TAI memberikan pengaruh yang baik terhadap siswa yaitu berupa peningkatan prestasi belajar siswa. Jadi dapat disimpulkan bahwa
penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TAI dalam pembelajaran matematika pada pokok bahasan perbandingann
trigonometri dapat meningkatan prestasi belajar siswa kelas X-6 SMA Kolese De Britto Yogyakarta.
4. Hasil Wawancara Siswa
Peneliti melakukan wawancara terhadap 6 orang siswa yang dipilih menurut nilai terendah pre-tes, nilai tertinggi pre test, kenaikan nilai
tertinggi dan kenaikan nilai terendah. Berikut adalah keterangan nilai siswa yang diwawancarai oleh peneliti.
Tabel 4.15 Daftar Siswa yang Diwawancarai
Siswa Nilai
Naik Turun Pre-tes
Post-tes
S1 12
30 Naik 18
S2 12
96 Naik 84
S3 73
90 Naik 17
S4 52
68 Naik 16
S5 74
100 Naik 26
S6 4
90 Naik 86
Hasil analisis wawancara yang dideskripsikan dari data wawancara terhadap 6 siswa kelas X-6.
a. Siswa S1
Dalam pembelajaran matematika yang menggunakan model pembelajaran tipe Team Assisted Inividualization TAI pada
pokok bahasan perbandingann trigonometri Siswa S1cenderung pasif dan kuang berani dalam mengutarakan pendapat maupun
menanggapi pendapat saat bekerja sama kelompok karena takut salah. Namun begitu, Siswa S1 merasa bahwa pembelajaran
matematika yang menggunakan model ini membantu dia dan siswa lain yang kurang mampu dalam matematika.Siswa S1 juga
merasa senang selama mengikuti proses pembelajaran dengan model TAI ini. Kegiatan yang paling disukai Siswa S1 adalah saat
kegiatan belajar kelompok, kerena dalam kegiatan ini dia bisa bertanya kepada teman sekelompoknya ketika ada materi yang
belum ia pahami dengan begitu materi yang dipelajari lebih mudah dimengerti. Selain itu, Siswa S1 merasa senang dengan
adanya LKS, karena dengan LKS inilah ia dapat memahami materi lebih dalam melalui latihan soal yang diberikan oleh guru.
Tanggapan Siswa S1 mengenai keterlaksanaan pembelajaran matematika yang menggunakan model pembelajaran tipe TAI
adalah pembelajaran ini sangat membantu dirinya dalam mempelajari materi perbandingan trigonometri, terutama pada
saat kegiatan belajar kelompok. Menurutnya, pembagian kelompok untuk belajar bersama belum merata antara satu
kelompok dengan kelompok yang lain. Peran serta peneliti sebagai guru sudah baik dengan memberikan penjelasan yang
jelas sehingga sangat membantunya dalam mempelajari materi. Guru juga melakukan semua kegiatan dengan sesuai dengan apa
yang direncanakan. Manfaat yang diperoleh oleh Siswa S1 adalah saya dapat belajar dengan menggunakan 2 cara yaitu belajar
secara mandiri dan belajar denagn kelompok, sehingga membantunya untuk lebih mudah memahami materi yang
diberikan guru. Secara keseluruhan keterlaksanaan pembelajaran matematika
yang menggunakan model pembelajaran tipe TAI menurut Siswa S1 sudah berjalan dengan lancar dan baik hanya saja kekurangan
yang dirasakan adalah kondisi kelas yang kadang kurang kondusif pada saat kegiatan belajar kelompok, sehingga sedikit gaduh dan
mengganggu siswa lain. b.
Siswa S2 Tanggapan Siswa S2 mengenai model pembelajaran tipe TAI
yang telah dilakukan pada pembelajaran matematika pokok bahasan perbandingan trigonometri secara keseluruhan sudah
terlaksana dengan baik. Semua kegiatan telah dilakukan dan berjalan dengan lancar. Siswa ini nampak sangat serius dalam
mengikuti pembelajaran. Siswa S2 juga antusias mengikuti seluruh aktivitas pembelajaran yang dipandu oleh peneliti sebagai
guru. Ketika ia mengalami kesulitan maka ia pun memberanikan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
diri untuk bertanya kepada teman sekelompok maupun guru. Sikap beraninya pun juga ditunjukkan pada saat berdiskusi
bersama kelompok dalam menyelesaikan LKK, dia berani menanggapi pendapat anggota kelompok yang lain dan
memberikan pendapatnya. Selama mempelajari materi perbandingan trigonometri dengan
model pembelajaran TAI ini, siswa S2 merasa sangat senang dengan adanya LKS, LKK dan pembentukkan kelompok belajar.
Melalui LKS dan LKK, ia dapat melatih kemampuannya dan memperdalam pemahaman yang ia miliki mengenai perbandingan
trigonometri. Menurutnya, dengan belajar kelompok siswa jadi lebih akif, lebih cepat memahami matematika karena saling
membantu satu dengan yang lainnya. Selain itu, bekerja dalam kelompok dengan teman sebaya itu mirip dengan tutor sebaya, Ini
menyebabkan siswa-siswa yang kurang dalam memahami matematika bisa lebih aktif dalam bertanya, berpendapat,
menanggapi dan mengerjakan soal, sehingga mereka lebih cepat memahami materi yang diajarkan. Pembagian kelompok yang
dibagikan guru menurutnya sudah heterogen, setiap kelompok beranggotakan siswa yang memiliki kemampuan beragam,
sehingga dapat saling membantu antar anggota. Siswa S2 mengungkapkan bahwa peran serta guru juga merupakan salah
satu faktor penting, yaitu sebagai fasilitator selama mendampingi siswa belajar di kelas. Hal ini sangat membantu siswa dalam
mempelajari materi. Guru telah melakukan semua rangkaian kegiatan dengan baik. Dalam mengikuti kegiatan evaluasi berupa
tes formatif siswa ini dapat mengerjakan soal dengan jujur dan mandiri. Siswa S2mengaku mendapatkan manfaat dari mengikuti
pembelajaran ini, yaitu sebenarnya belajar matematika itu tidaklah sesulit dan sesuram apa yang seperti dibayangkan, jadi
kalau dikerjakan dan dipelajari bersama-sama akan lebih mencairkan suasana dalam belajar matematika, sehingga dengan
mengikuti pembelajaran ini mainset siswa mengenai suramnya belajar matematika menjadi senangnya belajar matematika.
c. Siswa S3
Keterangan yang diberikan oleh Siswa S3 mengenai model pembelajaran tipe TAI yang telah dilakukan pada pembelajaran
matematika pokok bahasan perbandingan trigonometri secara keseluruhan sudah terlaksana dengan baik. Menurut Siswa S3
pembelajaran ini menarik untuk diterapkan di kelas karena pada pembelajaran sebelumnya belum pernah guru menggunakan
model pembelajaran ini. Selama mengikuti pembelajaran dengan model TAI Siswa S3 merasa senang dan terbantu. Awalnya Siswa
S3 berpikir bahwa materi perbandingan trigonometri itu sulit, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
namun ternyata setelah melewati semua kegiatan yang dilakukan ia merasa bahwa materi ini semakin mudah dipelajari dengan
model pembelajaran kooperatif tipe TAI. Media yang diguanakan guru yaitu LKS dan LKK pun sangat membantu Siswa S3 dalam
mendalami materi perbandingan trigonometri. Menurutnya, kelebihan dari model pembelajaran ini adalah siswa dibuat
menjadi terlatih kemampuan berpikir bersama dalam kelompok, saling menghargai dan menerima pendapat teman sekelompok.
Peran guru sebagai fasilitator sangat membantu Siswa S3, karena sebagian besar yang ingin diperdalam didapat olehnya sehingga
dia merasa puas. Guru juga telah menjelaskan rangakaian kegiatan yang akan dilakukan selama beberapa pertemuan
kedepan di pertemuan pertema sehingga siswa mempunyai gambaran tentang pembelajaran matematika yang menggunakan
model kooperatif tipe TAI. Pembagian kelompok untuk kegiatan belajar kelompok
menurut Siswa S3 sudah merata, karena sebenarnya dalam bekerja kelompok untuk mendapatkan hasil yang maksimal bagi
diri sendiri maupun kelompok itu kembali kepada anggota kelompok masing-masing apakah dia punya inisiatif belajar, cari
tahu, berusaha memahami materi tersebut. Dalam kegiatan belajar kelompok Siswa S3 berani untuk bertanya jika ada materi yang
tidak ia ketahui, memberi pendapat saat berdiskusi bersama dan menanggapi teman sekelompok yang berpendapat dalam
menyelesaikan soal LKK. Dan yang pasti sebelum berpendapat Siswa S3mempunyai dasar yang kuat dahulu yaitu catatan-catatan
pelajaran lalu baru mengemukakan pendapatnya. Dengan adanya LKS, Siswa S3juga merasa terbantu karena menurutnya di dalam
LKS sudah terangkum semua materi yang akan dipelajari. Ssiswa yang tadinya memikirkan trigonometri merupakan materi yang
sangat banyak setelah menerima LKS saya menjadi senang karena di dalam LKS tersampaikan dengan baik, singkat, padat dan jelas,
sehingga siswa mudah untuk mempelajarinya. Jadi secara keseluruhan pembelajaran matematika pokok
bahasan perbandingan trigonometri dengan model pembelajaran tipe TAI telah terlaksana denagn cukup lancar, hanya saja ada
kendala yang membuat kurang lancar yaitu karena sekolah ini merupakan sekolah homogen yang terdiri dari siswa laki-laki
maka kondisi kelas terkadang ribut dan ramai, walaupun guru sudah menegur namun menurut Siswa S3guru masih kurang bisa
mengontrol siswanya. d.
Siswa S4 Menurut Siswa S4model pembelajaran kooperatif tipe TAI
adalah salah satu model pembelajaran yang sangat menarik. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Seluruh rangkaikan kegiatannya membantu siswa dalam mempelajari materi perbandingan trigonometri. Perasaan Siswa
S4 selama mengikuti pembelajaran ini adalah senang. Menurutnya, kelebihan dari pembelajaran ini adalah adanya
kegiatan belajar individu dan belajar kelompok. Selain itu, pembelajaran dengan model TAI dapat diikuti dengan mudah,
belajar kelompok juga sangat membantu. Peran serta guru sebagai fasilitator juga sangat membantu salah satunya guru selalu
mengajarkan langkah demi langkah, sehingga siswa merasa jelas. Siswa S4 semakin terbantu dalam mempelajari materi
perbandingan trigonometri dengan adanya LKS dan LKK yang diberikan oleh guru.
Ketika mengalami kesulitan dalam mengerjakan LKS dan LKK, Siswa S4 berani dan tidak malu untuk bertanya kepada guru
maupun teman. Namun untuk menanggapi pendapat teman sekelompok, siswa ini belum berani karena takut, merasa teman
yang lain lebih bisa menanggapi. Dengan mengikuti pembelajaran kooperatif tipe TAI Siswa S4
menjadi lebih mengerti pelajaran matematika dengan mudah, sebelumnya ketika menggunakan model biasa dia merasa sulit
memahami matematika. Secara keseluruhan pembelajaran ini sudah berjalan dengan baik dan lancar, walaupun ada
kekurangannya yaitu kelas kurang kondusif karena ribut sehingga siswa merasa sedikit terganggu.
e. Siswa S5
Siswa S5 mengatakan bahwa pembelajaran matematika pada pokok bahasan perbandingan trigonometri yang menggunakan
model pembelajaran
kooperatif tipe
Team Assisted
Inividualization TAI
menarik, susunan
kegiatan pembelajarannya yang terdiri dari pre tes, LKS,belajar kelompok
mengerjakan LKK, tes formatif dan Post tes dilakukan dengan teratur dan baik. Melalui belajar kelompok siswa merasa senang
karenaselama pembelajaran setiap siswa dapat saling membantu, selain itu setiap anggota juga tidak sungkan bertanya temannya
dan setiap anggota bisa membagikan ilmu kepada anggota lain dengan berusaha bersama menjawab soal LKK.
Siswa S5 merupakan siswa yang memiliki prestasi paling baik di kelas X-6. Dia selalu mendapatkan nilai tertinggi dalam setiap
latihan maupun tes. Cara berpikirnya pun sangat kritis dan realistis. Terbukti dengan keberanian dan kemauan Siswa S5
dalam bertanya kepada guru maupun teman, menyimak dan menanggapi pendapat teman dan membantu teman yang kesulitan
mengerti materi. Dalam menjelaskan materi maupun menanggapi pendapat siswa yang lain pun dengan sabar dan halus.
Menurutnya, peran serta peneliti sebagai guru dalam pembelajaran ini sangat membantu terutama dalam menjeleskan
materi yang akan dipelajari, mengawasi siswa dalam berdiskusi, membantu memberikan solusi jika ada kelompok yang tidak
menemukan solusi dalam berdiskusi. Siswa S5 juga mengatakan bahwa guru begitu sabar mendampingi siswa dan sudah
melaksanakan pembelajaran dengan baik. Setelah mengikuti pembelajaran ini siswa merasa ada manfaat yang dialami yaitu
adanya perubahan dalam diri teman-temannya menjadi aktif dalam kegiatan pembelajaran seperti tidak malu lagi bertanya,
berani berpendapat dan mereka lebih dapat memahami materi dengan baik. Menurut Siswa S5 secara keseluruhan pembelajaran
matematika pada pokok bahasan perbandingan trigonometri yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TAI telah
berjalan dengan baik, lancar dan memberikan efek positif kepada siswa.
f. Siswa S6
Siswa S6 mengatakan bahwa selama mengikuti pembelajaran matematika pada pokok bahasan perbandingan trigonometri yang
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TAI perasaan yang muncul adalah senang karena melalui pembelajaran ini ia
dapat melatih dirinya untuk bekerja sama, membimbing, dan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
mengajari teman dalam kelompok. Secara tidak langsung, dia pun belajar berbicara di depan banyak orang, mengemukakan
pendapat, mendengarkan, dan menanggapi pendapat orang lain. Siswa S6 mengaku bahwa melalui pembelajaran TAI ini materi
yang di sampaikan oleh guru dapat dipahami dengan mudah sehingga dalam mengerjakan latihan soal di LKS, LKK, maupun
tes evaluasi Siswa S6 dapat menyelesaikannya dengan lancar. Pendampingan peneliti sebagi guru sangat membantu bagi
Siswa S6. Guru begitu sabar dan telaten menjelaskan materi, menjawab pertanyaan dari siswa dan mengkondisikan kelas yang
ramai. Kekurangan yang menurut Siswa S6 adalah kondisi kelas yang kurang kondusif. Seluruh siswa masuk dalam kelompok dan
berdiskusi saling mengemukakan pendapat dalam menyelesaikan soal dengan volume suara yang agak keras membuat kelas kurang
kondusif. Siswa S6 mengaku jika ada materi yang belum dia mengerti,
maka ia berani dan tidak malu untuk bertanya kepada guru maupun teman. Hal ini dilakukannya karena menurutnya ini
adalah kebutuhannya sehingga penting untuk diketahuinya bagaimana solusi yang benar akan hal tersebut. Selain itu, Siswa
S6 juga mengakui bahwa dengan adanya metode belajar kelompok, pemberian LKS dan LKK oleh guru membuatnya
semakin paham materi yang diajarkan, padahal sebelumnya dia merasa sangat sulit menerima materi tersebut. Menurutnya, secara
keseluruhan, guru telah melakukan semua kegiatan pembelajaran TAI dengan baik dan lancar.
Dari hasil wawancara peneliti terhadap 6 orang siswa kelas X-6, dapat rangkum hasil wawancara yaitu keenam siswa mengaku bahwa
pembelajaran TAI merupakan hal baru yang menarik bagi mereka sehingga selama mengikuti pembelajaran mereka merasa senang dan
antusias. Keenam siswa juga mengatakan bahwa peran peneliti sebagai fasilitor mereka dalam belajar di kelas telah melaksanakan tugasnya
dengan baik. Peneliti dengan sabar menjelaskan materi, melayani siswa yang bertanya, dan menjawab pertanyaan -pertanyaan siswa.
Melalui kegiatan belajar mandiri dan kelompok siswa dapat memperdalam materi secara mandiri melalui LKS dan tidak menerima
materi dari guru secara mentah-mentah, kemudian dapat bertukar ide atau pendapat dalam menyelesaikan latihan soal LKK bersama kelompok
dengan menggunakan pengetahuan yang telah dipelajari sebelumnya. Dari 6 siswa yang diwawancarai, hanya 1 siswa yang mengatakan
pembagian kelompok belum merata. Siswa tersebut merasa masih ada kelompok lain yang memiliki anggota yang kemampuan matematikanya
tinggi dibanding dengan kelompoknya. Meskipun begitu siswa yang lain PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
menganggap bahwa kelompok yang telah dibagi oleh guru sudah heterogen.
Sesuai dengan kelebihan model pembelajaran kooperatif tipe TAI, setelah mengikuti pembelajaran ini siswa mampu belajar melalui
komunikasi seperti siswa dapat berdiskusi, berdebat, atau menyampaikan gagasan, sampai benar - benar memahaminya, siswa dilatih memiliki rasa
peduli dan rasa tanggungjawab terhadap teman lain dalam proses belajarnya. Siswa juga belajar menghargai perbedaan tingkat kemampuan
teman sekelompoknya. Walaupun pembelajaran matematika pada pokok bahasan perbandingan trigonometri yang telah diikuti siswa melalui
pembelajaran TAI ini memiliki banyak kelebihan, pastinya tetap saja memiliki kekurangan. Keenam siswa mengaku bahwa selama mengikuti
pembelajaran ini kondisi kelas kurang kondusif. Sering kali saat kegiatan diskusi siswa belum dapat mengkondisikan suara sehingga kondisi kelas
menjadi ramai dan berisik. Guru sudah menegur namun mereka mengatakan guru kurang tegas. Mereka menyadari bahwa selama
kegiatan belajar mandiri maupun kelompok siswa banyak bertanya kepada guru dan beberapa diantara siswa ada yang kurang sabar
menunggu giliran untuk dijawab oleh guru sehingga sering kali mereka melakukan kegiatan lain yang bersifat mengganggu seperti berbicara dan
bercanda sendiri dengan teman lainnya. Secara keseluruhan, keenam PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
siswa mengaku bahwa pembelajaran matematika yang menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TAI telah terlaksana dengan baik.
D. Hasil Analisis dan Pembahasan
Dari keseluruhan hasil penelitian dan analisis data yang telah dilaksanakan di kelas X-6 SMA Kolese De Britto Yogyakarta, berikut
adalah rangkuman dan pembahasan penelitian yang berkaitan dengan landasan teori pada BAB II .
1. Keterlaksanaan Pembelajaran Matematika dengan Menerapkan
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Inividualization TAI
Melihat hasil yang diperoleh dari observasi pengamat selama 5 kali pertemuan yang masing-masing 2x45 menit, keterlaksanaan
pembelajaran matematika pada pokok bahasan perbandingan trigonometri yang menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe
TAI sudah dilaksanakan seluruhnya dengan baik sesuai degan RPP yang telah dibuat oleh peneliti. Rata-rata keterlaksanaan aktivitas
guru selama 5 pertemuan adalah 96 dan rata-rata keterlaksanaan aktivitas siswa selama 5 pertemuan adalah 95. Sehingga rata-rata
keterlaksanaan aktivitas guru maupun siswa yang direncanakan dalam RPP telah dilaksanakan sebesar 95,5. Hasil ini
menunjukkan bahwa kegiatan pembelajaran matematika pada pokok PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI