Proses Pembelajaran Seni Tari di SD Negeri Slerok 4 Kota Tegal
93 menghadapi ujian nasional. Seperti yang disampaikan oleh Guru Kelas IV SD
Negeri Slerok 4, Juriyah, S.Pd. sebagai berikut: “......seni tari dilaksanakan rutin dari pagi pukul 07.30-12.00 diikuti
oleh kelas I sampai dengan kelas V. Untuk kelas VI tidak dilibatkan karena mau menghadapi ujian……” WGK1
Pelaksanaan pembelajaran seni tari di SD Negeri Slerok 4 Kota Tegal
bermaksud agar siswa dapat mengembangkan bakat yang dimiliki karena dengan menari, kemampuan siswa akan terlatih. Kegiatan tari yang
dilaksanakan secara rutin akan memudahkan guru untuk memilih siswa untuk mewakili sekolah dalam perlombaan menari. Menari juga memberikan manfaat
besar untuk siswa untuk pertumbuhan dan perkembangan tubuhnya. Sesuai dengan penjelasan Kepala Sekolah SD Negeri Slerok 4 Kota Tegal, Priyatin,
S.Pd “SD Negeri Slerok 4 Kota Tegal melaksanakan pembelajaran seni tari
agar dapat menyalurkan bakat siswa dalam bidang seni tari. Apabila dilaksanakan pembelajaran seni tari juga nanti mempermudah guru
dalam menyeleksi siswa pada saat akan mengikuti lomba untuk mewakili sekolah. Seni tari juga mempunyai manfaat tersendiri dalam
pertumbuhan
dan perkembangan
siswa. Untuk
itu, kami
melaksanakan pembelajaran seni tari agar siswa dapat berlatih menari dan mengembangakan bakat yang dimilikinya.
” WKPS Pembelajaran seni tari dimulai dengan melaksanakan pemanasan yang
dipimpin oleh guru seni tari yaitu Dwi Rohati. Pemanasan berfungsi untuk melemaskan otot-otot agar siswa siap menerima materi seni tari. Dimulai
dengan menggerakkan anggota tubuh bagian atas yaitu mulai dari kepala, kemudian dilanjutkan dengan anggota gerak tangan dan kaki. Kegiatan
pemanasan dilakukan oleh guru selama lima menit. Guru melakukan gerakan pemanasan dengan sampur agar siswa terbiasa menggunakannya ketika menari.
94 Penggunaan sampur ketika melakukan gerakan tarian merupakan cara untuk
mengembangkan kemampuan motoriknya, karena dapat memancing siswa untuk mengembangkan gerakannya. Berikut ini kutipan pernyataan Dwi Rohati
Guru Seni Tari SD Negeri Slerok 4 Kota Tegal “Ketika anak melaksanakan gerakan saat menari, maka kemampuan
motorik anak dapat berkembang, misalnya anak mempraktikan gerakan pada saat menari disertai dengan alat-alat penyelenggara
yang membantu siswa mengembangkan kemampuan motoriknya. Anak menggunakan sampur untuk memancing gerakan ukel dengan
menyuruh anak-anak menggerakkan sampur tersebut.
”WGST Pembelajaran seni tari dilaksanakan secara bertahap. Tahapan yang
dilakukan pada proses pembelajaran seni tari adalah dengan mempraktikan tarian dengan hitungan. Ketika siswa sudah dirasa menguasai gerakan, guru bisa
memberikan iringan musik agar siswa dapat mengingat gerakan secara runtut, sehingga dapat mengembangkan kemampuannya secara optimal. Dijelaskan
oleh guru seni tari SD Negeri Slerok 4 Kota Tegal, Dwi Rohati sebagai berikut: “Pada saat proses pembelajaran terlebih dahulu dilakukan dengan
melakukannya dengan hitungan, selanjutnya ketika anak sudah sedikit demi sedikit hafal, baru diiringi dengan iringan musik agar anak
dapat mengingat gerakan secara runtut dan menggerakkan badan dengan optimal. Dengan strategi seperti ini diharapkan anak nantinya
dapat mengembangkan kemampuan motoriknya melalui pembelajaran seni tari.
” WGST Kegiatan yang dilakukan setelah pemanasan adalah membariskan siswa
sesuai dengan nomor presensi agar guru dapat dengan mudah memonitoring perkembangan siswa pada saat menari. Guru memberikan contoh terlebih dahulu
kepada siswa. Pemberian contoh dimulai dari gerakan tanpa iringan musik namun dengan hitungan dari satu sampai dengan delapan. Pemberian hitungan
dimaksudkan agar memudahkan siswa dalam mengingat gerakan yang hendak
95 dipraktikan pada saat menari. Dilanjutkan dengan menari secara bersama-sama
dengan intruksi dari guru seni tari. Setelah siswa sudah bisa menari dan sudah hafal gerakan-gerakannya, maka guru mulai memutar musik pengiring. Tahap
demi tahap dilakukan agar siswa dapat menguasai gerakan dengan baik sesuai yang dicontohkan oleh guru seni tari. Guru memberikan contoh kembali kepada
siswa, ketika siswa salah mempraktikan gerakan pada saat menari. Kegiatan selanjutnya siswa dikelompokkan menjadi beberapa kelompok.
Masing-masing kelompok mempraktikan tarian dengan menggunakan musik. Kemudian guru melakukan penilaian setelah siswa sudah menguasai tarian.