resmi umumnya memakai bahasa Indonesia. Dengan orang yang baru dikenal, penutur Bahasa Ogan akan mungkin sekali memulai pembiacaraan
dengan Bahasa Ogan, yang akan dilanjutkan dengan bahasa Melayu Palembang atau bahasa Indonesia segera setelah diketahui orang ini tidak dapat menggunakan
Bahasa Ogan. Pada umumnya, Bahasa Ogan mempunyai fungsi sebagai bahasa pergaulan saja bukan sebagai bahasa resmi atau bahasa pengantar di dunia
pendidikan Ihsan dkk., 1981: 6. Menurut Tarigan dan Anisi Sjakoni 1972: 17, fonem a pada akhir kata
dalam Bahasa Indonesia diganti dengan fonem o untuk Bahasa Palembang sebagai bahasa umum masyarakat Sematera Selatan. Selain itu, bunyi [r] Apico
palatal dalam Bahasa Indonesia diucapkan menjadi [R] uvulo radical. Bahasa
Ogan tidak mengenal tingkat bahasa speech level seperti halnya dengan beberapa bahasa daerah lain dan juga membedakan bentuk bahasa yang dipakai
oleh orang tua dengan orang muda domain and role relationship, kecuali pemakaian kata ganti orang kedua tunggal kamu Ihsan dkk., 1981: 7.
H. Tradisi Sastra Lisan dan Tulisan
Dalam bahasa Ogan terdapat beberapa sastra lisan, yakni pantun sahut, lagu nasib, seramba panjang, dan sastra lisan. Selain itu masih terdapat beberapa
lagu rakyat, bentuk ini kebanyakan berasal dari lagu buaian lullaby songs, Sastra tulis boleh dikatakan tidak ada dalam bahasa Ogan. Yang tercatat hanyalah satu
bentuk yang dinamakan “surat ulu” yaitu berupa tulisan silabik dengan penggunaan tanda-tanda tertentu sebagai penanda vokalnya Menurut Tarigan dan
Anisi Sjakoni 1972: 17.
I. Tradisi Permainan
Penelitian yang dilakukan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan 1983 terhadap permainan rakyat di beberapa daerah di Sumatera Selatan
ternyata juga diketahui oleh masyarakat di Kabupaten Ogan Komering Ilir . Permainan rakyat yang juga dimainkan oleh masyarakat di Kabupaten Ogan
Komering Ilir antara lain; cak ingking gerpak atau engkek-engkek artinya para pemain meloncat dengan kaki satu kemudian melompat dengan kaki dua pada
petak-petak yang telah ditentukan secara bergantian dan berulang-ulang, gasing, pencang atau panjat pinang, bas-basan atau kejar-kejaran, tawanan sejenis kejar-
kejaran tapi disertai suara syssss selama mengejar lawan, gamang atau galah atau berburu seperti gobak sodor, setembak atau dakon atau congklak, becipak
atau sepak bola, dan sebagainya.