Kemampuan Motorik Landasan Teori
47
Kemudian aktivitas motorik halus didefinisikan sebagai keterampilan yang memerlukan kemampuan untuk mengoordinasikan atau mengatur otot-otot
kecilhalus. Misalnya, berkaitan dengan gerakan mata dan tangan yang efisien, tepat, dan adaptif. Menurut Sujiono 2009: 1.14 gerakan motorik halus
melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu saja dan dilakukan oleh otot-otot kecil yang tidak terlalu membutuhkan tenaga, namun gerakan ini mebutuhkan
koordinasi mata dan tangan yang cermat. Perkembangan kontrol motorik halus atau keterampilan koordinasi mata dan tangan mewakili bagian yang penting
dalam perkembangan motorik. Aktivitas motorik anak dapat dikembangkan di sekolah melalui
pembelajaran motorik. Menurut Sujiono 2009: 1.12, dalam mengembangkan kemampuan motoriknya, siswa juga mengembangkan kemampuan mengamati,
mengingat hasil pengamatannya dan pengalamannya. Menurut Decaprio 2013: 15 pembelajaran motorik diartikan sebagai proses belajar keahlian gerakan dan
penghalusan kemampuan motorik, secara variabel yang mendukung atau megahambat kemahiran maupun keahlian motorik. Aspek pembelajaran motorik
dalam pendidikan merupakan aspek yang berhubungan dengan tindakan atau perilaku yang ditampilkan oleh para siswa setelah menerima materi tertentu dari
guru. Artinya mereka bertindak atau berperilaku berdasarkan pengetahuan dan perasaan mereka.
Pembelajaran motorik di sekolah tidak dapat terlepas dari unsur-unsur pokok. Adapun unsur-unsur pokok dalam pembelajaran motorik menurut
Decaprio 2013: 42-52 adalah:
48
1 Kekuatan
Kekuatan termasuk unsur dan prasyarat penting dalam pembelajaran motorik di sekolah karena pembelajaran motorik berhubungan erat dengan kerja otot.
Otot yang begerak mengakibatkan bagian-bagian tubuh bergerak. Apapun bentuk gerakan yang muncul, pada saat yang sama, muncul pula kekuatan
otot, meskipun gerakan yang dilakukan sangat sederhana, misalnya mengangkat dagu, menari, senam pagi, menarik, mendorong serta
mengangkat berbagai peralatan. 2
Kecepatan Pembelajaran motorik akan berhasil akan bergantung pada kecepatan,
walaupun tidak semua kegiatan membutuhkan unsur kecepatan. Yang harus diperhatikan bahwa kecepatan yang terdapat dalam pembelajaran motorik
bukan hanya kecepatan kaki dalam berlari, melainkan kecepatan yang berhubungan dengan bagian badan, bahkan mungkin bervariasi dari satu
bagian ke bagian lainnya. 3
Power Power merupakan komponen dasar dalam pembelajaran motorik gerak.
Power adalah kapasitas para siswa untuk mengoordinasikan otot secara maksimum. Ketika para siswa melakukan sebuah gerakan motorik, khususnya
yang berkaitan dengan pelajaran sekolah, saat itu power menjadi prinsip mekanik yang berkaitan dengan dorongan badan atau bagian dengan kekuatan
penuh. 4
Ketahanan
49
Dalam pembelajaran motorik di sekolah, ketahanan adalah hasil dari kapasitas psikologis para siswa untuk menopang gerakan atas dalam suatu
periode. Ketahanan ditandai dengan kemampuan meneruskan gerakan ulang secara benar, yang lebih menitikberatkan pada kecepatan maksimum dalam
periode yang pendek. 5
Kelincahan Keberhasilan seorang siswa dalam menjalankan pembelajaran motorik juga
bergantung pada unsur kelincahan. Kelincahan dalam pembelajaran motorik dinyatakan oleh kemampuan badan mengubah arah secara cepat dan tepat.
Kelincahan juga dapat menjadi standar ukuran kualitas tes kemampuan para siswa dalam bergerak cepat dari satu posisi ke posisi yang lain atau dari satu
gerakan ke gerakan yang lain. 6
Keseimbangan Keseimbangan adalah aspek dari merespon gerak yang efisien dan faktor
gerak dasar. Ini merupakan kemampuan para siswa untuk menjaga atau memelihara sistem otot syaraf dalam kondisi diam untuk merespon yang
efisien demi mengendalikan tubuh saat bergerak secara efisien. 7
Fleksibilitas Unsur ini menjadi salah satu faktor dasar kecakapan perubahan gerak dalam
pembelajaran motorik. Unsur fleksibilitas sangat penting dalam pembelajaran motorik. Pasalnya, unsur fleksibilitas merupakan faktor kemampuan gerak
badan yang dilakukan oleh sesorang.
50
8 Koordinasi
Koordinasi merupakan faktor penting yang juga menentukan suatu pembelajaran motorik gerak para siswa. Pasalnya, koordinasi ialah faktor
lain yan gmenjadi dasar pelaksanaan, khususnya gerakan yang lebih kompleks.
Berdasarkan penjelasan mengenai unsur-unsur pokok pembelajaran motorik tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa semua siswa tidak harus dapat
mengembangkan unsur-unsur pokok itu secara keseluruhan. Setiap siswa tentu mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing dalam mendapatkan
komponen-komponen kemampuan motorik. Bagaimanapun juga, faktor yang berasal dari dalam dan luar diri para siswa selalu mempunyai pengaruh bagi
mereka. Selain itu, jenis kelamin turut menentukan hal tersebut Decaprio, 2013: 52
Menurut Sujiono 2009: 1.15, perbedaan jenis kelamin juga berpengaruh terhadap perkembangan motorik siswa. Siswa perempuan lebih sering melatih
keterampilan yang membutuhkan keseimbangan tubuh, sedangkan anak laki-laki lebih senang melatih keterampilan yang mementingkan kecepatan dan kekuatan.
Siswa laki-laki juga lebih senang berpartisipasi pada kegiatan yang melatih keterampilan motorik kasar, sedangkan siswa perempuan lebih suka pada
keterampilan motorik halus. Menurut Yusuf dan Sugandhi 2014: 59 fase atau usia sekolah dasar 7-12
tahun ditandai dengan gerak atau aktivitas motorik yang lincah. Oleh karena itu,
51
usia ini merupakan masa yang ideal untuk belajar keterampilan yang berkaitan degan motorik baik halus maupun kasar.
Unsur-unsur pokok dalam pembelajaran motorik apabila diasah dan dilatih secara terus-menerus maka akan melatih kemampuan motorik. Unsur motorik atau
pembelajaran motorik sebagai bagian dari proses pendidikan mempunyai peran yang signifikan untuk mencapai tujuan pendidikan. Kemampuan dan keterampilan
motorik merupakan sisi penting kehidupan karena dari sinilah manusia bisa mengekspresikan dan mengaktualisasikan potensi, bakat, kelebihan dan
telentanya.