Medan Wacana Pelibat Wacana

menjadi tanda digunakannya majas kontradiksi intermiris ialah digunakannya kata penolakan ‘tidak dapat’, lalu digunakan kata pengelakan dari pernyataan pertama ‘meskipun’ yang kedua kata tersebut mengungkapkan hal berbeda namun tetap dalam satu subjek pembahasan. Teks yang bersandar pada data historis ini disusun sedemikian rupa untuk meluruskan fokus masyarakat terhadap penyebab jatuh dan mundurnya peradaban Islam.

6. Topik: Usaha Kebangkitan Umat Muslim Kategori

Temuan Keterangan Medan Wacana Field of Discourse Dewasa ini, kaum muslimsedang berupaya untuk menemukan kembali identitas sejarah mereka, membebaskan mereka dari tekanan kolonialisme dan penindasan serta aturan-aturan dunia yang tidak adil, dan membentuk tanggungjawab dan masa depan yang cerah. Pernyataan individu; pandangan mengenai pergerakan masyarakat; orientasi pada masa depan; Pelibat Wacana Tenor of Discourse Ziauddin Sardar Penulis buku dan ahli kebudayaan pakar; terhadap pembaca audience yang tidak saling mengenal; ditujukan untuk umum; terlembaga ahli kebudayaan dan ilmuwan Islam terhadap masyarakat awam pada umumnya Sarana Wacana Mode of Discourse ..membentuk tanggungjawab dan masa depan yang cerah. hal.169 Perbandingan; diksi majas metafora; pengamatan pribadi penulis buku

a. Medan Wacana

Medan wacana yang terdapat dalam teks membahas mengenai sebuah pernyataan pelibat atas hasil pengalaman pribadinya mengenai pergerakan masyarakat muslim yang berorientasi pada masadepan. Secara keseluruhan, bahasan mengenai usaha kebangkitan muslim ini terdapat pada halaman 143-170. Di dunia ini kita semua manusia hidup dalam tiga dimensi waktu, yaitu: masa lalu, masa kini dan masa yang akan datang. Pengalaman pada masa yang lalu harus dijadikan pelajaran untuk menentukan sikap dalammasa sekarang dan sekaligus untuk merencanakan dan mempersiapkan diri menghadapi masa yang akan datang, agar dapat meraih kehidupan di masa depan yang lebih baik. Dalam Al-Qur’an, Allah berfirman melalui surat Ar-Ra’du ayat 11: Artinya: Baginya manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran para malaikat yang bertugas mengawasinya di muka di hadapannya dan di belakangnya dari belakangnya mereka menjaganya atas perintah Allah berdasarkan perintah Allah, dari gangguan jin dan makhluk-makhluk yang lainnya. Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum artinya Dia tidak mencabut dari mereka nikmat- Nya sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri dari keadaan yang baik dengan melakukan perbuatan durhaka. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum yakni menimpakan azab maka tak ada yang dapat menolaknya dari siksaan- siksaan tersebut dan pula dari hal-hal lainnya yang telah dipastikan-Nya dan sekali-kali tak ada bagi mereka bagi orang-orang yang telah dikehendaki keburukan oleh Allah selain Dia selain Allah sendiri