Pengarsipan Metode dan Teknik Penelitian

mengalami musim ikan sekali atau dua kali setahun, musim ini disebut “ikan molah”. Jenis ikan yang dihasilkan ikan gabus, lele, sepat, kojam, baung, seluang, betok, dan lain-lain Tarigan dan Sjakoni, 1972: 14.

C. Penduduk

Tarigan dan Anisi Sjakoni 1972: 9-12, penduduk yang mendiami daerah ogan terbagi atas dua golongan besar yaitu penduduk asli dan penduduk pendatang. Penduduk asli daerah Ogan terdiri dari empat puak kelompok; 1 Uhang Ugan Uhang: jeme: orang, mereka yang mendiami daerah Ogan Ulu dan sebagian Ogan Ilir dan Komering Ilir, 2 Wang Pegagan wang: orang, mereka mendiami sebagian besar Ogan Ilir, 3 Urang Penesak Urang: orang, mendiami sebagian Ogan Ilir, 4 Hang Belido hang: orang, mendiami Ogan tengah. Meskipun terdiri dari puak-puak, ditinjau dari segi sosio-kultural, sifat-sifat penduduk, agama, tidaklah menunjukkan kelainan-kelainan yang berarti. Penduduk pendatang adalah penduduk yang berasal dari daerah lain, seperti: dari Jawa, Sunda dan orang China. Jumlah penduduk tahun 2011 mencapai 680.000 jiwa dengan kepadatan 0,36 jiwakm 2 http:www.kaboki.go.id.

D. Agama

Penduduk asli Ogan hampir seluruhnya beragama Islam. Ada juga yang memeluk agama Kristen yaitu penduduk yang mendiami daerah Batu Putih di dekat Batu Raja Tarigan dan Gaffar, 1972: 7. Masyarakat Sumatera Selatan sebelum masuknya agama islam dan agama lain, percaya pada kekuatan-kekuatan gaib, makhluk-makhluk halus, kekuatan-kekuatan sakti dan sebagainya. Dengan perkataan lain mereka masih menganut kepercayaan animisme, dinamisme, dan toteisme Depdikbud 1984: 18.

E. Sistem Kekerabatan

Agama Islam mempengaruhi kehidupan masyarakat di Kabupaten Ogan Komering Ilir. Pengaruh tersebut terlihat dari susunan masyarakat yang secara nyata mengikuti prinsip keturunan menurut Islam. Anak-anak yang dilahirkan dalam hubungan perkawinan adalah anak ibu dan bapak, dan mereka menarik garis keturunan dari ibu maupun bapak. Di lain pihak, masih ada yang tetap bertahan dengan prinsip keturunan patrilinial yaitu garis keturunan dari bapak maupun matrilinial yaitu garis keturunan dari ibu. Masyarakat yang susunan kekeluargaannya patrilinial dikenal adanya perkawi nan “tambil anak” yaitu kedudukan anak akan berubah. Anak adalah milik ibu, dalam arti bahwa anak menarik garis keturunan memulai garis penghubung dari ibunya, dan seterusnya ke atas Depdikbud 1984: 16. Sedangkan masyarakat yang yang menggunakan susunan kekeluargaan matrilinial dikenal dengan semendo.