Karakteristik Anak Sekolah Dasar
35
pembelajaran yang serius tapi santai. Penyusunan jadwal pembelajaran hendaknya diselang-seling antara mata pelajaran serius seperti IPA,
Matematika, dengan pelajaran yang mengandung unsur permainan seperti Pendidikan Jasmani, atau Seni Budaya dan Keterampilan dan dapat dilakukan
secara terpadu. 2
Senang bergerak Orang dewasa dapat duduk berjam-jam, sedangkan anak SD dapat duduk
dengan paling lama sekitar 30 menit. Oleh karena itu, guru hendaknya merancang model pembelajaran yang memungkinkan anak berpindah atau
bergerak. Menyuruh anak untuk duduk rapi untuk jangka waktu yang lama dirasakan sebagai siksaan bagi anak.
3 Anak senang bekerja dalam kelompok.
Anak usia SD dalam pergaulannya dengan kelompok sebaya, mereka belajar aspek yang penting dalam proses sosialisasi, seperti: belajar, memenuhi
aturan-aturan kelompok, belajar setia kawan, belajar tidak tergantung pada diterimanya dilingkungan, belajar meneria tanggung jawab, belajar bersaing
dengan orang lain secara sehat sportif. Karakteristik ini membawa implikasi bahwa guru harus merancang model pembelajaran yang memungkinkan anak
untuk bekerja atau belajar dalam kelompok. Guru dapat meminta siswa untuk membentuk kelompok kecil dengan anggota 3-4 orang untuk mempelajari
atau menyelesaikan suatu tugas secara kelompok. 4
Senang merasakan atau melakukan dan memperagakan sesuatu secara langsung.
36
Ditinjau dari teori perkembangan kognitif, anak SD memaasuki tahap operasional konkret. Dari apa yang dipelajari di sekolah, ia belajar
menghubungkan konsep-konsep baru dengan konsep-konsep lama. Berdasar pengalaman ini, siswa membentuk kosep-konsep tentang angka, ruang,
waktu, fungi-fungsi badan, peran jenis kelamin, moral, dan sebagainya. Bagi anak SD, penjelasan guru tentang materi pelajaran akan lebih dipahami jika
anak melaksanakan sendiri, sama halnya dengan memberi contoh bagi orang dewasa.
Susanto 2013: 78-79, menjelaskan anak usia SD berada pada tahapan operasional konkret usia 7-11 tahun. Dimana usia ini anak mulai menunjukkan
perilaku belajar yang berkembang ditandai dengan ciri sebagai berikut: 1
Anak mulai memandang dunia secara objektif, bergeser dari satu aspek situasi ke aspek lain secara reflektif dan memandang unsur secara serentak.
2 Anak mulai berpikir secara operasional, yakni anak mampu memahami
aspek-aspek kumulatif materi, seperti: volume, jumlah, berat, luas, panjang, dan pendek. Anak juga mampu memahami tentang peristiwa-peristiwa yang
konkret. 3
Anak dapat menggunakan cara berpikir operasional untuk mengklasifikasi benda-benda yang bervariasi beserta tingkatannya.
4 Anak mampu membentuk dan menggunakan keterhubungan aturan-aturan,
prinsip ilmiah sederhana, dan menggunakan hubungan sebab akibat. 5
Anak mampu memahami konsep substansi, volume zat cair, panjang, pendek, lebar, luas, sempit, ringan, dan berat.
37
Karakteristik siswa sekolah dasar dapat dilihat melalui perkembangan kognitif siswa. Tahap perkembangan kognitif siswa berbeda-beda sesuai dengan
usia anak sekolah dasar yaitu usia 7-12 tahun. Menurut tahap perkembangan kognitif Piaget, Usia 7-12 tahun memasuki tahap operasional formal. Menurut
Piaget dalam Rifa’i dan Anni 2012: 35 anak sudah mampu berfikir abstrak, idealis, dan logis. Pemikiran operasional formal tampak lebih jelas dalam
pemecahan problem verbal, seperti anak dapat memecahkan problem walau disajikan secara verbal.
Siswa sekolah dasar mempunyai karakteristik diantaranya senang bermain, senang bergerak, senang bekerja dalam kelompok, senang merasakan atau
melakukan dan memperagakan sesuatu secara langsung. Siswa sekolah dasar sudah mampu berfikir abstrak, idealis dan logis. Karakteristik anak sekolah dasar
perlu diketahui oleh guru, agar lebih mengetahui keadaan siswa. Setelah mengetahui karakteristik anak sekolah dasar, maka guru dapat mengemas rencana
pembelajaran sesuai dengan kebutuhan siswa.