4. Topik: Ilmu dan Peradaban Muslim Kategori
Temuan Keterangan
Medan Wacana
Field
of Discourse
Setiap catatan tak terbebas dari kemungkinan
salah… Pertama
adalah karena pemihakan terhadap keyakinan atau pendapat… faktor
kedua terlalu
percaya kepada
narasumber… ketiga adalah gagal memahami apa yang dimaksudkan…
keempat adalah
salah dalam
mempercayai kebenaran… kelima adalah
ketidakmampuan menempatkan suatu kejadian sesuai
dengan konteks
sebenarnya… keenam adalah hasrat wajar untuk
memperoleh penghargaan
dari orang yang mempunyai posisi lebih
tinggi, dengan menghikmati mereka, dengan menyebarkan popularitas
mereka… ketujuh dan yang paling penting,
adalah pengabaian
terhadap kaidah-kaidah
yang berlaku dalam perubahan sosial
masyarakat. hal.111 Berupa
hipotesis; hasil
pengalaman; teknis
keilmuwan
Pelibat Wacana
Tenor of Discourse
Ibnu Khaldun Pakar
ahli pencatatanhistoriografi;
terlembaga tokoh agama terhadap masyarakat
Sarana Wacana
Mode of Discourse
-penyebutan dan penjelasan secara numeric, pada medan wacana-
Diksi majas Enumerologi; penjelasan
detil; semi
teknis; teks tertulis
a. Medan Wacana
Topik mengenai ilmu dan peradaban Islam dalam buku initerdapat paada halaman 76-125. Teks yang terdapat dalam medan wacana
merupakan sebuah hipotesis yang didapatkan pelibat dari penelitiannya
mengenai ilmu historiografi dan pencatatan, bahwa setiap catatan tak terbebas dari kemungkinan salah.
Sampel ini dipilih dikarenakan dapat mewakilkan pendapat dalam buku, terutama dalam topik ini bahwa ilmu dan pengetahuan merupakan
hal yang cukup penting dalam kebudayaan Islam, buktinya adalah dengan munculnya penemuan-penemuan yang salah satunya adalah dibidang
historiografi. Kalimat pertama yakni “Pertama adalah karena pemihakan
terhadap keyakinan atau pendapat”, karena pemihakan membuka kecenderungan sebuah catatan menjadi tidak objektif, tidak netral dan
tidak dapatmelihat kebenaran secara bersih. “Faktor kedua terlalu percaya kepada narasumber”, hal ini juga menyebabkan adanya ketimpangan arus
informasi, yang seharusnya dilakukan pengecekan ulang atas info yang didapat. “Ketiga adalah gagal memahami apa yang dimaksudkan,
Keempat adalah salah dalam mempercayai kebenaran, Kelima adalah ketidakmampuan menempatkan suatu kejadian sesuai dengan konteks
sebenarnya” sebagai peneliti tentunya harus berusaha memahami yang dimaksudkan dengan adanya pengecekan dan pengkajian ulang dengan
mendalam dan kritis, jangan sampai salah dalam memahami kebenaran, dan salah dalam penempatannya. “Keenam adalah hasrat wajar untuk
memperoleh penghargaan dari orang yang mempunyai posisi lebih tinggi, dengan menghikmati mereka, dengan menyebarkan popularitas mereka,”
Hal ini merupakan hal yang tidak baik. Riya bukanlah sifat baik, pun juga