79 Luas  wilayah  Kota  Tegal  adalah  39,68  km².  Secara  adminstratif  Kota
Tegal  terbagi  ke  dalam  4  kecamatan  dengan  27  Kelurahan.  Kecamatan  Tegal Barat  memiliki  wilayah  paling  luas  sekitar  15,13  km²  disusul  kecamatan
Margadana  seluas  11,76  km²,  kecamatan  Tegal  Selatan  seluas  6,34  km²  dan kecamatan  Tegal  Timur  seluas  6,36  km².  Kota  Tegal  memiliki  kepadatan
penduduk sejumlah 6.412,24 jiwakm
2.
Gambar 4.1 Peta Kota Tegal
4.1.1.2. Sejarah Kota Tegal
Kota  Tegal  merupakan  penjelmaan  dari  sebuah  desa  yang  bernama “Teteguall”  yang  pada  tahun  1530  telah  nampak  kemajuannya  dan  termasuk
wilayah  Kabupaten  Pemalang  yang  mengakui  Trah  Kerajaan  Pajang.  Ada beberapa  sumber  mengatakan  sebutan  teteguall  diberikan  seorang  pedagang  asal
Portugis  yaitu Tome Pires yang singgah di  Pelabuhan Tegal pada tahun 1500 –an
Suputro,  1955  yang  memiliki  arti  tanah  subur  yang  mampu  menghasilkan tanaman pertanian.
80 Secara historis dijelaskan bahwa eksistensi sejarah tlatah Kota Tegal tidak
lepas dari ketokohan Ki Gede Sebayu. Namanya dikaitkan dengan trah Majapahit, karena  sang  ayah  Ki  Gede  Tepus  Rumput  kelak  bernama  Pangeran  Onje  ialah
keturunan  Batara  Katong  Adipati  Ponorogo  yang  masih  punya  kaitan  dengan keturunan dinasti Majapahit .
Kota Tegal merupakan Kota di Jawa Tengah yang didirikan oleh Ki Gede Sebayu  pada  tanggal  12  April  1850.  Selain  itu,  Kota  Tegal  merupakan  daerah
Kerajaan Mataram di masa lalu. Kota Tegal pernah menjadi tempat penting dalam sejarah masa lalu. Ketika Indonesia masih berupa kumpulan kerajaan yang belum
bersatu  yakni sebagai tempat penobatan Raja Mataram Amangkurat  I. Penobatan dilaksanakan  dalam  pengasingan  Raja  Mataram  I  di  Tegal,  karena  Kerajaan
Mataram telah jatuh ke tangan Trunojoyo. Raja  Amangkurat  I  adalah  raja  terakhir  Kesultanan  Mataram  yang
memerintah  tanah  Mataram  dengan  sewenang-wenang  sejak  tahun  1645. Perselisihan  terjadi  di  internal  Kesultanan  Mataram  sendiri,  putra  Raja
Amangkurat I, yaitu Adipati Anom tidak menyukai kesewenang-wenangan pihak Kesultanan. Pada tahun  1670 Adipati Anom  memperalat Trunojoyo dari Madura
untuk  melakukan  kudeta  terhadap  ayahnya  sendiri.  Pemberontakan  Trunojoyo yang  dipimpin  oleh  Adipati  Anom  mencapai  puncaknya  pada  28  Juni  1677,
sehingga  dapat  merebut  istana  Kesultanan  Mataram  di  daerah  Plered.  Adipati Anom memilih kabur mengikuti ayahnya Raja Amangkurat I  ke arah barat. Raja
Amangkurat  I  meninggal  dalam  perjalanan  ketika  melarikan  diri.  Sebelum