Sejarah Kota Tegal Gambaran Umum Kota Tegal
80 Secara historis dijelaskan bahwa eksistensi sejarah tlatah Kota Tegal tidak
lepas dari ketokohan Ki Gede Sebayu. Namanya dikaitkan dengan trah Majapahit, karena sang ayah Ki Gede Tepus Rumput kelak bernama Pangeran Onje ialah
keturunan Batara Katong Adipati Ponorogo yang masih punya kaitan dengan keturunan dinasti Majapahit .
Kota Tegal merupakan Kota di Jawa Tengah yang didirikan oleh Ki Gede Sebayu pada tanggal 12 April 1850. Selain itu, Kota Tegal merupakan daerah
Kerajaan Mataram di masa lalu. Kota Tegal pernah menjadi tempat penting dalam sejarah masa lalu. Ketika Indonesia masih berupa kumpulan kerajaan yang belum
bersatu yakni sebagai tempat penobatan Raja Mataram Amangkurat I. Penobatan dilaksanakan dalam pengasingan Raja Mataram I di Tegal, karena Kerajaan
Mataram telah jatuh ke tangan Trunojoyo. Raja Amangkurat I adalah raja terakhir Kesultanan Mataram yang
memerintah tanah Mataram dengan sewenang-wenang sejak tahun 1645. Perselisihan terjadi di internal Kesultanan Mataram sendiri, putra Raja
Amangkurat I, yaitu Adipati Anom tidak menyukai kesewenang-wenangan pihak Kesultanan. Pada tahun 1670 Adipati Anom memperalat Trunojoyo dari Madura
untuk melakukan kudeta terhadap ayahnya sendiri. Pemberontakan Trunojoyo yang dipimpin oleh Adipati Anom mencapai puncaknya pada 28 Juni 1677,
sehingga dapat merebut istana Kesultanan Mataram di daerah Plered. Adipati Anom memilih kabur mengikuti ayahnya Raja Amangkurat I ke arah barat. Raja
Amangkurat I meninggal dalam perjalanan ketika melarikan diri. Sebelum
81 meninggal, Raja Amangkurat I berwasiat agar Adipati Anom meminta bantuan
VOC guna memerangi pemberontakan yang disertai kudeta oleh Trunojoyo. Adipati Anom menuruti perintah ayahnya dengan bekerjasama dengan
Vereenigde Oostindische Compagnie VOC guna menumpas pemberontakan Trunojoyo. Imbalan dari bantuan itu tertuang dalam Perjanjian Jepara pada tahun
1677 yaitu VOC berhak memonopoli perdagangan di wilayah Pantai Utara Jawa. Berkat bantuan dari VOC Adipati Anom diangkat sebagai raja tanpa tahta
Kesultanan Mataram. Bergelar Susuhunan Amangkurat Senapati-Ing-Alaga Ngabdurrahman Sayidin Natagama Amangkurat II dan pemberontakan berakhir
ketika Trunojoyo dihukum mati pada tahun 1680. Istana Kesultanan Mataram di Plered setelah Raja Amangkurat I meninggal, dipegang oleh Pangeran Puger.
Pangeran Puger merupakan putra Raja Amangkurat I, selain Adipati Anom. Amangkurat II terpaksa membangun istana baru di hutan Wanakarta yang diberi
nama Kartasura. Selanjutnya guna mengukuhkan kedudukannya di bumi Mataram, Amangkurat II berusaha merebut istana Mataram di Plered. Perang
saudara tak bisa dihindari dan berakhir dengan kemenangan Amangkurat II yang dibantu VOC. Sejak saat itu, Mataram resmi menjadi bagian dari Kartasura.
Cerita tersebut ditandai dengan adanya makam dari Raja Kesultanan Mataram yaitu Amangkurat I di daerah Tegal Arum dan di zaman Sultan Agung daerah
Tegal memiliki senopati yang gagah berani yaitu Tumenggung Tegal yang bergelar Martoloyo setelah menjadi Bupati Tegal.
82 Tegal sebagaimana kota-kota di Indonesia lainnya pun mengalami zaman
kolonial. Selain menjadi salah satu kota yang dilewati program pembangunan jalan Anyer-Panarukan, Tegal menjadi salah satu pelabuhan penting Vereenigde
Oostindische Compagnie VOC di wilayah Pantai Utara Jawa. Memiliki bentang dari utara ke selatan sejauh 6,7 Km dan bentang dari barat ke timur 9,7 Km. Kota
Tegal sangat strategis sebagai jalur lalu lintas perekonomian baik nasional maupun regional. Di wilayah pantura dari barat ke timur ada jalur Jakarta-Tegal-
Semarang-Surabaya, sedangkan wilayah tengah dan selatan pulau jawa yaitu jalur Jakarta-Tegal-Purwokerto-Yogyakarta-Surabaya dan sebaliknya.