Hasil Analisis dan Pembahasan

siswa mengaku bahwa pembelajaran matematika yang menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TAI telah terlaksana dengan baik.

D. Hasil Analisis dan Pembahasan

Dari keseluruhan hasil penelitian dan analisis data yang telah dilaksanakan di kelas X-6 SMA Kolese De Britto Yogyakarta, berikut adalah rangkuman dan pembahasan penelitian yang berkaitan dengan landasan teori pada BAB II . 1. Keterlaksanaan Pembelajaran Matematika dengan Menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Inividualization TAI Melihat hasil yang diperoleh dari observasi pengamat selama 5 kali pertemuan yang masing-masing 2x45 menit, keterlaksanaan pembelajaran matematika pada pokok bahasan perbandingan trigonometri yang menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TAI sudah dilaksanakan seluruhnya dengan baik sesuai degan RPP yang telah dibuat oleh peneliti. Rata-rata keterlaksanaan aktivitas guru selama 5 pertemuan adalah 96 dan rata-rata keterlaksanaan aktivitas siswa selama 5 pertemuan adalah 95. Sehingga rata-rata keterlaksanaan aktivitas guru maupun siswa yang direncanakan dalam RPP telah dilaksanakan sebesar 95,5. Hasil ini menunjukkan bahwa kegiatan pembelajaran matematika pada pokok PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI bahasan perbandingan trigonometri telah berhasil dilaksanakan dengan baik. Berdasarkan hasil angket keterlaksanaan pembelajaran yang diisi siswa, menunjukkan bahwa keterlaksanaan pembelajaran matematika dengan model pembelajaran kooperatif tipe TAI termasuk pada kategori sangat baik. Pasalnya, persentase keterlaksanaan pembelajaran matematika dari angket siswamencapai 85,7. Dan berdasarkan hasil wawancara terhadap 6 orang siswa, pembelajaran matematika yang menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TAI telah terlaksana dengan baik. Melalui pernyataan-pernyataan yang ada dalam angket siswa dapat memberikan tanggapannya mengenai keterlaksanaan pembelajaran TAI selama 5 pertemuan. Pernyataan yang mendapatkan tanggapan tertinggi adalah pernyataan mengenai pembagian kelompok. Sebanyak 90 siswa mengaku setuju dengan pembagian kelompok yang heterogen yang dilakukan oleh guru. Dalam BAB II bagian landasan teori mengenai model pembelajaran TAI, siswa memang harus dibagi dalam kelompok yang heterogen untuk melakukan kegiatan belajar kelompok. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pembagian kelompok yang dilakukan oleh guru sudah heterogen menurut kemampuan matematikanya. Pembagian kelompok yang dilakukan guru ini berdasarkan 2 nilai ulangan matematika terdekat sebelumnya. Dari hasil wawancara, melalui pembelajaran ini siswa mengaku terbantu dalam mempelajari materi perbandingan trigonometri, terutama saat mempelajari materi dengan bantuan LKS dan metode belajar kelompok yang diberikan guru. Siswa yang awalnya merasa bosan pada pembelajaran dengan metode ceramah yang diterapkan oleh guru dan siswa juga belum mengetahui bagaimana model pembelajaran TAI merasa senang setelah mengikuti seluruh kegiatan pembelajaran ini. Namun tidak dipungkiri ada beberapa siswa yang merasa bosan selama mengikuti pembelajaran TAI. Hal ini dibuktikan dengan adanya 27 siswa yang setuju apabila pembelajaran TAI yang telah diikuti siswa membosankan. Persentase pada pernyataan angket tersebut merupakan hasil tertinggi ketidaksetujuan siswa terhadap pembelajaran TAI dibandingkan dengan pernyataan yang lainnya. Hasil tersebut menunjukkan bahwa respon negatif siswa terhadap pembelajaran TAI sangat kecil. Selain dua pernyataan yang mendapat tanggapan dengan persentase tertinggi dan terendah tersebut, pernyataan lainnya mendapatkan hasil tanggapan yang cukup baik sehingga secara keseluruhan pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe TAI melalui aktivitas guru sebagai fasilitator dan aktivitas siswa selama melaksanakan pembelajaran mendapat hasil yang baik. Bahkan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI pembelajaran TAI pada pokok bahasan perbandingan trigonometri dapat dikatakan berhasil dilaksanakan di kelas X-6. Seluruh kegiatan yang direncanakan dalam RPP telah terlaksana dan mendapatkan respon positif bagi siswa. 2. Prestasi Belajar Siswa Hasil cukup memuaskan diperoleh peneliti setelah siswa mengikuti pembelajaran matematika yang menerapkan model pembelajaran TAI yaitu mengenai prestasi belajar siswa yang mengalami peningkatan. Secara umum hasil tersebut dapat dilihat dari nilai awal siswa yaitu rata-rata nilai pre-tes yang mencapai 31,58 dan rata-rata nilai post-tes yaitu 77,2. Dari hasil tersebut, rata- rata nilai kelas X-6 mengalami peningkatan sebanyak 45,62. Selain itu, juga dapat dilihat dari peningkatan nilai masing-masing siswa. Tampak dari data post-tes, sesudah siswa mengikuti pembelajaran matematika menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TAI sebesar 54,29 siswa mencapai tingkat keberhasilan sangat baik, 11,43 siswa mencapai tingkat keberhasilan baik, 14,29 siswa mencapai tingkat keberhasilan cukup, 11,43 siswa mencapai tingkat keberhasilan kurang dan 8,57 siswa mencapai tingkat keberhasilan sangat kurang. Hal ini menunjukkan kekurangan dari pembelajaran kooperatif tipe TAI, sesuatu yang harus dipelajari dan dipahami belum seluruhnya PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI dicapai siswa. Sehingga secara garis besar hanya sebesar 60 siswa saja yang mendapatkan nilai tuntas 75. Hasil wawancara yang diperoleh peneliti, siswa mengaku dapat mengerjakan soal tes formatif maupun tes prestasi. Namun, sebagian siswa juga mengaku sering tidak teliti dalam mengerjakan soal. Siswa terlalu terburu-buru dan tidak mengecek kembali pekerjaan mereka. Secara keseluruhan, prestasi belajar siswa kelas X-6 meningkat setelah mengikuti pembelajaran matematika yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TAI. 3. Minat Belajar Siswa Peneliti mengetahui minat belajar siswa pada pembelajaran matematika dengan pokok bahasan perbandingan trigonometri yang menerapkan pembelajaran kooperatif tipe TAI melalui hasil angket minat yang dibagikan kepada siswa. Hasil pemberian angket minat belajar kepada 35 siswa menunjukkan bahwa siswa berminat Sangat Tinggi sebesar 57,14 yaitu 20 siswa dan siswa yang berminat Tinggi sebesar 42,86 atau sebanyak 15 siswa. Hasil angket tersebut juga menunjukkan bahwa kelas X-6 memiliki minat belajar yang tinggi. Selama mengikuti pembelajaran TAI, siswa hampir selalu memberikan tanggapan positif kepada guru seperti menunjukkan sikap keingintahuan dan ketertarikan yang cukup tinggi terhadap materi yang diajarkan maupun model pembelajaran yang digunakan oleh guru. Buktinya adalah usaha siswa mau bertanya kepada teman maupun guru ketika mereka mengalami kesulitan, siswa juga berusaha memusatan pikiran dan perhatian dengan mendengarkan dan menghargai penjelasan guru maupun teman yang berpendapat serta mencatat hal-hal penting tentang meteri pelajaran. Selama mengikuti pembelajaran TAI siswa merasa senang dan antusias menjalani setiap aktivitas pembelajaran secara kalsikal maupun kelompok. Siswa juga merasa terbantu dengan adanya LKS dan LKK dalam memahami materi. Siswa juga menunjukkan sikap jujur saat mengerjakan soal tes formatif maupun tes prestasi, ini berarti bahwa minat belajar siswa untuk mendapatkan hasil yang terbaik dari diri sendiri juga tinggi. Dari hasil wawancara dengan siswa, ada siswa yang mengaku mengalami perubahan minat yang signifikan setelah mengikuti pembelajaran TAI ini. Sebelum mengikuti pembelajaran TAI, siswa berpikiran bahwa matematika adalah pelajaran yang suram dan sulit dimengerti, tetapi setelah mengikuti pembelajaran TAI dia mengaku lebih cepat memahami matematika melalui belajar kelompok. Disamping itu, siswa tersebut mengatakan belajar matematika itu mudah asalkan ada kemauan belajar dan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi serta tidak malu untuk bertanya. Secara keseluruhan, siswa merasa sangat senang mempelajari materi perbandingan trigonometri yang dirasa banyak dan sulit ini dengan menggunakan model pembelajaran TAI, karena memudahkan dan memotivasi siswa untuk mau belajar. 175

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan analisis data pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Pembelajaran matematika dengan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Inividualization TAI telah berhasil terlaksana dan termasuk dalam kategori sangat baik dengan persentase sebesar 85,7. Seluruh kegiatan pembelajaran yang dilakukan sesuai dengan kegiatan yang direncanakan dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP dengan persentase keterlaksanaan aktivitas guru sebesar 96 dan persentase keterlaksanaan aktivitas siswa sebesar 94,8. 2. Pembelajaran matematika yang menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TAI pada pokok bahasan perbandingan trigonometri dapat meningkatkan prestasi belajar seluruh siswa. Nilai rata-rata kelas X-6 mengalami kenaikan sebesar 45,62 dan sebesar 60 siswa telah berhasil mendapatkan nilai tuntas 75. 3. Sebesar 57,14 siswa memiliki minat sangat tinggi dan sebesar 42,26 siswa memiliki minat yang tinggi. Berdasarkan hasil tersebut, kategori minat belajar yang dimiliki oleh siswa kelas X-6 dalam mengikuti pembelajaran matematika pada pokok bahasan perbandingan trigonometri yang menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TAI adalah tinggi. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Dokumen yang terkait

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe team assisted individuallization (tai) terhadap pemahaman konsep matematika siswa kelas v sdi ummul quro bekasi

0 10 221

Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI).

6 9 167

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) PADA MATERI POKOK ALJABAR DITINJAU DARI KREATIFITAS BELAJAR MATEMATIKA SISWA

0 4 71

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI (TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION) Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Tai (Team Assisted Individualization) Untuk Meningkatkan Motivasi Dan Prestasi Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Matematika

0 2 16

PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION Peningkatan Kreativitas Belajar Matematika Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI) pada Siswa K

0 1 17

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DAN TAI (TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION) DITINJAU DARI MINAT BELAJAR SISWA SMP DI KABUPATEN SRAGEN

3 5 101

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION DAN METODE INKUIRI PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL SISWA POKOK BAHASAN LOGIKA MATEMATIKA ( SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 NGADIROJO PACITAN.

0 0 9

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) ditinjau dari prestasi dan minat belajar matematika pada pokok bahasan perbandingan trigonometri siswa kelas X 6

0 16 390

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Assisted Individualization (TAI) dilihat dari minat dan hasil belajar matematika pada pokok bahasan persamaan garis lurus kelas VIII

0 1 220

BAB II KAJIAN TEORI A. Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI (Team Assisted Individualization) - PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI (TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION) TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI EFIKASI DIRI SISWA KELAS VII SMP NEG

0 0 19