Keterangan: P = Indeks kesukaran
B = banyaknya siswa yang menjawab soal dengan mudah JS = jumlah seluruh siswa peserta tes
Kriteria tingkat kesukaran: 0,00-0,30 = Sukar
0,30-0,70 = Sedang 0,70-1,00 = Mudah.
10
4. Daya pembeda
Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang memiliki kemampuan tinggi dengan siswa yang memiliki
kemampuan rendah. Untuk mengetahui Adapun kriterianya adalah sebagai berikut:
0,00-0,20 = Buruk 0,21-0,40 = Cukup
0,41-0,70 = Baik 0,71-1,00 = Baik Sekali
11
K. Analisis Data dan Interpretasi Data
Setelah data terkumpul, maka dilakukan teknik analisis data, peneliti memberi uraian mengenai hasil penelitian. Menganalisis data merupakan
suatu cara yang digunakan peneliti untuk menguraikan data yang diperoleh agar dapat dipahami bukan hanya oleh orang yang meneliti tetapi juga orang
lain yang ingin mengetahui hasil penelitian. Data yang didapat berupa hasil belajar siswa pada ranah kognitif, lembar observasi kegiatan siswa dan guru
pada proses pembelajaran, catatan lapangan, dan respon siswa terhadap
10
Ibid,. h. 223
11
Ibid,. h. 232
metode jigsaw dan index card match setelah pembelajaran berakhir. Hasil belajar siswa dianalisis dengan melihat nilai posttest siswa yang sudah
berada di atas kriteria ketuntasan minimal KKM yaitu 75 dan menganalisis nilai pretest dan posttest dengan menggunakan rumus N-Gain untuk melihat
peningkatan nilai siswa sebelum dan sesudah pembelajaran. Dalam menganalisis data hasil belajar pada aspek kognitif atau
penguasaan konsep menggunakan analisis deskriptif dari setiap siklus yaitu dengan menggunakan gain skor. Gain skor adalah selisih antara nilai posttest
dan pretest, gain menunjukkan peningkatan pemahaman atau penguasaan konsep siswa setelah pembelajaran yang dilakukan guru.
Untuk mengetahui selisih nilai tersebut yaitu dengan menggunakan Normalized Gain.
Dengan kategori sebagai berikut: G-tinggi : nilai g 0,70
G-sedang : 0,70 g 0,30 G-rendah : nilai g 0,30
L. Pengembangan Perencanaan Tindakan
Tindakan yang akan dikembangkan dalam penelitian ini, dilakukan berdasarkan analisis reflektif pada siklus yang telah dilaksanakan untuk
mengetahui keberhasilan dan kekurangan yang terjadi, selanjutnya disusun strategi perbaikan untuk siklus selanjutnya. Siklus ini terdiri dari
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Prosedur pelaksanaan perbaikan dilakukan apabila setelah tindakan pada
siklus I selesai dilakukan dan belum terjadi peningkatan hasil belajar siswa, maka akan ditindak lanjuti untuk melakukan tindakan selanjutnya pada
siklus II selesai dilakukan dan belum maksimal terjadi peningkatan hasil belajar siswa, maka akan ditindak lanjuti melakukan tindakan selanjutnya
pada siklus III sebagai perbaikan pembelajaran.
Pada tahap perencanaan siklus III dilakukan perbaikan berdasarkan dari hasil refleksi pada siklus I dan II untuk memperbaiki mutu pembelajaran.
Setelah tahap perencanaan telah dipersiapkan dengan matang, maka dilanjutkan ke tahap selanjutnya yaitu tahap pelaksanaan dengan
memberikan kembali tindakan kepada siswa di dalam proses pembelajaran sesuai dengan rencana yang telah disusun di awal. Penelitian tindakan kelas
dianggap berhasil dilaksanakan apabila indikator keberhasilan telah tercapai dengan baik dan hasil belajar siswa meningkat dari sebelumnya.
48
BAB IV DESKRIPSI DATA, ANALISIS DATA,
DAN PEMBAHASAN
A.
Gambaran Umum Sekolah
Madrasah Tsanawiyah Jam’iyyatul Khair ini beralamat di Jalan WR. Supratman No. 35, Rt. 002 Rw. 006, Kelurahan Cempaka Putih, Kecamatan
Ciputat Timur,
Kota Tangerang
Selatan, Propinsi
Banten, berNSSNSMNSD: 212 280 406 047 berakreditasi B baik.
Madrasah Tsanawiy ah Jam’iyyatul Khair merupakan lembaga yang
dikelola oleh sebuah yayasan yang bernama Yayasan Pendidikan Jam’iyyattul Khair, yang pendiriannya dikukuhkan berdasarkan akta notaris
nomor 70 Tanggal 31 Maret 1988 melalui notaris KGS Zainal Arifin SH. Madrasah Tsanawiyah Jam’iyyatul Khair berdiri di atas tanah wakaf seluas
1160 m
2
. Mulai beroperasi pada tahun 1986 berdasarkan izin operasional yang dikeluarkan oleh Kantor Wilayah Departemen Agama Propinsi Jawa
Barat Nomor: WiBg.010.1.32051986 tanggal 20 Juli 1986. Berdasarkan izin tersebut, maka secara sah MTs. Ja
m’iyyatul Khair dapat menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran dengan baik.
1
Kepercayaan yang besar yang diberikan masyarakat kepada lembaga membuat Jam’iyyatul Khair terus berusaha meningkatkan kualitas lembaga
pendidikannya. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan menaikkan jenjang akreditasi madrasah. Berdasarkan Keputusan Kepala Kantor Wilayah
Departemen Agama Propinsi Jawa Barat Nomor WiIPP.03.22121999 tanggal 17 Juni 1999,
Madrasah Tsanawiyah Jam’iyyatul Khair berhasil mengubah statusnya menjadi Diakui.
Perubahan status dari terdaftar menjadi diakui membawa konsekuensi pada peningkatan profesionalisme individu-individu yang terlibat di dalam
1
Hasil wawancara Kepala Tata Usaha MTs. J am’iyyatul Khair Ciputat Timur.