Kemampuan Gerak Anak Landasan Teori

44 2 Manipulasi. Pada tingkat ini anak didik dapat menampilkan suatu action seperti diajarkan dan juga tidak hanya pada seperti yang diamati. Dia mulai dapat membedakan antara satu set action dengan yang lain, menjadi mampu memilih action yang diperlukan dan mulai memiliki keterampilan dalam manipulasi implementasi. 3 Kesaksamaan precision. Ini meliputi kemampua anak didik pada penampilan yang telah sampai pada tingkat perbaikan yang lebih tinggi dan memproduksi suatu kegiatan tertentu. 4 Artikulasi articulation. Yang utama di sini anak didik telah dapat mengoordinasikan serentetan action dengan menetapkan urutansikuen tepat di antara action yang berbeda-beda. 5 Naturalisasi. Tingkat terakhir dari kemampuan psikomotorik adalah apabila anak telah dapat melakukan secara alami satu action atau sejumlah action yang urut. Keterampilan penampilan ini telah sampai pada kemampuan yang paling tinggi dan action tersebut ditampilkan dengan pengeluaran energi yang minimum. Menurut Purwatiningsih dan Harini 2002: 70, dalam perkembangan siswa SD pada kelas rendah umumnya dapat melakukan kegiatan-kegiatan bergerak sebagai berikut: 1 Menirukan. Anak-anak Sekolah Dasar pada tingkat rendah, dalam bermain senang menirukan sesuatu yang dilihatnya. Gerak-gerak apa yang dilihat baik di TV maupun gerak-gerak yang secara langsung dilakukan oleh orang lain, teman atau binatang. 45 2 Manipulasi. Dalam hal ini anak-anak kelas rendah secara spontan menampilkan gerak-gerak dari objek anak menampilkan gerak yang disukainya Sedangkan siswa kelas tinggi dapat melakukan kegiatan-kegiatan gerak menurut Purwatiningsih dan Harini 2002: 70 sebagai berikut: 1 Kesaksamaan Precision Di sini anak memiliki kemampuan dalam menampilkan suatu kegiatan yang lebih tinggi. Jadi mempunyai kemampuan mengekspresikan dari kegiatan yang dilakukannya. 2 Artikulasi Articulation Pada tahap ini anak sudah dapat menyusun atau menata susunan gerak dan objek yang diminatinya. Paling tidak anak mempunyai keberanian untuk mengoordinasi gerak-gerak yang sudah dibuatnya sendiri. 3 Naturalisasi Di sini anak mempunyai kemampuan psikologis motorik yang lebih tinggi, dan dapat melakukan keterampilan gerak secara urut dan tersusun dengan baik. Dengan kata lain pada tahap ini anak sudah memiliki keterampilan melakukan gerak yang cukup tinggi. Kemampuan gerak siswa meliputi kegiatan menirukan, manipulasi, kesaksamaan, artikulasi, dan naturalisasi. Setiap kegiatan mempunyai peran masing-masing dalam proses yang dilakukan oleh siswa. Secara singkat, kemampuan gerak siswa dikatakan bersifat sederhana dan belum terlalu rumit. 46 Kemampuan gerak disesuaikan dengan tingkat perkembangan siswa, agar siswa dapat menampilkan gerakan tari secara optimal. Penyesuaian gerak yang dilakukan bertujuan agar siswa tidak mengalami kesulitan ketika mempraktekkan gerak tari.

2.1.10. Kemampuan Motorik

Kemampuan motorik merupakan suatu proses gabungan dari stimulus dan respon. Kemampuan motorik dapat digambarkan sebagai kemampuan seseorang dalam melakukan aktivitas. Aktivitas tersebut dapat membantu berkembangnya pertumbuhan anak. Menurut Sujiono 2009: 1.3, motorik adalah semua gerakan yang mungkin dapat dilakukan oleh seluruh tubuh, sedangkan perkembangan motorik dapat disebut sebagai perkembangan dari unsur kematangan dan pengendalian gerak tubuh. Menurut Rahayubi 2014: 222 aktivitas motorik merupakan pengendalian gerak tubuh melalui aktivitas yang terkoordinir antara susunan saraf, otak, otot, dan urat saraf tulang belakang spinal cord. Berdasarkan jenisnya, aktivitas motorik bisa dibedakan menjadi dua yaitu, aktivitas motorik kasar gross motor activity dan aktivitas motorik halus fine motor activity. Aktivitas motorik kasar adalah keterampilan gerak atau gerakan tubuh yang memakai otot-otot besar sebagai dasar utama gerakannya. Keterampilan motorik kasar meliputi pola lokomotor gerakan yang menyebabkan perpindahan tempat seperti berjalan, berlari, menendang, naik turun tangga, melompat, meloncat, dan sebagainya 47 Kemudian aktivitas motorik halus didefinisikan sebagai keterampilan yang memerlukan kemampuan untuk mengoordinasikan atau mengatur otot-otot kecilhalus. Misalnya, berkaitan dengan gerakan mata dan tangan yang efisien, tepat, dan adaptif. Menurut Sujiono 2009: 1.14 gerakan motorik halus melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu saja dan dilakukan oleh otot-otot kecil yang tidak terlalu membutuhkan tenaga, namun gerakan ini mebutuhkan koordinasi mata dan tangan yang cermat. Perkembangan kontrol motorik halus atau keterampilan koordinasi mata dan tangan mewakili bagian yang penting dalam perkembangan motorik. Aktivitas motorik anak dapat dikembangkan di sekolah melalui pembelajaran motorik. Menurut Sujiono 2009: 1.12, dalam mengembangkan kemampuan motoriknya, siswa juga mengembangkan kemampuan mengamati, mengingat hasil pengamatannya dan pengalamannya. Menurut Decaprio 2013: 15 pembelajaran motorik diartikan sebagai proses belajar keahlian gerakan dan penghalusan kemampuan motorik, secara variabel yang mendukung atau megahambat kemahiran maupun keahlian motorik. Aspek pembelajaran motorik dalam pendidikan merupakan aspek yang berhubungan dengan tindakan atau perilaku yang ditampilkan oleh para siswa setelah menerima materi tertentu dari guru. Artinya mereka bertindak atau berperilaku berdasarkan pengetahuan dan perasaan mereka. Pembelajaran motorik di sekolah tidak dapat terlepas dari unsur-unsur pokok. Adapun unsur-unsur pokok dalam pembelajaran motorik menurut Decaprio 2013: 42-52 adalah: