Medan Wacana Topik: Usaha Kebangkitan Umat Muslim Kategori

Mengenai masa depan muslim, Ziauddin berpendapat bahwa selama kekerasan dan perselisihan masih berlangsung, maka umat muslim akan terus tetap terbelakang namun beliau juga tidak menyangkal akan adanya usaha umat muslim di beberapa wilayah dalam mengusahakan sebuah perubahan baik untuk masa depan, dan cukup berhasil. Namun di sebagian wilayah lainnya, beliau berpandangan bahwa masyarakat muslim disana masih terlalu terkungkung dengan kediktatoran dan kekerasan sehingga menghambat perkembangan umat muslim itu sendiri. Untuk mendapatkan masa depan yang lebih baik maka seperti yang diperintahkan oleh Allah, manusia didalam hidupnya wajib berikhtiar dan tidak boleh mudah menyerah kepada nasib tanpa berusaha. Berikhtiar hukumnya wajib dilakukan sebagai upaya dalam mencapai segala tujuan menurut kemampuan kita masing-masing, diiringi denganmengisi hidup dengan amalan-amalan yang mempunyai arti dan bermakna disisi Allah, agar mencapai masa depan yang lebih baik. Maka walaupun Islam sempat memngalami kejatuhan dan kemunduran hebat, dengan usaha yang serius berkelanjutan inshaaAllah akan mendapatkan masa depan yang cerah.

b. Pelibat Wacana

Pelibat dalam teks tersebut merupakan Ziauddin Sardar. Pria yang merupakan tokoh ilmuwan kebudayaan ini, telah terbiasa memperhatikan perkembangan masyarakat dan kebudayaan. Sehingga, beliau telah mempelajari dan memperhatikan apa-apa saja yang sedang berusaha dilakukan oleh umat muslim, dan hal-hal yang terjadi dalam kebudayaan Islam. Pelibat merupakan salah satu tokoh ilmuwan polymath international, yang mendambakan berkembangnya umat menjadi masyarakat dunia yang Islam dan Islami. Beliau merupakan tokoh inspiratif yang amat dikenal, terutama oleh warga Negara Inggris.

c. Sarana Wacana

Sarana wacana yang terdapat dalam teks mengisyaratkan adanya sebuah pengalaman pribadi penulis buku atas bahasan dalam halaman tersebut, yakni mengenai usaha kebangkitan umat muslim. Dalam teks ini ditemukan adanya perbandinganpertentangan kata yang diungkapkan dengan gaya bahasa majas metafora. Majas metafora adalah salah satu jenis dari majas perbandingan. Majas metafora merupakan majas yang menggunakan kata atau kelompok kata dengan arti bukan sesuangguhnya untuk membandingkan suatu benda dengan yang lainnya. Majas ini terlihat ketika dalam sebuah kalimat terdapat pernyataan dengan kata yang sama atas suatu objek dengan makna konotasi. Yang dimaksud dengan penggunaan majas metaofora terdapat pada teks yang digarisbawahi dalam kalimat ini ..membentuk tanggungjawab dan masa depan yang cerah. Teks yang digarisbawahi yakni kata ‘cerah’ yang biasanya digunakan untuk hal-hal yang berhubungan dengan cahaya, dipasangkan dengan kata ‘masa depan’. Kata ‘cerah’ bermakna visual sesuatu yang jelas, terang dan terlihat. Berkebalikan dengan kata ‘suram’, yang semakna dengan kata duka, gelap, blur, dan tidak jelas. Kata ‘masa depan’ yang disandingkan dengan ‘cerah’, dimaksudkan mengenai masa depan yang jelas, sukses dan menyenangkan.

B. Analisis Representasi Dakwah Sejarah Islam melalui Media Buku

Representasi adalah suatu hal yang tak terpisahkan ketika seseorang atau sekelompok orang berusaha menonjolkan citra dalam sudut pandangnya atas suatu objek tertentu, terutama melalui media. Representasi melalui teks dapat dimaknai sebagai pencitraan suatu objek yang ditampilkan dan dijelaskan melalui bahasa. Maka, menurut Stuart Hall dalam teori Representasi Media-nya, yang patut dikritisi adalah pemakaian bahasa yang ditampilkan oleh media yang mewadahinya 7 . Begitupula dalam hal penyebaran kepercayaan, citra sebuah agama direpresentasikan oleh komunikan melalui bentuk ucapan, tulisan, dan perbuatan melalui media. Dalam hal dakwah pun sama saja seperti dalam mencitrakan hal lainnya. Hall menunjukkan bahwa sebuah citra akan mempunyai makna yang berbeda dan tidak ada garansi bahwa citra akan berfungsi atau bekerja sebagaimana mereka dikreasi atau dicipta. 8 Sebuah kebudayaan tentunya amat memerlukan representasi yang tepat danbenar dalammencitrakan keberadaannya. Begitupula yang terjadi 7 Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar analisis Teks Media, Yogyakarta: LKIS, 2009 hal.113. 8 Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar analisis Teks Media, hal.113.