a. Tuhan Tidak Ada
Keberadaan Tuhan secara harfian di dunia sebagai penolong yang mencintai setiap makhluk ciptaannya tidak dapat dibuktikan. Hal tersebut
menguatkan tentang kesangsian manusia terhadap keberadaan-Nya. Dengan kata lain, penderitaan menjadi cara yang mudah untuk meniadakan Tuhan dari
kehidupan. Begitu pula yang dirasakan oleh Raja Awang dan Pangeran Tapah dalam legenda Putri Gelam dan Asal-muasal Terjadinya Danau Teluk Gelam.
Keberadaan Tuhan disangsikan ketika sang permaisuri sakit dan semakin parah. Sudah banyak tabib yang didatangkan untuk mengobati penyakit
permaisuri, namun tidak satu pun yang berhasil. Penyakit permaisuri semakin hari semakin bertambah parah. Ketika tidak ada lagi jalan pengobatan yang berhasil,
satu-satunya jalan hanyalah berdoa, meminta kemurahan Tuhan agar penyakit sang permaisuri dapat diringankan. Saat keadaan sudah di luar kemampuan
manusia, maka dipercaya bahwa Tuhan berperan dalam kehidupan.
Suatu hari Putri Rajenah memanggil beberapa inang pengasuh untuk membicarakan hal-ihwal yang saat itu merasuk dirinya. Beliau rupanya menderita
suatu penyakit. Penyakit yang diderita beliau semakin hari semakin parah. Sang raja mengutus beberapa hulu balang kerajaan untuk mencari tabib guna
mengobati penyakit sang permaisuri. Berkumpulan tabib terkenal dari berbagai penjuru. Namun, tak satu pun yang mampu menyembuhkan sang permaisuri.
Asal-muasal Terjadinya Danau Teluk Gelam adegan 5 Di beranda istana seorang laki-laki berperawakan kekar dengan kharisma
nan agung penuh wibawa, tampak hilir-mudik kesana-kemari. Dialah penguasa daerah yang subur itu, yang kini sedang di landa kegelisahan. Pikiran sang raja
dihinggapi kekhawatiran akan penyakit yang menimpa permaisurinya. Orang-
orang kepercayaan istana tampak keluar-masuk dengan beragam tingkahnya yang semua menampakkan kegelisahan yang tak berbeda.
Putri Gelam adegan 3
Raja Awang berharap penyakit permaisuri bisa disembuhkan. Dia terus berusaha dengan mendatangkan banyak tabib, tapi keadaan tidak berubah,
permaisuri meninggal. Ini membuktikan bahwa Tuhan ada sekaligus tidak ada. Raja Awang berharap Tuhan akan membantunya, tetapi yang terjadi Tuhan tidak
berperan dalam kehidupan manusia, Tuhan tidak hadir saat dibutuhkan. Tuhan yang dipercaya Maha Pengasih justru tidak mengasihi hambanya yang sakit dan
membiarkan seorang anak kecil bersedih karena kehilangan ibundanya.
Suatu hari, dari istana berdentangan bebunyian kelupkup atau bunyi sebagai petanda di istana telah terjadi sesuatu musibah. Rupanya sang permaisuri
telah mangkat. Semua rakyat merasa sedih dan haru serta kehilangan seorang ibu yang baik, ramah dan pengasih sesama rakyatnya.
Asal-muasal Terjadinya Danau Teluk Gelam adegan 7
Di luar rumah sayup-sayup suara burung hantu, yang semakin membuat hati sang raja kian gelisah. Karena suara burung hantu semacam itu konon kata
leluhurnya suatu pertanda adanya malapetaka yang akan mengancam bagi keluarga di istana kerajaan.
Putri Gelam adegan 11
Mangunwijaya 1988: 117 menyatakan bahwa peran Tuhan dalam kehidupan manusia tetap tidak dapat disangsikan. Meskipun telah diketahui
bahwa Tuhan tidak berpengaruh terhadap keadaan yang terjadi, keberadaannya tetap di-Agungkan. Tuhan sebenarnya hanyalah sebuah pelarian manusia akan
ketidakmampuannya menyelesaikan masalah yang dihadapi. Kemampuan manusia yang terbatas dan yang menginginkan sesuatu yang sulit atau bahkan
mustahil untuk didapatkan membuatnya berlari kepada Tuhan. Ini membuktikan bahwa manusia hanyalah sosok penakut yang tidak berani menerima keadaan
yang seharusnya terjadi. Keyakinan akan adanya kehidupan sesudah mati membuat manusia berbuat baik dan beribadah kepada Tuhan. Tuhan dijadikan
semacam tumbal sulam untuk lubang-lubang kesulitan yang tidak dapat dibereskan sendiri oleh manusia, tukang sulap mukjizat untuk membereskan
kerepotan-kerepotan yang dibuat oleh manusia sendiri. Tuhan yang dikatakan Mangunwijaya sebagai pelarian didasarkan pada
perilaku manusia dapat digolongkan menjadi dua yaitu benar dan salah. Benar dan salah berpengaruh pada sikap Tuhan terhadapnya atau keberadaan Tuhan.
Perilaku yang benar selalu diridhoi Tuhan dan manusia yang melakukan tindakan benar akan selalu dilindungi Tuhan dan hidup bahagia, inilah bentuk pelarian
kepada Tuhan karena manusia takut menderita. Sedangkan, manusia yang berperilaku salah akan dijauhi Tuhan dan akan hidup menderita selamanya.
Keberadaan Tuhan sangat berpengaruh pada apa yang dialami Pangeran Tapah. Pangeran Tapah berperilaku salah dengan berzina meskipun itu hanya
fitnah, dengan begitu Tuhan tidak akan membantunya. Tuhan tidak berbuat apa- apa untuk mencegah diusirnya pangeran dari istana. Meskipun Tuhan tahu bahwa
yang dituduhkan padanya tidak benar. Tuhan juga tidak memberitahu Raja Awang