seorang istri yang bisa menerimanya dan menjadi wadah tanggung jawab dalam kehidupannya yang selanjutnya.
Harapan itu akhirnya hanya dapat disendikan pada dasar kepercayaan, bahwa benar-benar ada suatu kebenaran terakhir, suatu keadilan terakhir.
Sehingga seluruh perjuangannya itu punya arti, pantas dengan harga biaya korbannya. Kemauan untuk hidup dan berharap, walaupun kegelapan di sekeliling
seolah-olah tidak memberi harapan maupun napas, kemauan untuk hidup itulah, yang sekaligus menghidupi sedama manusia lain, bukankah itu esensi dari setiap
sikap religius? Sebab yang dituju religiositas bukan dunia kaum pemimpin dan pengganja, bukan firdaus fatamorgana yang kosong, melainkan benar-benar
realita nyata Mangunwijaya, 1988: 116. Kepercayaan Pangeran Tapah akan kebahagiaan yang akan didapatnya di luar istana menjadikan dia optimis untuk
mendapatkannya.
c. Situasi Akhir
Situasi akhir berarti keseimbangan, situasi telah kembali ke keadaan semula. Konflik telah berakhir. Di sinilah cerita berakhir dengan subjek yang
berhasil atau gagal mencapai objek Taum, 2011: 147. Pangeran Tapah sebagai subjek dianggap gagal mendapatkan objek karena penghalang lebih menguasai
objek dan berhasil merebut objek dari subjek. Kebahagiaan keluarga Pangeran Tapah dan Putri Gelam hancur setelah
pondoknya didatangi para perampok. Anak laki-lakinya tewas ketika melawan
para perampok itu dan anak perempuannya melarikan diri ke hutan. Pangeran yang tidak kuasa melihat kematian putranya menangis pilu. Lama-kelamaan air
mata pangeran membanjiri tempat itu. Pangeran Tapah tenggelam di dalamnya dan berubah wujud menjadi seekor ikan besar, ikan tapah. Sedangkan Putri Gelam
yang menyelamatkan diri memanjat sebuah pohon, berubah wujud menjadi seekor burung.
d. Tabel Struktur Fungsional
Berikut gambar struktur fungsional sebagai landasan dan penerapannya dalam legenda Danau Teluk Gelam.
Tabel 3. Struktur Fungsional I
II III
Situasi Awal Transformasi
Situasi Akhir Tahap
Pengenalan Tahap
Utama Tahap
Kegemilangan Pangeran
Tapah tinggal di
istana bersama
keluarganya. Pangeran
Tapah diusir
dari istana dan mengembara
hingga bertemu
dengan
Putri Gelam.
Pangeran Tapah menyembuhkan
Putri Gelam dari tenung.
Pangeran Tapah menikahi Putri
Gelam dan
hidup bahagia. Dia
memiliki dua orang anak.
Pangeran Tapah berubah
menjadi seekor ikan
setelah putranya tewas
dan putrinya
hilang. Sedangkan Putri
Gelam menjadi seekor burung.
Dari gambar tersebut didapat penegasan dalam setiap bagian struktur yang meiliki fungsi pembangun alur. Alur merupakan energi terpenting yang
menggerakkan cerita sehingga menjadi penceritaan, dengan episode terpenting
yang terdiri atas permulaan, konflikasi, dan penyelesaian Ratna, 2011: 139. Permulaan dapat samakan dengan situasi awal, konflikasi dengan transformasi,
dan penyelesaian dengan situasi akhir.
C. Rangkuman Struktural A.J. Greimas
Dari uraian di atas, dapat dikatakan bahwa teori aktansial dan struktur fungional yang digagas A.J. Greimas memberikan kontribusi dalam memahami
legenda sebagai sastra lisan yang menyeluruh. Artinya, kehidupan yang dialami tokoh-tokoh dalam legenda tersebut merupakan penggambaran akan nilai dan
moral yang terjadi di masyarakat. Nilai dan moral yang dapat menjadikan masyarakat semakin arogan ataupun lebih mawas diri serta memahami legenda
sebagai sebuah ajaran. Pemahaman akan hal tersebut dapat digambarkan dengan pernyataan
Staton 2007: 19, sebagai berikut; Semakin paham kita akan permasalahan yang ia geluti dan semakin mengerti kita akan usahanya menyelesaikan persoalan
tersebut, akan diketahui bahwa karakter bersangkutan cukup lazim adanya. Permasalah yang ia hadapi berkisar pada kegagalan, tanggung jawab, atau disilusi.
Ketiganya merupakan persoalan yang biasa menimpa setiap orang. Apa yang dilakukan si tokoh mungkin bergantung pada keberanian, kepengecutan, sinisme,
atau kemudaannya. Bila kesulitan yang menghadang dipecahkan dengan ketulusan dan kesabaran, kesulitan itu akan memandunya pada beberapa petunjuk
Staton, 2007: 11.