Prestasi Belajar Siswa Analisis Data dan Pembahasan

dalam kriteria siswa yang memiliki minat belajar yang tinggi. Tanggapan positif yang dimaksud adalah siswa memiliki keingintahuan dan ketertarikan yang baik dan tinggi terhadap materi yang diajarkan maupun model pembelajaran yang digunakan oleh guru sehingga mereja berusaha untuk bertanya pada teman maupun guru ketika mereka mengalami kesulitan, berusaha memusatan pikiran dan perhatian dengan mendengarkan dan menghargai penjelasan guru maupun teman yang berpendapatserta mencatat hal-hal penting tentang meteri pelajaran, merasa senang selama mengikuti setiap aktivitas pembelajaran secara klasikal maupun kelompok.

3. Prestasi Belajar Siswa

Berdasarkan nilai pre-tes dan post test yang diperoleh siswa, prestasi belajar siswa kelas X-6 dianalisis sebagai berikut. Tabel 4.13 Prestasi Belajar Siswa dalam Pre-tes dan Post-tes Nama Nilai Naik Turun Pre-tes Post-tes B1 50 96 Naik 46 B2 73 90 Naik 17 B3 10 70 Naik 60 B4 12 57 Naik 45 B5 30 79 Naik 49 B6 12 81 Naik 69 B7 48 70 Naik 22 B8 48 84 Naik 36 B9 24 90 Naik 66 B10 16 50 Naik 34 B11 42 86 Naik 44 B12 24 80 Naik 56 B13 12 30 Naik 18 B14 20 68 Naik 48 B15 66 100 Naik 34 B16 13 44 Naik 31 B17 65 88 Naik 23 B18 14 66 Naik 52 B19 74 100 Naik 26 B20 51 90 Naik 39 B21 52 68 Naik 16 B22 14 86 Naik 72 B23 33 100 Naik 67 B24 12 44 Naik 32 B25 12 96 Naik 84 B26 4 90 Naik 86 B27 22 69 Naik 47 B28 20 52 Naik 32 B29 6 53 Naik 47 B30 22 80 Naik 58 B31 44 76 Naik 32 B32 20 68 Naik 48 B33 37 100 Naik 63 B34 74 100 Naik 26 B35 29 100 Naik 71 Jumlah 1105 2701 - Rata-rata 31,58 77,2 - Tabel 4.14 Hasil Evaluasi Akhir siswa Keberhasilan Interval Nilai Jumlah Siswa Persentase Pre- tes Post- tes Pre-tes Post-tes Sangat Baik 80-100 - 19 - 54,29 Baik 70-79 3 4 8,57 11,43 Cukup 60-69 2 5 5,71 14,29 Kurang 50-59 3 4 8,57 11,43 Sangat Kurang 0-49 27 3 77,14 8,57 Jumlah 35 35 100 100 Dari hasil analisis prestasi belajar siswa diatas, hasil belajar siswa kelas X-6 dapat dikatakan mengalami peningkatan. Hal tersebut dapat dilihat dari peningkatan pada nilai pre-tes dan post-tes siswa pada Tabel4.34, seluruh siswa dalam kelas yang berjumlah 35 siswa mengalami peningkatan prestasi belajar. Selain itu, dapat dilihat juga peningkatan rata-rata nilai pre-tes yaitu 31,58 dan rata-rata nilai post- tes meningkat menjadi 77,2. Berdasarkan padaTabel4.33, dapat dilihat bahwa hasil pre-tes siswa yang mendapatkan nilai lebih dari rata-rata 31,58 yaitu 14 siswa, sedangkan pada hasil post-tes siswa yang memiliki nilai lebih dari rata-rata 77,2 yaitu 21 siswa. Secara umum prestasi belajar siswa relatif meningkat. Melalui Tabel 4.13 dapat diketahui juga bahwa peningkatan nilai tertinggi pre-test adalah 74 menjadi 100 pada post-tes, sedangkan nilai terendah saat pre-tes adalah 4 menjadi 90 pada post-tes. Selain itu dapat dilihat juga bahwa siswa yang mendapat kan nilai terendah saat pre-test merupakan siswa yang memperoleh peningkatan nilai yang paling tinggi yaitu naik 86 poin dari nilai pre-tes.Sedangkan peningkatan nilai yang paling rendahyaitu naik 16 poin dari nilai pre- tes yaitu 52 menjadi 68. Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa sebanyak 21 orang atau sebesar 60 siswa telah berhasil mendapatkan nilai diatas KKM 75. Selanjutnya dapat dilihat pada Tabel 4.14 nilai pre-tes dan post-tes pada interval 70-79 mengalami peningkatan jumlah siswa dari pre-tes hanya ada 3 menjadi 4 siswa saat post-tes, pada interval 60-69 juga mengalami peningkatan dari 2 siswa saat pre-tes menjadi 5 siswa saat post-tes, dan pada interval 50-59 yang saat pre-tes 3 siswa menjadi 4 siswa saat post-tes. Peningkatan yang terjadi secara drastis terlihat pada interval 80-100. Pada saat pre-tes tidak ada siswa yang mendapat nilai yang berada di interval ini, maka pada saat post-test ada 19 siswa yang mendapatkan nilai pada interval ini. Sedangkan penurunan yang sangat drastis terlihat pada interval 0-49 dimana jumlah nilai siswa yang masuk dalam interval ini saat pre-tes ada 27 siswa menurun drastis menjadi 3 siswa saat post-tes. Sehingga dari Tabel 4.35 dapat ditarik kesimpulan hasil evaluasi keseluruhan prestasi belajar siswa. Tampak dari data post-tes, sesudah pembelajaran matematika menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TAI sebagian besar siswa yaitu 54,29 siswa mencapai tingkat penguasaan materi sangat baik, 11,43 siswa mencapai tingkat penguasaan materi baik, 14,29 siswa mencapai tingkat penguasaan materi cukup, 11,43 siswa mencapai tingkat penguasaan materi kurang dan 8,57 siswa mencapai tingkat penguasaan materi sangat kurang. Secara keseluruhan siswa kelas X-6 mengalami peningkatan prestasi belajar. Sebagai contoh, siswa B25 saat pre-tes mendapatkan nilai 12 dan saat post tes mendapatkan nilai 96, peningkatan nilainya drastis yaitu sebanyak 84 poin. Berikut adalah informasi dari siswa B25 yang diperoleh peneliti mengenai hal yang mendukung dia dalam memahami materi yang dipelajari selama pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran TAI sehingga prestasi belajarnya dapat meningkat. Peneliti : “Setelah mengikuti rangakaian kegiatan dalam pembelajaran matematika yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TAI, apakah kamu lebih mudah memahami materi tentang perbandingan trigonometri?” Siswa B25 : “Iya mbak, karena penjelasan guru jelas. Ditambah lagi sama belajar mandiri dan belajar bersama di kelompok aku semakin jelas materinya.” Peneliti : “Menurutmu, hal apa saja yang membantumu dalam mempelajari materi ini?” Siswa B25 : “LKS dan LKK mbak, dan juga dengan belajar kelompok saya suka karena sangat memotivasi saya untuk belajar dan berdiskusi bersama.” Dari hasil wawancara dengan siswa B25 diatas, peneliti menyimpulkan bahwa pembelajaran matematika dengan model pembelajaran kooperatif tipe TAI siswa menjadi lebih mudah mempelajari dan memahami materi melalui belajar mandiri dengan LKS dan belajar kelompok dengan LKK, terutama dalam belajar kelompok siswa dapat saling berdiskusi, bertukar ide gagasan dalam menyelesaikan soal-soal yang ada dalam LKK. Peneliti juga mendapatkan keterangan lain dari Siswa mengenai hal-hal yang mendukung siswa dalam mempelajari materi sehingga prestasi belajarnya dapat meningkat. Peneliti : “Setelah mengikuti rangakaian kegiatan dalam pembelajaran matematika yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TAI, apakah kamu lebih mudah memahami materi tentang perbandingan trigonometri?” Siswa B19 : “Iya mbak, karena sebelumnya guru belum pernah menggunakan model belajar seperti ini jadi ya menurut saya model ini menarik dan menyenangkan. ” Peneliti : “Menurutmu, hal apa saja yang membantumu dalam mempelajari materi ini?” Siswa B9 : “Rangkaian kegiatan yang ada dalam model belajar yang tertata dengan baik dan rutin dilakukan seperti kegiatan belajar individu kemudian belajar kelompok dan diakhir diberi kuis, begitu seterusnya. Kemudian media belajar PPT, soal-soal latihan yang diberikan guru di LKS dan LKK itu sangat membantu. Dalam belajar kelompok pun saya dan teman - teman dapat membagikan ilmu yang kami pelajari sebelumnya dalam belajar mandiri. ” Berdasarkan keterangan siswa diatas, dapat disimpulkan bahwa hal-hal yang mendukung siswa untuk lebih dapat memahami materi selama proses belajar mengajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe TAI sehingga prestasi belajar mereka meningkat adalah seperti berikut. a. Penjelasan guru yang jelas dan mudah dipahami b. Model belajar yang menarik dan menyenangkan. c. Rangkaian kegiatan yang ada dalam model belajar yang tertata dengan baik dan rutin dilakukan seperti kegiatan belajar individu kemudian belajar kelompok dan diakhir diberi kuis, begitu seterusnya. d. Media belajar PPT, latihan soal dalam LKS dan LKK yang diberikan oleh guru. e. Dapat memahami materi lebih dalam melalui kegiatan belajar mandiri. f. Dapat bertukar ide atau gagasan dan berdiskusi bersama dengan anggota kelompok. Melalui penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Inividualization TAI siswa dapat lebih memahami materi dan dapat menyelesaikan soal-soal mengenai perbandingan trigonometri. Hal tersebut terjadi karena menurut siswa model pembelajaran TAI sangat menarik dan menyenangkan. Dengan model belajar ini siswa mendapatkan kesempatan untuk belajar mandiri mempelajari materi secara individu dan belajar kelompok untuk memperdalam materi yang telah dipelajari secara individu bersama dengan teman sekelompok. Dengan begitu siswa dapat saling bertukar ide dan pikiran mengenai materi yang dipelajari. Disamping penjelasan peneliti sebagai guru dalam menjelaskan materi cukup jelas dan mudah dipahamimenurut siswa pemberian latihan soal dalam LKS dan LKK sangat mempengaruhi tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang telah dipelajari. Berdasarkan pembahasan diatas terlihat jelas bahwa pembelajaran matematika yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TAI memberikan pengaruh yang baik terhadap siswa yaitu berupa peningkatan prestasi belajar siswa. Jadi dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TAI dalam pembelajaran matematika pada pokok bahasan perbandingann trigonometri dapat meningkatan prestasi belajar siswa kelas X-6 SMA Kolese De Britto Yogyakarta.

4. Hasil Wawancara Siswa

Dokumen yang terkait

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe team assisted individuallization (tai) terhadap pemahaman konsep matematika siswa kelas v sdi ummul quro bekasi

0 10 221

Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI).

6 9 167

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) PADA MATERI POKOK ALJABAR DITINJAU DARI KREATIFITAS BELAJAR MATEMATIKA SISWA

0 4 71

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI (TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION) Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Tai (Team Assisted Individualization) Untuk Meningkatkan Motivasi Dan Prestasi Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Matematika

0 2 16

PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION Peningkatan Kreativitas Belajar Matematika Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI) pada Siswa K

0 1 17

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DAN TAI (TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION) DITINJAU DARI MINAT BELAJAR SISWA SMP DI KABUPATEN SRAGEN

3 5 101

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION DAN METODE INKUIRI PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL SISWA POKOK BAHASAN LOGIKA MATEMATIKA ( SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 NGADIROJO PACITAN.

0 0 9

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) ditinjau dari prestasi dan minat belajar matematika pada pokok bahasan perbandingan trigonometri siswa kelas X 6

0 16 390

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Assisted Individualization (TAI) dilihat dari minat dan hasil belajar matematika pada pokok bahasan persamaan garis lurus kelas VIII

0 1 220

BAB II KAJIAN TEORI A. Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI (Team Assisted Individualization) - PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI (TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION) TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI EFIKASI DIRI SISWA KELAS VII SMP NEG

0 0 19