c. Sarana Wacana
Kata ‘mengguncang’ yang terdapat dalam kalimat Al-Qur’an telah mengguncang jazirah Arab menggunakan majas hiperbola. Majas
hiperbola merupakan sebuah gaya bahasa yang melebih-lebihkan sesuatu. Kata yang menjadi majas hiperbola dalam kalimat tersebut ialah kat
‘mengguncang’. Seperti majas-majas lainnya, penggunaan kata dalam majas hiperbola ini mengandung makna konotatif. ‘Mengguncang’ disini
bukan berarti tanah Arab terguncang seperti gempa bumi, akan tetapi kata ini bermakna bahwa kondisi sosial di tanah Arab mengalami suatu social
shock yang disebabkan oleh datangnya agama Islam dan keindahan Al- Qur’an.
Sedangkan kata ‘Jazirah Arab’ menggunakan majas sinekdok totem pro parte, yang berarti penyebutan keseluruhan padahal yang
dimaksud ialah sebagian saja. Pada akhirnya memanglah seluruh dunia termasuk Jazirah Arab terguncang dengan yang terkandung dalam Al-
Qur’an, namun pada awalnya lebih spesifik lagi yang terguncang ialah spesifiknya Kota Makkah lalu Madinah, tidak serta merta seluruh Jazirah
Arab. Kalimat ini berorientasi pada usaha pengeyakinan, dan majas
hiperbola yang digunakan pun bertujuan agar lebih meyakinkan lagi bahwa Al-Quran memanglah membuat kehebohan dikarenakan isinya
yang menakjubkan. Sarana wacana ini juga mengacu pada peran yang telah dilakukan pada lampau.
3. Topik: Hukum yang Utama dalam Islam Kategori
Temuan Keterangan
Medan Wacana
Field
of Discourse
Tetapi agresi, atau perang untuk menaklukkan wilayah, atau untuk
memaksakan orde politik tertentu pada
masyarakat tidak
dapat disebut jihad. Jihad adalah perang
membela diri yang menempatkan tanggungjawab tertentu di pundak
orang-orang yang terpanggil untuk melakukannya.
Sebagai sebuah
latihan moral,
jihad harus
dijalankan secara ketat menurut ajaran Islam. Ini berarti individu-
individu yang tak bersalah, wanita, anak-anak dan penduduk sipil yang
tak bersenjata, tidak boleh dilukai; bangunan dan lingkungan tak boleh
dihancurkan, dan tempat-tempat ibadah agama lain tidak boleh
diruntuhkan. Dengan demikian, penculikan,
penawanan, penembakan
penduduk sipil,
penempatan bom di tempat-tempat keramaian adalah kejahatan yang
benar-benar dikecam dalam Islam. hal.60
Penjelasan pemahaman atas
konsep jihad;
agama Islam,
dan sikap terhadapnya; semi
teknis
Pelibat Wacana
Tenor of Discourse
Ziauddin Sardar Penulis buku dan ahli
kebudayaan pakar;
terhadap pembaca
audience yang tidak saling
mengenal; ditujukan untuk umum;
terlembaga ahli
kebudayaan dan
ilmuwan Islam terhadap masyarakat awam pada
umumnya
Sarana Wacana
Mode of Discourse
Jihad adalah perang membela diri yang menempatkan tanggungjawab
tertentu di pundak orang-orang yang
terpanggil untuk
melakukannya. hal.60 majas sinekdok
P ars Pro
Toto; penjelasan makna; teks tertulis
a. Medan Wacana
Topik mengenai hukum yang utama dalam Islam menjadi medan wacana dalam buku Mengenal Islam for Beginners dari halaman 53 hingga
75. Peneliti mengambil sampel yang membahas mengenai hukum atas jihad dalam Islam. Jihad merupakan salah satu hukum yang utama dalam
Islam. Dalam teks yang menjadi medan wacana ini, pelibat menuangkan
pemahamannya dalam Islam mengenai konsep jihad yang sesungguhnya. Dari segi istilah, jihad berarti bersungguh-sungguh memperjuangkan
hukum Allah, mendakwahkannya serta menegakkannya. Dari segi syar’i, jihad berarti berperang melawan kaum kafir yang memerangi Islam dan
kaum muslimin. Akan tetapi jihad bukanlah hanya mengenai berperang memakai
senjata yang mempertaruhkan nyawa. Melawan hawa nafsu pun merupakan jihad. Segala perjuangan bersungguh-sungguh yang dilakukan
dijalan Allah dengan cara sebaik mungkin, merupakan jihad. Namun dalam konteks peperangan, jihad menurut pandangan Rasul pun memiliki
etika, yang bertujuan untuk mengurangi hal-hal yang mubazir dan berlebihan yang bisa jadi dilakukan saat perang.